10 Kisah Cinta dalam Islam yang Menyentuh, Romantis dan Inspiratif

Sangat menginspirasi, ada kisah cinta dari Nabi Muhammad SAW hingga Nabi Yusuf AS

16 Agustus 2024

10 Kisah Cinta dalam Islam Menyentuh, Romantis Inspiratif
Pexels/Hussein Almeemi

Begitu banyak kisah cinta dalam Islam yang menyentuh hati dan berakhir dengan hidup bahagia bersama pujaan hati. Sejak duhulu kala, sudah banyak kisah cinta nabi dan para sahabatnya yang tidak kalah romantis seperti zaman sekarang.

Bahkan, beberapa kisahnya disebut-sebut layaknya cerita dari film bergenre romantis yang laris di pasaran. Deretan kisah cinta ini bisa menjadi pelajaran dan inspirasi agar kehidupan rumah tangga tetap berada di jalan Allah SWT.

Berikut Popmama.com siap mengulas sederet kisah cinta dalam Islam yang menyentuh hati.

Kumpulan Kisah Cinta dalam Islam yang Menyentuh

1. Rasulullah SAW dan Khadijah binti Khuwailid

1. Rasulullah SAW Khadijah binti Khuwailid
Freepik/wirestock

Teladan umat Islam ialah Rasulullah SAW. Ia membuktikan bahwa cintanya kepada Khadijah tetap abadi, walau sang Istri sudah meninggal. Jauh sebelum itu, ternyata Rasulullah telah memendam cintanya kepada Khadijah sebelum mereka menikah.

Setahun setelah keperjian Khadijah, ada seorang perempuan shababiyah yang mendatangi Rasulullah, kemudian bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki sembilan keluarga dan harus menjalankan seruan besar.”

Sambil berderai air mata Rasulullah menjawab, “Masih adakah orang lain setelah Khadijah?”

Jika saja Allah SWT tidak memerintahkan Muhammad SAW untuk menikah, pastilah beliau tidak akan menikah untuk selama-lamanya. Nabi Muhammad SAW menikahi Khadijah layaknya para lelaki.

Sedangkan, pernikahan-pernikahan yang dilakukan setelah itu hanya karena tuntutannya sebagai Nabi SAW. Beliau tidak pernah melupakan Khadijah, walau sang Istri telah meninggal selama 14 tahun lamanya.

2. Rasulullah SAW dan Aisyah

2. Rasulullah SAW Aisyah
Freepik/Jcomp

Ketika Nabi Muhammad SAW ditanya siapa istri yang paling dicintainya, tanpa berpikir panjang Rasulullah akan menjawab nama Aisyah. Tetapi ketika ditanya cintanya kepada Khadijah, beliau menjawab “Cinta itu Allah karuniakan kepadaku,”.

Cinta Rasulullah kepada Aisyah dan Khadijah berbeda, serta keduanya punya pesona masing-masing. Khadijah memiliki pesona kematangan jiwa. Pesona tersebut memunculkan cinta sejati yang Allah SWT kirimkan ke dalam jiwa Nabi SAW.

Tak heran jika cinta Rasulullah tak kunjung hilang meski Khadijah telah tiada, sehingga Aisyah cemburu kepadanya. Sementara itu, pesona Aisyah merupakan gabungan dari kecantikan, kecerdasan, dan kematangan diri.

Ummu Salamah pernah berkata, “Rasul tidak dapat menahan diri jika bertemu dengan Aisyah,”

Banyak kisah romantis yang menghiasi kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad SAW dan Aisyah.

Rasul pernah berlomba lari dengan Aisyah, bermanjaan diri kepada Aisyah. Bahkan, Rasul menyematkan panggilan kesayangan kepada Aisyah dengan menyebutnya Humaira.

Rasul juga pernah disisirkan rambutnya oleh Aisyah, dan masih banyak lagi kisah romantis serupa pasangan suami istri ini.

3. Abdurrahman bin Abu Bakar

3. Abdurrahman bin Abu Bakar
Freepik/freepik

Abdurrahman bin Abu Bakar Ash Shiddiq dan istrinya, Atika, dikenal sebagai pasangan suami istri yang saling mencintai. Suatu hari, Abu Bakar merasa khawatir dan meminta Abdurrahman menceraikan istrinya karena takut cinta keduanya berujung melalaikan ibadah.

Abdurrahkan pun menuruti perintah sang Papa, meski cintanya pada Atika begitu besar. Walaupun sudah bercerai, Abdurrahman tentu tidak bisa melupakan Atika begitu saja. Selama berhari-hari hidupnya larut dalam duka, walau telah berusaha untuk tegar.

