9 Adab Menasihati dalam Islam, Tidak Boleh Mempermalukan Orang Lain
Dalam Islam, nasihat boleh diberikan dengan tujuan untuk memberi masukan yang baik
18 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Islam mengajarkan umatnya untuk menasihati seseorang sesuai adab. Hal ini dilakukan agar orang yang dinasihati tidak merasa terpojok atau disalahkan.
Selain itu, seseorang juga tidak diperbolehkan untuk menasihati orang lain dengan niatan mempermalukan.
Dalam agama Islam, nasihat boleh diberikan dengan tujuan memberi masukan yang baik. Setiap umat muslim diizinkan untuk menasihati atau dinasihati.
Dalam hadis dari Tamim Ad Dariy, Rasulullah SAW bersabda: "Agama adalah nasehat,"Para sahabat bertanya: "Untuk siapa?"
Beliau menjawab: "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat muslim seluruhnya." (HR. Muslim, no. 55)
Nah, kali ini Popmama.com siap membahas lebih lanjut mengenai adab menasihati dalam Islam mengutip dari berbagai sumber.
1. Niat untuk mendapatkan rida Allah SWT
Melansir dari buku Pelajaran Adab Islam 2 oleh Ahmad Syuki dkk, dijelaskan tentang beberapa adab yang perlu dilakukan umat Islam ketika menasihati orang lain. Salah satunya ialah berniat untuk mendapatkan rida dari Allah SWT.
Seseorang yang ingin menasihati orang lain hendaknya memiliki niat untuk mendapatkan rida Allah SWT. Sebab, amalan kebaikan tidak akan diterima atau tidak dianggap sebagai amalan salih kecuali berniat dengan ikhlas.
Dari Umar bin Khathab, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai apa yang diniatkannya.” (HR.Bukhari dan Muslim)
2. Menasihati orang lain sesuai syariat Islam
Selain diperlukan niat yang ikhlas, memberikan nasihat kepada orang lain juga harus benar dan sesuai syariat.
Dalam hadis Abu Sa'id Khudhri, Rasulullah SAW menjelaskan tingkatan urutan dalam mengingkari kemungkaran. Beliau bersabda:
"Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)
Hadis ini mengatakan jika seseorang tidak mampu mengingkari suatu kemungkaran dengan tangan, maka tidak boleh nekat melakukan pengingkaran dengan tangan meski niatnya baik.
Hadis juga menjelaskan wajibnya seorang muslim mengikuti syariat Islam dalam mengingkari kemungkaran dan juga nasihat.
3. Menasihati secara rahasia
Sebaik-baiknya nasihat adalah yang dilakukan secara empat mata alias tidak perlui diketahui siapa pun. Kalau perlu nasihat bahkan tersebut disampaikan secara rahasia. Islam menganjurkan umatnya untuk memberikan nasihat tidak dihadapan orang banyak.
Dengan begitu, tujuan menasihati tercapai dengan baik tanpa adanya seseorang yang merasa disalahkan. Sebab, menasihati seseorang di hadapan banyak orang justru akan membuat orang tersebut malu dan merasa disalahkan.
Imam Asy Syafi'i rahimahullah berkata: "Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk sesuatu pelecehan yang aku tidak suka mendengarkannya. Jika engkau menyelisihi dan menolak saranku. Maka janganlah engkau marah jika kata-katamu tidak aku turuti." (Diwan Asy Syafi 'i, hal. 56).
Editors' Pick
4. Menasihati dengan tutur kata yang lembut
Ketika berniat untuk menasihati seseorang, hendaklah kamu menyampaikan dengan tutur kata yang lemah lembut. Seseorang yang ingin memberikan nasihat haruslah memiliki sikap lembut dan beradab dalam menyampaikan nasihat.
Meski orang yang dinasihati berada di jalur yang salah, tetap hindari untuk mengungkapkan dengan kalimat yang seolah-olah memojokannya. Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya. Dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya." (HR. Muslim)
5. Jangan memaksa orang lain untuk menerima nasihatmu
Salah satu kewajiban umat muslim adalah menasihati saudaranya jika ia melakukan suatu keburukan. Perlu diingat, tujuan kamu memberi nasihat hanya untuk menunjukkan jalan yang benar, bukan memerintah orang tersebut untuk melakukannya.
Jangan pernah memaksa orang itu untuk menerima nasihatmu secara langsung. Dalam memberikan nasihat, diperlukan hati yang lapang bila nasihat tidak diindahkan oleh orang tersebut.
6. Mencari waktu yang tepat untuk menasihati
Perlu diingat bahwa setiap orang tidak selalu dalam keadaan siap untuk menerima masukan orang lain. Terkadang, ada kondisi hati seseorang sedang gundah, marah, sedih, atau bahkan menolak nasihat apa pun dari orang lain.
Itu sebabnya, kamu perlu memilih waktu yang tepat agar nasihatmu sampai dan masuk ke hati seorang penerima nasihat. Ibnu Mas'ud pernah bertutur:
"Sesungguhnya adakalanya hati bersemangat dan mudah menerima, dan adakalanya hati lesu dan mudah menolak. Maka ajaklah hati saat dia bersemangat dan mudah menerima dan tinggalkanlah saat dia malas dan mudah menolak." (Al Adab Asy Syar'iyyah, Ibnu Muflih)
7. Dalam hati berniat menasihati sebagai bentuk pengingat
Hendaknya kamu memberikan nasihat dengan maksud memperbaiki kesalahan saudaramu sebagai cara berdakwah yang baik menurut Islam. Hal ini dinilai lebih baik dibandingkan untuk ‘menunjukkan diri’ merasa lebih benar dan lebih berilmu.
Jangan pernah memberikan nasihat dengan pemikiran diri sendiri lebih baik dan benar dibanding orang lain. Berilah nasihat dengan memposisikan diri bahwa kamu juga masih perlu belajar. Dengan begitu, nasihat yang diberikan lebih efektif.
“Sesungguhnya setiap menasihati itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan.” (HR.Bukhori Muslim)
8. Menasihati sesuai ilmu yang dimiliki
Banyak orang di luar sana yang menasihati tanpa pengetahuan yang cukup. Mereka hanya menasihati berdasarkan prasangka atau dugaan tanpa tahu fakta sebenarnya.
Jika memang berniat memperbaiki kesalahan orang lain, sebaiknya kita memberikan nasihat sesuai dengan ilmu yang telah kamu pelajari dan bisa dipertanggung jawabkan kelak.
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya." (QS. Al Isra' 36).
9. Sabar ketika menasihati orang lain
Tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti memberikan nasihat, meski masukan yang telah disampaikan tidak pernah dihiraukan orang lain. Maka dari itu, bersabar menjadi salah satu bagian dari adab menasihati dalam Islam.
“Dan berperingatanlah karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Adz Dzaariyaat 55).
Jadi, jangan pernah bosan untuk memberi nasihat kepada orang lain, ya. Sebab, sekeras apa pun batu pasti lama-lama akan berlubang jika terus-menerus diteteskan air, apalagi hati manusia.
Demikian mengenai adab menasihati dalam Islam. Semoga informasinya membantu, ya.
Baca juga:
- 12 Nasihat Pernikahan dari Ustaz Abdul Somad, Jadi Bahan Renungan
- 15 Nasihat Pernikahan dari Mamah Dedeh, Menggapai Keberkahan Bersama
- Bisa Dicontoh, 5 Nasihat Luqman Al Hakim kepada Anaknya