Penting! Cara Memberi Pemahaman pada Anak Tentang Ujaran Kebencian
Anak-anak perlu memahami sejak dini bahwa ujaran kebencian bisa berakhir dengan kekerasan
3 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kini, kehidupan masyarakat kita sudah berada dalam era digital. Segala sesuatunya dapat dikerjakan lewat online.
Apalagi, situasi pandemi saat ini semakin mengikat masyarakat dengan media daring. Begitu pun dengan anak-anak yang sudah akrab dengan hal ini karena sekolah pun menggunakan sistem daring.
Nah, ini yang harus Mama perhatikan. Ketika anak-anak sudah berselancar di dunia maya, selain hal baik, banyak juga hal buruk yang bisa mereka temukan, salah satunya adalah ujaran kebencian.
Kebanyakan, orang dewasa dapat langsung mengenali perkataan yang mendorong kebencian saat membacanya. Namun, anak-anak terasa lebih sulit untuk mengidentifikasi hal tersebut.
Meme yang berisi perkataan pendorong kebencian sering kali terlihat seperti lelucon. Meskipun seorang anak memahaminya sebagai lelucon yang tidak pantas, tapi mungkin mereka tidak memahami bagaimana meme dapat menyebabkan tindakan kekerasan.
Sebagai orangtua, Mama dan Papa memiliki peran penting dalam perjalanan anak-anak menjadi warga digital pada masa kini hingga mendatang.
Untuk itu, Popmama.com telah melansir dari Bark, soal bagaimana cara memberi pemahaman pada anak tentang ujaran kebencian. Simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan ujaran kebencian?
Sebenarnya tidak ada definisi yang pasti soal ini, tetapi secara umum ujaran kebencian diakui sebagai bentuk ekspresi yang menghina atau agresif terhadap orang-orang dari kelompok tertentu.
Ini dapat mencakup ras, agama, etnis, jenis kelamin, identitas gender, orientasi seksual, negara asal, kecacatan, dan banyak lagi.
Ujaran kebencian juga dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar di Facebook, grafiti di dinding, hingga pelecehan secara verbal di jalan.
Kata, frasa, simbol, atau kumpulan ide apa pun bisa menjadi ujaran kebencian jika tujuannya untuk mengekspresikan kebencian terhadap identitas bersama.
Pada dasarnya, ujaran kebencian dirancang untuk membuat orang merasa lebih rendah dari manusia.
Jika seseorang percaya suatu kelompok sangat berbeda secara fundamental sehingga mereka tidak berhak atas kesusilaan dasar manusia, orang tersebut akan merasa dibenarkan untuk menundukkan mereka dengan berbagai tindakan pelanggaran.
Misalnya, pelecehan, diskriminasi, kekerasan, dan bahkan genosida (pembunuhan pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu bangsa atau ras).
Bentuk ujaran kebencian yang bahkan dianggap tidak terlalu serius pun bisa mendukung tujuan untuk menjelekkan suatu kelompok.
Jika ujaran kebencian tidak ditangani maka perkataan pendorong kebencian dapat meningkat menjadi kekerasan dengan kecepatan dan skala yang mengkhawatirkan.
Editors' Pick
2. Di mana saja, anak-anak dapat menemukan ujaran kebencian secara online?
Parahnya, ujaran kebencian bisa muncul hampir di mana saja, terutama di dunia maya. Mama mungkin tidak menyangka bahwa anak-anak dapat menemukan perkataan yang mendorong kebencian saat mereka berselancar di internet. Berikut contohnya.
- Media sosial
Platform media sosial seperti Facebook dan Twitter, sudah pasti menjadi sasaran untuk seseorang atau suatu kelompok membagikan unggahan atau komentar berisi ujaran kebencian. Bahkan, termasuk foto-foto yang ditampilkan di Instagram.
- Youtube
Youtube juga menjadi media penyampaian ujaran kebencian yang cukup efektif. Meskipun telah ada aturan yang bisa menghapus video dengan konten tidak pantas, namun pengujar kebencian bisa beralih lewat kolom komentar di video apapun.
- Permainan Online
Meskipun menyenangkan, gameonline adalah sarang bahasa rasis, seksis, cakap, dan homofobik yang terkenal kejam. Steam, etalase online untuk game PC, memiliki sejarah pengguna yang mempromosikan bahasa, simbol, dan propaganda supremasi kulit putih.
- Forum
Forum-forum di internet memiliki pembahasan yang luas mengenai beragam hal. Tak jarang ada yang menyelipkan ujaran kebencian di antaranya. Bahkan, mungkin ada yang secara khusus membuat forum untuk menebar kebencian.