Perasaan Abdurrahman itu pun melahirkan syair cinta indah sepanjang masa:

Demi Allah, tidaklah aku melupakanmu

Walau mentari tak terbit meninggi

Dan tidaklah terurai air mata merpati itu

Kecuali berbagi hati

Tak pernah kudapati orang sepertiku

Menceraikan orang seperti dia

Dan tidaklah orang seperti dia dithalaq karena dosanya

Dia berakhlaq mulia, beragama, dan bernabikan Muhammad

Berbudi pekerti tinggi, bersifat pemalu dan halus tutur katanya

Melihat keterpurukan anaknya, akhirnya hati Abu Bakar luluh. Mereka diizinkan untuk rujuk kembali. Dari kisah ini, terbukti bahwa cinta Abdurrahman tak akan mengorbankan Ibadah dan jihadnya di jalan Allah SWT. Tak berapa lama kemudian, tekbukti ia syahid.

Editors' Pick

4. Umar bin Abdul Aziz

4. Umar bin Abdul Aziz
Freepik/rawpixel.com

Suatu hari, khalifah termasyhur dalam Bani Umayyah, yakni Umar bin Abdul Aziz, jatuh cinta kepada seorang perempuan. Namun istrinya, Fatimah binti Abdul Malik, tidak pernah mengizinkan suaminya untuk menikah lagi.

Kemudian, diceritakan bahwa Umar jatuh sakit akibat kelelahan usai mengatur urusan pemerintahan. Fatimah pun datang membawa seseorang yang spesial guna menghibur suaminya.

Ia menghadirkan perempuan yang telah lama dicintai Umar. Ternyata, perempuan tersebut secara diam-diam juga memendam rasa untuk Umar. Namun, Umar justru berkata “Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,"

Akhirnya, ia menikahi perempuan tersebut dengan lelaki lain. Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, perempuab itu bertanya, "Umar, dulu kamu pernah mencintaiku. Tapi ke manakah cinta itu sekarang?"

Umar bergetar haru, ia kemudian menjawab, "Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya lebih dalam.”

5. Thalhah bin ‘Ubaidillah

5. Thalhah bin ‘Ubaidillah
Freepik/freepik

Diceritakan pada suatu hari Thalhah bin ‘Ubaidillah sedang berbicang dengan Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW, yang masih terhitung sebagai sepupunya. Rasulullah datang dan raut wajahnya langsung berubah tidak suka.

Dengan isyarat, beliau meminta Aisyah masuk ke dalam bilik. Wajah Thalhah sontak memerah dan undur diri dengan bergumam dalam hati, “Beliau melarangku berbincang dengan ‘Aisyah. Tunggu saja, jika beliau telah diwafatkan Allah, takkan kubiarkan orang lain mendahuluiku melamar ‘Aisyah.”

Gumam hati dan ucapan Thalhah wahyu dan Allah menurunkan firman-Nya kepada sang Nabi dalam ayat ke-53 dalam surah Al-Ahzab, yang berbunyi:

“Dan apabila kalian meminta suatu hajat kepada istri Nabi itu, maka mintalah pada mereka dari balik hijab. Demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka. Kalian tiada boleh menyakiti Rasulullah dan tidak boleh menikahi istri-istrinya sesudah wafatnya selama-lamanya.”

Saat ayat itu dibacakan kepadanya, Thalhah menangis. Ia kemudian memerdekakan budaknya, menyumbang 10 unta ke jalan Allah, dan menunaikan jahi dengan berjalan kaki sebagai bentuk taubat dari ucapannya.

Sebagai gantinya, Thalhah menamai putri kecilnya dengan Aisyah binti Thalhah. Perempuan berparas memesona yang menjadi permata pada zamannya berkat paras, kecerdasan, dan kecemerlangannya. Persis seperti Aisyah binti Abu Bakar yang pernah dicintainya dulu.

6. Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra

6. Ali bin Abi Thalib Fatimah Az-Zahra
Freepik

Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra luar biasa indah dan menginspirasi. Cinta keduanya terjaga kerahasiaannya dalam bersikap, ekspresi, dan tutur kata, sehingga Allah SWT menyatukan mereka dalam ikatan pernikahan.

Konon saking rahasianya, setan sampai tidak tahu tentang perasaan cinta yang dimiliki keduanya. Ali telah terpesona kepada Fatimah sejak lama, lantaran karena kesantunan, ibadah, kecekatan kerja, dan paras menawan dari putri kesayangan Rasulullah SAW tersebut.

Hati Ali merasa sakit ketika melihat Abu Bakar dan Umar bin Khattab melamar Aisyah, sementara dirinya sendiri pun belum siap untuk melakukan hal yang sama. Namun, kesabarannya berbuah manis.

