Puber Kedua Dapat Terjadi pada Pasangan, Mitos atau Fakta?
Ketahui juga cara mengahadapi puber kedua pada pasangan!
20 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernikahan tidak selamanya indah, beberapa masalah bisa saja terjadi dalam rumah tangga dan membuatnya menjadi buruk.
Seiring dengan lamanya setiap pasangan menghabisi waktu bersama, maka tak dapat dipungkiri juga jika masalah akan semakin banyak timbul diantara keduanya.
MLC (Mid Life Crisis) selalu terjadi dalam konteks hubungan interpersonal, terlepas dari kapan terjadinya dan bagaimana bentuk hubungannya dengan pasangan.
Suatu saat bisa jadi kamu dan pasangan akan tiba pada kondisi yang membingungkan ketika tiba-tiba terjadi perubahan sikap yang ekstrim sehingga mengganggu kenyamanan hubungan.
Jika sudah begini, maka jangan pernah biarkan salah satu pasangan menghadapinya sendirian.
Hal tersebut bisa saja membuat salah satu pasangan merasa tidak nyaman dan mencari sosok baru yang dapat membuatnya lebih nyaman.
Memang, cinta merupakan hal yang rumit, bahkan ketika kita sudah memilikinya.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut Popmama.comtelah mengulas permasalah rumah tangga yang seringkali dikaitkan dengan puber kedua pada pasangan.
Apa dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Sekedar mitos ataukah sebuah fakta?
Simak ulasannya berikut ini!
Editors' Pick
1. Apakah itu puber kedua?
Pada dasarnya, pubertas hanya terjadi pada masa remaja dan tidak akan terjadi untuk kedua kalinya pada seseorang.
Namun, pada umumnya puber kedua seringkali dikaitkan dengan fase dimana seseorang merasa bosan dengan pasangannya dan mencari sosok lain yang dapat membuatnya lebih bersemangat.
Puber kedua sering digunakan untuk menyebut kondisi orang-orang paruh baya yang bertingkah laku kembali seperti remaja.
Dengan kata lain, puber kedua sering dikaitkan bagi orang dewasa yang sudah menikah, berubah perilakunya kembali seperti anak remaja kemudian ia melakukan perselingkuhan.
2. Mitos atau fakta?
Beberapa orang mengatakan bahwa puber kedua menjadi salah satu penyebab hancurnya rumah tangga mereka.
Namun sebenarnya, puber kedua hanyalah mitos belaka atau justru merupakan sebuah fakta?
Puber kedua sebenarnya tidak ada dalam dunia medis. Maka dapat dikatakan juga bahwa puber kedua merupakan sebuah mitos.
Meskipun dikatakan mitos, namun faktanya beberapa dari mereka terlihat lebih memperhatikan penampilan, memiliki perubahan mood yang lebih fluktuatif, lebih mudah stres, memiliki krisis kepercayaan diri, dan lebih agresif.
Pada dasarnya rasa bosan pada pasangan sehingga mencari kenyamanan pada orang lain bisa saja terjadi. Namun hal tersebut bukan dikatakan sebagai puber kedua, melainkan seseorang yang sedang mengalami fase MLC (Mid Life Crisis).