Sutradara Akui Film ‘Noktah Merah Perkawinan’ Tak Menekankan Selingkuh
Film ini bisa jadi bahan diskusi pasangan untuk saling mengerti definisi selingkuh sesungguhnya
17 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa di antara Mama yang tidak asing dengan sinetron ‘Noktah Merah Perkawinan’?
Tontonan yang sempat mengisi layar kaca pada tahun 1996-1998 ini diperankan oleh Ayu Azhari (Ambarwati) dan Cok Simbara (Priambodo).
Kelarisan sinetronnya terbukti dengan dibuat versi film dengan dibintangi sederet artis papan atas, seperti Marsha Timothy, Oka Antara, dan Sheila Dara.
Resmi tayang di bioskop pada 15 September 2022, ternyata film ‘Noktah Merah Perkawinan’ awalnya direncanakan tayang pada tahun 2021 lalu. Sebab, film ini telah memulai proses syuting pada September 2020 dan selesai di Oktober 2020.
Selain itu, Sutradara Sabrina Rochelle mengatakan jika film ini tidak hanya kisah yang menghadirkan orang ketiga semata. Tetapi, banyak juga pembelajaran yang bisa diperoleh dari berbagai point of view.
Berikut Popmama.com telah siapkan beberapa fakta selengkapnya.
Editors' Pick
1. Film ‘Noktah Merah Perkawinan’ tidak menekankan perselingkuhan
Film ‘Noktah Merah Perkawinan’ disutradarai oleh Sabrina Rochelle. Mungkin sebagian dari Mama yang telah menonton versi sinetron di masa lalu akan berpikir jika film ini akan menampilkan banyak adegan selingkuh.
Namun, Sabrina sendiri menyatakan versi filmnya tidak untuk menekankan perselingkuhan antara Gilang (Oka Antara) dan Yulinar (Sheila Dara).
“Banyak orang merasa film ‘Noktah Merah Perkawinan’ tentang perselingkuhan, karena belakangan mereka terpapar kisah tentang orang ketiga dalam arti yang benar-benar nyata. Sementara menurut saya perselingkuhan itu definisinya lebar,” kata Sabrina dalam acara Media Visit di IDN Media HQ, Kamis (15/9/2022).
Film ini juga bisa menjadi bahan diskusi bersama pasangan untuk saling memahami batasan-batasan yang sudah bisa dikategorikan sebagai selingkuh.
“Sebenarnya kita bukan mau tekanin ke perselingkuhan. Banyak kok masalah yang bisa dirasain sama pasangan juga, dan mungkin pernah dialami. POV di sini sangat banyak. Tapi karena film ini lekat dengan orang ketiga, makanya orang mindset-nya anggap perselingkuhan,” ungkap Sabrina.
2. Film dibuat se-relate mungkin untuk pasangan yang sudah lama menikah
Di Indonesia memang sudah banyak film yang mengangkat alur perselingkuhan atau kemunculan orang ketiga. Tentu dirilisnya film ini bukan untuk membuat orang di luar sana merasa takut dengan yang namanya pernikahan.
Justru, film ‘Noktah Merah Perkawinan’ bisa menjadi pembelajaran bagi pasangan suami-istri, terutama bagi mereka yang telah menjalani kehidupan rumah tangga selama lebih dari 10 tahun, seperti dua karakter utama di film,
“Ini bukan film buat nakut-nakutin orang tentang pernikahan, tapi ini balik lagi ke bagaimana kita bisa memaknainya. Saya berharap penonton bisa merasa relate dan mungkin ada beberapa yang pernah mengalaminya. Buat diambil pesan moralnya seperti apa tergantung masing-masing orang melihatnya,” ucap Sabrina.