Drama Korea When Life Gives You Tangerines kini tengah digemari oleh banyak orang, termasuk bagi para pencinta drakor di Indonesia. Drama ini dibintangi oleh IU dan Park Bo Gum sebagai pemeran utama.
When Life Gives You Tangerine bukan sekadar drama yang menyuguhkan kisah cinta biasa, tetapi turut melibatkan berbagai konflik hubungan yang membuat banyak penonton terasa semakin relate.
Maka dari itu, berikut Popmama.comsiap membahas pelajaran cinta drakor When Life Gives You Tangerines.
Pelajaran Cinta Drakor When Life Gives You Tangerines
1. Kasih sayang Ae Sun kepada sang mama
Instagram.com/netflixkr
Di awal episode, penonton disuguhkan oleh hubungan haru antara Ae Sun (IU) dan sang mama, Gwang Rye (Yeom Hye Ran). Diceritakan bahwa Ae Sun terpaksa harus pindah ke rumah pamannya.
Hal ini dikarenakan Gwang Rye menilai hidupnya terlalu miskin untuk membesarkan Ae Sun, sedangkan dirinya harus menanggung kehidupan dua anak lainnya yang masih kecil.
Meski dibesarkan dengan cara yang jauh dari kata lembut, Ae Sun tetap menyayangi mamanya. Besarnya cinta Ae Sun terlihat jelas saat ia terang-terangan mengatakan, “Aku menyukaimu karena kamu ibuku. Bukankah itu sudah jelas?”
2. Ae Sun dan Gwan Sik memiliki cinta yang setara
Instagram.com/netflixkr
Sejak kecil, Gwan Sik (Park Bo Gum) mencintai Ae Sun dengan tulus. Sayangnya, cinta saja tidak cukup untuk menghadapi kerasnya hidup. Usai menikah, keduanya menghadapi banyak tantangan, mulai dari ekonomi hingga tekanan sosial.
Meski diterpa banyak cobaan, Gwan Sik dan Ae Sun tetap menjadi pasangan yang saling menguatkan satu sama lain. Gwan Sik mencoba menjadi suami yang baik dengan bekerja keras.
Sementara itu, Ae Sun menjadi istri penyayang yang membesarkan anak-anak mereka dengan baik. Dari sini, kita belajar bahwa hidup penuh tantangan dan cinta yang imbang harus berjalan berdampingan.
Editors' Pick
3. Cinta seorang mama yang mendukung keinginan anaknya
Instagram.com/netflixkr
Ae Sun berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah yang hidup di desa. Sejak kecil, ia selalu dipandang rendah lantaran berasal dari keluarga yang kekurangan secara finansial.
Walau begitu, Ae Sun merupakan perempuan yang memiliki impian tinggi. Di tengah kesulitan ekonomi, Gwang Rye tidak mau Ae Sun beranggapan bahwa kemiskinan menjadi penghalang bagi putrinya untuk menjalani hidup dengan lebih baik.
Gwang Rye pernah berkata kepada Ae Sun, “Aku yang miskin, bukan kamu. Jangan ragu, jalani hidupmu sepenuhnya."
4. Gwan Sik sebagai lelaki yang memiliki cinta tulus
Instagram.com/netflixkr
Awalnya, Ae Sun bersikeras untuk tidak menikah dengan laki-laki yang berasal dari desanya, Jeju. Ia sangat ingin menikah dengan laki-laki kaya raya yang berasal dari kota besar seperti Seoul.
Namun, perasaan tidak bisa bohong sepenuhnya. Pada akhirnya, ia menikah dengan teman masa kecil yang selama ini selalu peduli terhadapnya, yaitu Gwan Sik.
Salah satu alasan Ae Sun menikah dengan Gwan Sik adalah karena ia percaya bahwa Gwan Sik merupakan sosok lelaki tulus yang tidak akan menghancurkan hatinya.
Ae Sun berkata, “Mungkin kita akan mengalami hari-hari sulit tanpa makanan, tapi kau tidak akan pernah menghancurkan hatiku."
5. Gwan Sik sebagai suami dan papa yang baik
Instagram.com/netflixkr
Cinta Gwan Sik kepada Ae Sun bukan sekadar tentang memiliki, tetapi juga tentang menjaga dan berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Gwan Sik mencintai Ae Sun sebagai seorang istri dan mama dari anak-anaknya.
Ketika Ae Sun hamil, Gwan Sik senantiasa menemani dan merawatnya dengan baik agar sang istri tidak pernah merasa sedih. Saat Ae Sun merawat anak-anak mereka, Gwan Sik juga turut terlibat agar istrinya tidak merasa kewalahan.
6. Rasa kehilangan anak menjadi luka yang paling dalam di hati
Instagram.com/netflixkr
Selain ditinggalkan mama kandungnya di usia muda, Ae Sun juga harus menghadapi kenyataan bahwa anak bungsunya yang baru berusia tiga tahun meninggal dunia.
Ae Sun dan Gwan Sik mengalami syok berat saat menemukan putra kecil mereka ditemukan tak bernyawa di tengah hujan badai besar. Keduanya menyalahkan diri sendiri karena merasa gagal melindungi anaknya.
Belasan tahun berlalu, rasa duka itu masih ada di tengah mereka. Ae Sun tidak bisa melihat anak berusia tiga tahun, sedangkan Gwan Sik menganggap putra mereka masih terus tumbuh.
7. Dukungan dan cinta tidak selalu datang dari keluarga, bisa juga dari orang-orang terdekat di sekitar kita
Instagram.com/netflixkr
Drama Korea When Life Gives You Tangerines juga mengajarkan penonton tentang kehidupan bertetangga. Setelah kematian sang mama, Ae Sun tidak memiliki keluarga suportif yang mendukung pilihannya.
Justru, pihak yang selalu mendukung dan memastikan Ae Sun hidup dengan baik adalah tetangga sekitar. Bahkan, saat cinta Ae Sun dan Gwan Sik tidak direstui oleh keluarga, para tetangga justru memberikan dukungan penuh agar keduanya bisa bersatu.
Demikian beberapa pelajaran cinta drakor When Life Gives You Tangerines. Jadi, pesan moral mana yang paling membekas di hati mama?