5 Perbedaan Cara Pola Asuh Orangtua Asia dan Eropa
Cara pengasuhan anak ternyata juga dipengaruhi oleh faktor budaya setempat
4 Desember 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Karakter dan pola pikir seseorang terbentuk dengan pengaruh berbagai faktor. Faktor yang berpengaruh besar diantaranya adalah pola asuh orangtua. Sebab, lingkungan pertama seorang anak adalah orangtuanya.
Pendidikan pertama seorang anak terbentuk oleh pengasuhan orangtua. Apalagi, di 0 - 5 tahun pertama adalah masa emas perkembangan anak.
Masa dimana secara fisik dan kemampuan otak berkembang sangat pesat di masa ini. Sehingga orangtua harus berhati-hati dalam memberikan pola asuh kepada anak.
Memberikan pengasuhan kepada anak juga ternyata dipengaruhi oleh faktor budaya. Misalnya, budaya di Asia dan Eropa.
Ada perbedaan yang antara pola asuh orangtua Asia dengan pola asuh orangtua Eropa. Hal ini membuat karakter dan pola pikir antara anak-anak di Asia dan Eropa berbeda secara umum.
Apa saja perbedaan yang membedakan pola asuh orangtua Asia dan Eropa secara umum? Simak penjelasan dari Popmama.com berikut ini ya, Ma!
1. Pengawasan dan pendampingan orangtua terhadap anak
Pola asuh orangtua Asia umumnya akan lebih sering mengutamakan kedekatan dan kontak fisik dalam waktu yang lama. Sebagai contoh, orangtua Asia umumnya akan sering menggendong anaknya saat bepergian. Bahkan, dalam hal tidur pun, orangtua Asia masih membiarkan anaknya tidur bersama orangtuanya hingga usia 2 tahun bahkan hingga memasuki usia sekolah.
Berbeda halnya dengan orangtua Eropa. Di Eropa, kebiasaan orangtua untuk mengajarkan kemandirian dimulai sejak anak masih bayi. Anak akan diberi ruang tidur khusus mereka sendiri sejak bayi. Bagi orangtua Eropa, memberikan kebebasan kepada anak akan membentuk pribadi anak yang lebih mandiri dan dapat menentukan kehidupannya sendiri.
Editors' Pick
2. Rasa hutang budi atau balas budi antara anak dan orangtua
Bagi orangtua Asia, anak berhutang budi segalanya terhadap orangtua. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pola asuh orangtua Asia. Sebab, orangtua memiliki harapan besar terhadap kesuksesan anaknya sehingga tak jarang orangtua Asia akan keras dalam pendidikan anak. Mereka ingin anak-anaknya sukses dan akan menemani orangtua di hari tua sebagai bentuk balas budi karena telah membesarkan mereka.
Berbeda halnya dengan pola asuh orangtua Eropa. Bagi orangtua Eropa, anak tidak memilih untuk dilahirkan. Orangtuanyalah yang ingin anaknya lahir. Sehingga, orangtua yang harus memberikan banyak hal kepada sang anak.
3. Pola didik terhadap masa depan anak
Pola asuh orangtua Asia dalam hal pendidikan hingga saat ini masih sangat mengedepankan nilai akademis. Tidak peduli anak itu memiliki kelebihan maupun keminatan di bidang lain. Selama nilai akademis belum sempurna maka anak akan tetap dianggap bodoh dan malas.
Sedangkan pola asuh orangtua Eropa lebih mengutamakan harga diri anak. Jadi, ketika seorang anak tidak mendapat nilai yang bagus di bidang akademis, orangtua Eropa cenderung mengajak anak berbicara. Mereka akan membangkitkan perasaan anak dengan mengatakan tidak apa-apa karena tidak semua hal akan berjalan baik. Walaupun ini baik, tetapi ada kalanya hal ini akan membuat anak bersikap tidak perlu berusaha dengan sebaik mungkin.
4. Hak untuk bersuara dan mendengarkan pendapat
Dalam hal pola asuh orangtua Asia, hak bersuara merupakan hak bagi orangtua dan anak harus mendengarkan. Jika anak ingin berpendapat lain akan dianggap tidak sopan dan membangkang.
Sedangkan bagi orangtua Eropa, cara bersuara dan berpendapat adalah hak kedua belah pihak. Orangtua mengutarakan pendapatnya dan anak berhak menyampaikan perasaannya. Baik orangtua maupun anak saling mengungkapkan apa yang ada di pikiran masing-masing dan berdiskusi jalan terbaik.
5. Harapan pencapaian karir anak di masa depan
Terdapat anggapan yang melekat pada persepsi “sukses” bagi orangtua Asia. Bagi orangtua Asia, anak yang sukses apabila ia mendapatkan pekerjaan seperti dokter, pengacara, akuntan, insinyur, dan sebagainya. Hal ini tak terlepas dari pola asuh orangtua Asia yang sangat keras terhadap pencapaian akademis anak-anaknya.
Sedangkan orangtua Eropa secara umum lebih membebaskan bidang yang diminati anak. Sejak kecil mereka dibiasakan untuk menentukan sendiri pilihannya. Maka, tak heran jika pekerjaan sebagai seniman lebih populer di Eropa.
Jika ditanya lebih baik pola asuh orangtua Asia atau Eropa tentu hal tersebut tidak bisa dijawab secara langsung. Masing-masing pola asuh memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang terpenting adalah bagaimana orangtua mampu memberikan arahan kepada anak dan tetap membuat anak merasa dihargai.
Kehadiran orangtua di setiap perkembangan anak sangat penting. Tetapi hal yang perlu diingat adalah anak memiliki keunikannya masing-masing. Jangan sampai sebagai orangtua justru mematikan potensinya.
Baca juga:
- Tips agar Anak Terbiasa Tidur Sendiri di Kamarnya
- Ajak Anak Yuk, Begini Cara Memulai Membuat Kebun Sayuran di Rumah
- Harus Tahu! Manfaat Membuat Jadwal Harian Bersama Anak