Penggunaan pereda rasa sakit pada saat menjelang hingga selama proses persalinan adalah salah satu hal penting yang perlu Mama pertimbangkan sejak jauh hari. Sebelum memutuskan, alangkah baiknya Mama mengenal dan mempelajari lebih dalam mengenai pilihan pereda sakit yang ada.
Jangan khawatir, tulisan Popmama.com kali ini akan membahas mengenai lima pilihan pereda sakit yang dapat Mama gunakan selama proses persalinan. Simak informasi berikut ini!
1. Epidural
Instagram.com/midwife4you
Mama mungkin sudah familiar mendengar metode yang satu ini. Epidural atau suntikan untuk mematikan saraf yang membawa rasa sakit dari jalur lahir ke otak ini, merupakan salah satu pereda rasa sakit yang paling ampuh.
Mama akan dipasangi cairan yang masuk melalui lengan. Kemudian Mama akan diminta untuk duduk membungkuk ke depan atau berbaring miring dan meringkuk. Lalu punggung bagian bawah Mama akan dibersihkan dengan antispetik sebelum disuntikkan anastesi lokal.
Di antara tulang punggung dan saraf sumsum tulang belakang, dokter akan memasukkan jarum epidural ketika kontraksi Mama berhenti. Sebuah tabung plastik lunak berukuran kecil akan dimasukkan ke tubuh mama dan jarum tadi akan dicabut. Dalam waktu 5-30 menit, epidural akan bekerja maksimal.
Editors' Pick
2. Pethidine
Instagram.com/Pethidine_Hydrochloride
Mirip dengan epidural, pethidine adalah sebuah pereda rasa sakit dalam bentuk suntikkan. Meski tidak memiliki efek sekuat epidural, pethidine tetap tergolong pereda rasa sakit yang cukup kuat untuk mengurangi rasa sakit.
3. TENS
Instagram.com/Shopfisio
Pereda rasa sakit selanjutnya adalah Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), metode terapi meredakan rasa sakit melalui perantara arus listrik. TENS digunakan dengan cara menempelkan dua elektroda yang terhubung pada sebuah mesin ke kulit mama.
Mesin tersebut akan mengirimkan denyut listrik beraliran rendah ke dalam tubuh mama dan menimbulkan sensasi yang mirip dengan kesemutan pada kulit. TENS bekerja dengan merangsang saraf lain pada sumsum tulang belakang sehingga sinyal rasa sakit utama menjadi terhalang.
Penggunaan TENS juga dapat membantu pelepasan hormon endorfin yang merupakan pereda nyeri alami tubuh mama. Namun perlu diingat bahwa metode ini tidak dapat digunakan di luar proses persalinan, dan apabila Mama memiliki luka terbuka, kulit iritasi, serta epilepsi.
4. Gas entonox
Instagram.com/Thebirthpod
Meredakan sakit dengan cara menghirup gas? Bisa! Salah satu pereda rasa sakit bagi ibu melahirkan yang cukup populer di kalangan medis adalah gas Entonox, campuran antara oksigen dan oksida nitrogen yang digunakan dengan cara dihirup melalui alat bantu atau masker khusus.
Gas Entonox dapat menjadi pilihan tepat karena dapat digunakan kapanpun selama masa kehamilan, tidak memberi efek samping pada bayi, membantu Mama bernapas secara ritmik, meredakan rasa sakit, dan dapat dikendalikan penuh kadar penggunaannya secara mandiri.
Perlu diingat bahwa gas Entonox tidak dapat sepenuhnya efektif bagi sebagian perempuan, tidak dapat digunakan oleh perempuan yang sedang mengonsumsi obat-obatan seperti pethidine dan perempuan yang memiliki kondisi medis tertentu.
5. Pereda rasa sakit non-medis
Freepik/kalinovskiy
Was-was dengan pereda rasa sakit medis yang ada? Tenang, ada beberapa cara untuk mengurangi nyeri persalinan yang lebih alami.
Mama bisa mencoba metode pijat, akupuntur, relaksasi, dan berendam di air. Penting bagi Mama untuk memahami pro dan kontra masing-masing metode sebelum memutuskan memilih satu di antaranya.
Nah, itulah beberapa macam pereda rasa sakit saat persalina. Jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter ahli dalam menentukan pereda rasa sakit yang paling sesuai dengan kondisi tubuh mama, ya. Perlu diingat juga bahwa dalam situasi tertentu, dokter mungkin akan mengambil tindakan di luar rencana mama demi keselamatan.