Suami Sulit Mengucap Kata Maaf? Ini Alasan Ilmiahnya!
Mau siapapun yang benar atau salah, suami tetap sulit bilang maaf
5 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagian istri yang kadang bertengkar dengan suami, mungkin jarang mendengar kata maaf dari dirinya.
Padahal, sebagai kaum perempuan inginnya suami membaiki kita setelah bertengkar. Tapi, yang ada malah istri duluan yang sering membaiki suami.
Mau siapapun yang benar atau salah, sebagian suami sangat jarang meminta maaf.
Padahal, permintaan maaf memiliki beberapa kekuatan luar biasa. Misalnya, memvalidasi perasaan, menyembuhkan keretakan, mengurangi stres dalam suatu hubungan, menghilangkan dendam, dan memberi pengampunan.
Lalu, kenapa suami seperti itu? Popmama.com telah merangkum dari berbagai sumber, beberapa alasan suami sulit mengucap kata maaf. Simak uraian di bawah ini.
1. Suami berpikir tidak ada hal yang membuatnya harus minta maaf
Sebenarnya, studi yang dilakukan di University of Waterloo di Ontario menemukan bahwa laki-laki tidak segan mengakui kesalahan.
Hanya saja mereka memiliki batasan yang lebih tinggi terhadap hal yang menuntut permintaan maaf.
Atau suami merasa bahwa ia melakukan sesuatu (yang salah) karena dipicu perilaku istri. Misalnya, suami membentak karena istri sulit diberi arahan tentang suatu hal.
Jadi, ia merasa tidak perlu meminta maaf karena menganggap perilaku istri yang menyebabkannya bersikap seperti itu.
Editors' Pick
2. Meminta maaf membuatnya merasa lemah dan tidak kompeten
Suami sulit mengucap kata maaf karena hal itu dapat membuatnya merasa lemah.
Menurut psikolog klinis, Josh Gressel, jika laki-laki mengakui dirinya salah maka ia merasa ada sesuatu yang terambil darinya sehingga merasa lebih rendah dalam beberapa hal, seperti kurang kompeten, kurang cerdas, dan kurang setara.
Dikatakan pula oleh seorang mediator perceraian, Sam Margulies, Ph.D., bahwa laki-laki memandang permintaan maaf sebagai penghinaan dan membuatnya kehilangan muka di hadapan orang lain yang mendengar ucapan maaf darinya.
Terutama untuk perempuan yang ia cintai dan siapapun yang menganggap dirinya sebagai sosok pahlawan.
Bagi laki-laki, harga dirinya lebih penting daripada perasaan pasangannya.
Ini mungkin terjadi karena ada beberapa laki-laki yang tumbuh dalam konteks di mana meminta maaf menandakan dirinya lemah.
Dan itu, sangat berisiko baginya ketika berada di dalam sebuah kelompok.
Ditambah, teman-temannya tidak mengharapkan permintaan maaf sehingga ‘maaf’ terasa kurang bermanfaat.
Meskipun begitu, bukan berarti laki-laki yang tumbuh dalam konteks ini tidak pernah meminta maaf.
Hanya saja, mereka biasanya menyimpan permintaan maaf untuk kesalahan serius.