Oleh sebab itu, Mama harus mengingatkan anak-anak bahwa tidak semua orang seperti yang terlihat meskipun mereka merasa telah berteman baik dengan pengguna lain di forum internet, kecuali mereka mengenal orang itu dalam kehidupan nyata.
Beri tahu anak-anak bahwa mereka tidak perlu merasa berkewajiban untuk terus mengobrol dengan seseorang yang membuat mereka atau orang lain merasa tidak aman melalui perkataannya yang mendorong kebencian.
3. Bagaimana ujaran kebencian bisa berakhir dengan tindakan kekerasan?
Sebuah studi tahun 2019 menunjukkan bahwa peningkatan ujaran kebencian online menyebabkan peningkatan kejahatan terhadap orang-orang minoritas. Penelitian sebelumnya pun membuktikan bahwa peristiwa besar bisa memicu tindakan kebencian.
Namun, Profesor Matthew Williams, Direktur HateLab, menegaskan bahwa asosiasi ini akan ada meski tidak ada peristiwa atau tindakan tersebut.
William menyatakan bahwa tindakan memperlakukan orang lain dengan kejam dan tidak adil melalui online adalah bagian dari proses kerugian yang lebih luas. Ini dapat dimulai di media sosial yang kemudian berpindah ke dunia nyata.
Ujaran kebencian biasanya dikemas ulang dalam bentuk yang menurut orang lain tidak terlalu menyinggung dan meme hanyalah satu contoh.
Banyak meme kebencian yang bisa ditemui anak-anak secara online. Dan sebenarnya itu adalah gambar dari ide yang dibuat oleh ekstremis.
Meme bisa bertindak seperti malware yang membawa bentuk virus kefanatikan sehingga tertanam kebencian berlebih pada pihak lawan. Jika suatu massa sudah termakan virus tersebut maka peperangan di dunia nyata bisa terjadi
4. Cara memberi pemahaman pada anak soal ujaran kebencian
Anak-anak memiliki kesempatan untuk membuat pilihan yang berbeda dari orang-orang yang bertindak rasisme, berpartisipasi dalam genosida, atau melakukan kekerasan terhadap sekelompok orang yang ditargetkan.
Jika anak Mama masih kecil, Mama bisa menyebutkan beberapa istilah yang mungkin tampak biasa, tetapi sebenarnya memiliki arti untuk membahayakan orang lain.
Apabila mereka sudah remaja dan cukup matang secara emosional untuk percakapan lebih mendalam, Mama bisa berbicara tentang bagaimana ujaran kebencian sering kali menjadi pendahulu untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain.
Bahkan jika mereka merasa tidak akan bertindak kekerasan, pemicu tersebut dapat membuatnya melakukan itu.
Kalau anak-anak masih belum paham bahwa kata-kata atau lelucon yang mereka bagikan secara online bisa berpengaruh dan berbahaya, ingatkan bahwa komentar tersebut dapat kembali menghantui mereka di masa mendatang.
Meninggalkan komentar rasis di video YouTube hanya membutuhkan beberapa detik untuk diketik, tetapi dapat memengaruhi ketika mereka akan masuk perguruan tinggi, prospek pekerjaan, dan persahabatan yang akan telah terjalin.
5. Langkah konkret yang dapat anak-anak lakukan jika menemukan ujaran kebencian
Apabila anak-anak menemukan ujaran kebencian di internet, ada beberapa langkah konkret yang bisa mereka lakukan.
- Laporkan
Ujaran kebencian melanggar Terms of Service sebagian besar website. Sebagian besar platform media sosial pun memiliki alat pelaporan resmi. Bimbing anak Mama tentang kapan dan bagaimana melaporkan ujaran kebencian. Lalu, blokir akun media sosial itu.
- Jangan bagikan
Beritahu anak Mama agar tidak membagikan ujaran kebencian tersebut karena semakin banyak orang yang melihatnya maka semakin banyak orang yang terpengaruh.
- Hadapi dan lawan
Sangat penting bagi orang-orang yang bukan bagian dari kelompok sasaran untuk menghadapi ujaran secara langsung setiap kali mereka melihatnya secara online. Jika tidak ada yang menantang pesan itu, gagasan buruk tersebut akan dibiarkan bertahan.
Sebaiknya, Mama etap terus memantau kegiatan anak-anak di internet, apalagi sekolah online sekarang membuat mereka lebih sering berhadapan dengan dunia maya. Beri edukasi terkait ujaran kebencian secara perlahan dan terus-menerus agar tertanam di otaknya.
Baca juga:
- Hindari Terjerat Gadget, Ini 5 Komunitas Dongeng untuk Diikuti Anak
- Seorang Remaja Gantung Balita Hingga Tewas Akibat Tayangan Youtube
- Memaafkan Orang Lain Berdampak Baik Bagi Kesehatan