Lamaran kedua orang sahabat Nabi yang tidak perlu diragukan lagi kesolehannya tersebut rupanya ditolak oleh Rasulullah SAW. Dari situ, akhirnya Ali memberanikan diri untuk melamar Fatimah dan ternyata lamarannya yang hanya bermodalkan baju besi diterima.

Di sisi lain, Fatimah rupanya telah memendam rasa cinta kepada Ali sejak lama. Setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya,”

Ali pun bertanya mengapa Fatimah tetap mau menikah dengannya dan apakah ia menyesal telah menikah dengannya. Sembari tersenyum Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”.

7. Kisah cinta yang membawa keduanya bertemu di surga

7. Kisah cinta membawa kedua bertemu surga
Freepik/pressfoto

Dikisahkan ada sosok lelaki berparas menawan yang dikenal rajin dan taat. Suatu waktu dia berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha. Ia melihat seorang perempuan berparas memesona, sehingga dirinya jatuh cinta dan kasmaran.

Ternyata, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya lelaki tersebut mengutus seseorang untuk melamar sang kekasih hati. Sayangnya, sang Papa mengabarkan bahwa putrinya telah dijodohkan dengan sepupunya.

Kendati begitu, cinta mereka tidak padam begitu saja, bahkan semakin mengobar. Dari situ, sang Perempuan pun berinisiatif mengirim pesan, berisikan, “Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku.”

Dijawab oleh lelaki tadi melalui orang suruhannya, “Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar. Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.”

Ketika disampaikan pesan tadi kepada si Perempuan, dia berkata, "Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu."

Dari situ, perempuan tersebut langsung meninggalkan urusan dunia serta menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di sisi lain, dia masih menyimpan rasa cinta dan rindu kepada pujaan hatinya.

Perlahan, tubuhnya mulai kurus karena menahan rasa rindu, hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Lelaki itu sering sekali berziarah ke makam, menangis, sekaligus mendoakannya.

Suatu hari, dia tertidur di atas kuburan perempuan yang dicintainya itu. Dia bermimpi bertemu dengan kekasih hatinya dengan penampilan yang sangan baik. Dalam mimpi dia bertanya, “Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?”

Dia menjawab, "Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan."

Lelaki itu kembali bertanya, “Jika demikian, ke manakah kau menuju?"

Perempuan tersebut menjawab, "Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak."

Sang Lelaki berkata, "Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu."

Dan dijawab, "Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah."

Lelaki itu bertanya, "Kapan aku bisa melihatmu?"

Perempuan itu pun menjawab, "Tak lama lagi kau akan datang melihat kami."

Tepat tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, lelaki tersebut dipanggil oleh Allah SWT karena dinyatakan meninggal dunia.

8. Zulaikha dan Yusuf AS

8. Zulaikha Yusuf AS
Pexels/Caio

Cinta Zulaikha kepada Nabi Yusuf AS sangatlah besar. Konon, Zulaikha sampai takut cintanya kepada Yusuf merusak cintanya kepada Allah SWT. Buat yang belum tahu, Zulaikha merupakan seorang putri raja dari kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir.

Kisah Zulaikha dan Nabi Yusuf AS terdapat dalam Alquran Surah Yusuf ayat 21 sampai 36 serta ada juga di ayat 51. Setelah ayat tersebut, Alquran tidak menceritakan lebih lanjut hubungan keduanya.

Namun, Ibn Katsir di dalam Tafsir Surah Yusuf memetik bahwa Muhammad bin Ishak berkata jika kedudukan yang diperoleh Yusuf AS oleh raja mesir merupakan kedudukan yang dulunya dimiliki suami Zulaikha sebelum dipecat.

Sesudah suaminya meninggal, Yusuf dikisahkan telah beristrikan Zulaikha. Setelah resmi menjadi pasangan suami istri, berkatalah Yusuf kepada Zulaikha, “Tidakkah keadaan dan hubungan kita sekarang ini lebih baik dari apa yang pernah engkau inginkan?”

Zulaikha pun menjawab, “Janganlah engkau menyalahkan aku, hai kekasihku, aku sebagai wanita yang cantik, muda belia bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin, menemuimu sebagai pemuda yang tampan, gagah perkasa bertubuh indah, apakah salah bila aku jatuh cinta kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita yang bersuami?”

Dikisahkan pula bahwa Yusuf menikahi Zulaikha masih dalam keadaan perawan. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai dua orang putra bernama Ifraitsim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf.

9. Ummu Sulaim dan Abu Thalhah

9. Ummu Sulaim Abu Thalhah
Freepik/master1305

Ummu Sulaim adalah janda dari Malik bin Nadhir. Abu Thalhah yang telah memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memberanikan diri untuk menikahi Ummu Sulaimn tanpa banyak pertimbangan.

Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaimn dengan nada sopan dan penuh rasa hormat membuat Abu Thalhah tak berkutik, “Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah. Hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah. Maka tak pantas bagiku menikah denganmu. Coba kamu tebak apa keinginan saya?”

“Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan,” kata Abu Thalhah.

“Sedikit pun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan. Yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam,” tukas Ummu Sualim.

“Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?” tanya Abu Thalhah.

“Tentu saja pembimbingmu adalah Rasulullah sendiri,” tegas Ummu Sulaimn.

Maka Abu Thalhah langsung pergi menjumpai Rasulullah SAW, yang kala itu sedang duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah berkata, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.”

Ummu Sulaimn hanya mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikit pun merasa tergiur oleh kenikmatan yang dijanjikan. Lisan Abu Thalhah pun mengulang-ulang kalimat, “Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya."

Pada akhirnya, menikahkah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah. Mahar yang diterima adalah berupa keislaman suaminya.

Hingga Tsabit –seorang perawi hadits- meriwayatkan dari Anas, "Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya."

Keduanya pun menjalani kehidupan rumah tangga dengan damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.

10. Kisah seorang lelaki yang menemukan apel

10. Kisah seorang lelaki menemukan apel
unsplash/Priscilla Du Preez

Alkisah, ada seorang lelaki yang berniat menuntut ilmu. Saat dalam keadaan haus, ia tidak sadar memakan apel yang ditemukannya di sungai. Dia merasa bersalah karena memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu.

Akhirnya, ia menunda perjalanannya menuntut ilmu demi bisa bertemu dengan sang pemilik apel. Tak lama kemudian, dia sampai ke rumah pemilik apel yang dihiasi kebun apel tumbuh dengan lebatnya.

“Assalamualaikum,”

"Waalaikumsalam wr.wb." jawab lelaki tua dari dalam rumahnya.

Setelah dipersilahkan masuk, sang Lelaki langsung mengatakan maksud kedatangannya tanpa bertele-tele.

"Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau rida apel ini aku makan pak tua?” tanyanya.

Lalu pak tua itu menjawab. "Tak usah kau bayar apel itu, tapi kau harus bekerja di kebunku selama tiga tahun tanpa dibayar, apakah kau mau?"

Lelaki tersebut tampak berpikir, namun pada akhirnya selama tiga tahun ia rela bekerja tanpa digaji. Sebab, itu satu-satunya pilihan agar apel yang sudah dimakannya diridai.

Tak terasa sudah tiga tahun ia bekerja di kebun. Di hari terakhir bekerja, ia hendak pamit kepada pemilik kebun.

"Pak tua, sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir, apakah sekarang kau rida kalau apelmu sudah aku makan?"

Pak tua itu diam sejenak, kemudian menjawab, "Belum."

Lelaki itu terhenyak. "Kenapa pak tua, bukankah aku sudah bekerja selama tiga tahun di kebunmu."

"Ya, tapi aku tetap tidak rida jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi."

"Apa itu pak tua?"

"Kau harus menikahi putriku, apakah kau mau?"

"Ya, aku mau." jawabnya.

Bapak tua itu menambahkan lebih lanjut. "Tapi, putriku buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kau mau?"

Lelaki tersebut tampak berpikir, namun lagi-lagi dia kembali mengingat segigit apel yang telah dimakannya. Dia pun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel demi mencari rida atas apel yang telah dimakannya.

"Baiklah pak, aku mau."

Setelah ijab kabul dilaksanakan, lelaki itu pun masuk ke kamar pengantin. Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya ia saat mendengar salamnya dibalas dalam kamarnya. Seketika ia berlari untuk mencari pak tua yang telah menjadi mertuanya.

"Ayahanda, siapakah wanita yang ada didalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan istriku?"

Pak tua itu tersenyum dan menjawab, "Masuklah nak, itu kamarmu dan yang di dalam sana adalah istimu."

Tentu hal tersebut membuatnya bingung. "Tapi ayahanda, bukankah istriku buta, tuli tapi kenapa dia bisa mendengar salamku? Bukankah dia bisu tapi kenapa dia bisa menjawab salamku?”

Pak tua itu lagi-lagi tersenyum dan menjelaskan,"Ya, memang dia buta, buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah, dan dia lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat."

Sang Lelaki hanya terdiam dan mengucap lirih: "Subhanallah,”

Mereka pun hidup bahagia berkat cinta dari Allah SWT.

Jadi itulah beberapa kisah cinta dalam Islam yang menyentuh hati. Benar-benar inspiratif, ya?

Baca juga:

The Latest