Ketahui, Alasan Pasangan Sedang Tidak Ingin Bercinta
Jangan keburu curiga dulu, Ma. Mungkin ini alasan Papa sedang tidak mood bercinta
17 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mungkin Mama merasa gelisah dan bertanya-tanya perihal aktivitas bercinta dengan Papa yang sudah semakin jarang.
Pikiran pasti sudah menjurus pada hal-hal yang negatif. Padahal belum tentu masalahnya adalah apa yang Mama pikirkan.
Ingin bertanya langsung pada Papa, tapi gengsi dan segan.
Supaya Mama tidak penuh rasa curiga, bisa disimak beberapa alasan pasangan sedang tidak mood bercinta yang sudah Popmama.com rangkum sebagai berikut.
1. Pekerjaan menumpuk di kantor membuatnya lelah
Menyelesaikan pekerjaan di kantor meski seberat apapun, merupakan bentuk tanggung jawab dari pekerja itu sendiri.
Papa mungkin sedang ada dalam situasi pekerjaan kantor menumpuk atau waktu tenggat laporan sudah hampir tiba.
Situasi yang dihadapi Papa membuatnya stres dan lelah sehingga hilang gairah bercinta.
Oleh karena itu, ketika pulang dari kantor hal yang Papa ingin lakukan hanyalah istirahat dan tidur.
Bercinta mungkin hampir tak terbesit dalam benaknya.
Philip A. Rutter, PhD, seorang psikolog Philadelphia dan asisten profesor dalam program pascasarjana seksualitas manusia di Universitas Widener menyarankan untuk bercinta pada pagi hari.
Setelah pasangan menyikat gigi, bercinta pada pagi hari akan menjadi luar biasa.
Hemat waktunya lagi, Papa biasanya bangun dengan kondisi ereksi sehingga Mama tidak perlu berlama-lama menggodanya.
Kehidupan pekerjaan dan kehidupan seksual pun seimbang.
Editors' Pick
2. Sedang terlibat konflik dengan pasangan
Kebanyakan orang memilih untuk tidak bercinta ketika sedang marah atau sedih. Apalagi jika masalah itu terjadi dengan pasangan.
Sulit untuk berpikir positif atau mengingat kebaikan pasangan maupun hubungan itu sendiri dan rasanya inginnya menjauh saja.
Ditambah, perdebatan Mama dan Papa cukup tajam hingga efeknya dapat berlangsung berhari-hari atau berminggu-minggu sampai terlupakan masalah aslinya.
Kemungkinan timbulnya hasrat bercinta sangat kecil setelah perasaannya terluka.
Akhirnya, keinginan untuk bermesraan pun hilang. Supaya hal itu tidak terjadi, coba introspeksi diri.
Siapapun yang memulai konflik lebih dulu sebaiknya segera minta maaf.
Atau mungkin yang merasa tidak memulai mau berbesar hati untuk bicara baik-baik.
3. Belum ingin memiliki anak
Bercinta merupakan sebuah aktivitas seksual yang bisa menyebabkan pembuahan atau hamil. Meski ada beragam pengaman, tapi tidak menjamin seratus persen keberhasilannya. Banyak yang ternyata mampu menembus pertahanan.
Jika pasangan dengan kondisi belum siap untuk memiliki anak atau lagi, salah satu cara adalah mengurangi aktivitas bercinta. Hasrat yang tadinya timbul tiba-tiba tenggelam karena dalam benak terpikir belum ingin memiliki anak.
Bagaimana jika sebelum bercinta, Papa bilang ingin pakai pengaman, sedangkan Mama mengatakan waktu yang tepat untuk memiliki anak?
Jadi tidak mood, bukan? Walaupun akhirnya pasangan bercinta tapi mungkin tidak dapat menikmatinya bersama.
4. Kadar testosterone rendah
Menurut ulasan baru-baru ini yang diterbitkan dalam Urologi, kadar testosteron pria menurun secepat 0,4 hingga 2 persen setiap tahunnya setelah usia 30. Masalah itu tentu sangat berpengaruh pada kehidupan seksual pasangan yang mengalaminya.
Selain libido rendah, gejala testosteron rendah dapat termasuk penurunan energi, suasana hati rendah, kelelahan, kehilangan massa otot, dan bahkan disfungsi ereksi.
Hal itu dikatakan oleh Abraham Morgentaler, MD, profesor bedah klinis asosiasi di Harvard Medical School dan ahli urologi di Pusat Medis Diakon Beth Israel di Boston.
Dilaporkan pula sebanyak 97 persen pria yang memiliki kadar testosteron rendah memiliki dampak negatif pada kehidupan seksual mereka.
Untungnya, kondisi tersebut dapat diobati dengan terapi penggantian hormon, manajemen stres, dan konseling.
5. Kelebihan berat badan bisa sebabkan disfungsi seksual
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Education and Health Promotion menemukan obesitas dan kurangnya aktivitas fisik sebabkan peningkatan disfungsi seksual.
Doktor Ceruto menambahkan penyakit diabetes dan obesitas bisa mengurangi aktivitas seksual. Disarankan pasangan dengan kelebihan berat badan untuk berolahraga demi kelancaran aktivitas seksual.
Menurut Eric Plasker, M.D., penulis The 100 Year Lifestyle, berolahraga meningkatkan endorfin dan dapat membuat orang merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Didukung pula dengan mengonsumsi makanan sehat.
Pasangan yang makan makanan berat, mengandung banyak lemak, berminyak, atau terlalu manis mungkin merasa lelah dan lesu sehingga gairah seksual menurun.
Nah, Mama dan Papa bisa berolahraga bersama serta mengonsumsi makanan sehat demi kehidupan seksual yang baik.
Komunikasikan juga mengenai permasalahan seksual yang dialami masing-masing supaya tidak terjadi kesalahpahaman dan keintiman tetap terjaga.
Baca juga:
- Merasa Tertekan? Coba Gaya Seks Penghilang Stres ini Nanti Malam!
- 7 Alasan Hubungan Seks Bisa Terasa Sangat Menyakitkan
- Berhubungan Seks Saat Hamil Tua, Bisa Merangsang Persalinan?