Mama mungkin familiar dengan istilah depresi postpartum, postpartum anxiety, dan baby blues. Semua kondisi tersebut adalah gangguan mental berupa pergeseran suasana hati dan mentalitas menjadi lebih murung, sedih, cemas, atau marah yang umum dialami perempuan setelah melahirkan.
Namun tahukah Mama, bahwa ada gangguan mental di mana Mama justru merasa sangat senang dalam jangka waktu relatif panjang, mengalami lonjakan energi luar biasa, dan merasa bersemangat terus menerus pasca melahirkan? Ya, kondisi ini ada dan popular disebut sebagai postpartum euphoria.
Lalu, apakah kondisi ini berbahaya bagi janin dan Mama? Apa pula gejala dan upaya penanganannya? Yuk, simak informasi lengkap mengenai postpartum euphoria dalam penjelasan Popmama.com berikut ini!
Apa Itu Postpartum Euphoria?
Unsplash/Wesley Tingey
Berdasarkan pemaparan psikolog klinis sekaligus asisten profesor psikologi di University of Central Florida, Benson Munyan, Ph.D. menjelaskan bahwa postpartum euphoria adalah gejala hipomania yang dirasakan perempuan segera setelah proses persalinan. Kondisi ini membuat penyintasnya merasakan perasaan senang yang ekstrim dan ledakan energi yang luar biasa.
Apakah kondisi ini umum? Setidaknya sekitar 10 persen perempuan mengalami kondisi ini dalam lima hari pertama setelah melahirkan. Kondisi ini umumnya terjadi dalam waktu relatif singkat, yakni hanya tiga hingga tujuh hari saja.
Editors' Pick
Siapa Saja yang Berisiko Mengalami Postpartum Euphoria?
Pixabay/RondellMelling
Meski secara umum gangguan ini dapat dialami oleh perempuan mana saja yang baru melahirkan, ada beberapa kondisi khusus yang secara riset terbukti membuat perempuan lebih rentan mengalami postpartum euphoria. Di antara kondisi tersebut adalah perempuan yang sudah pernah melahirkan sebelumnya dan yang memiliki riwayat gangguan mental depresi postpartum atau bipolar.
Apa Saja Gejala Postpartum Euphoria
Freepik/nakaridore
Lalu bagaimana mengidentifikasi kondisi ini? Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai sebagai indikasi bahwa Mama mengalami postpartum euphoria:
Merasa sangat senang dan berenergi,
mudah terdistraksi oleh hal-hal kecil,
menjadi sangat banyak berbicara, jauh lebih banyak dari biasanya,
kesulitan memproses derasnya pikiran dalam kepala,
sulit mengantuk dan merasa tidak butuh tidur dalam waktu yang cukup lama,
perubahan nafsu makan secara ekstrem,
meyakini bahwa diri tiba-tiba memiliki kekuatan super.
Apa Bahaya Postpartum Euphoria Untuk Mama dan Bayi?
Freepik/Katemangostar
Jika gejala-gejala postpartum euphoria berlarut semakin intens dan berkepanjangan, Mama bisa merasakan kecemasan, kebingungan, kelelahan, hingga memasuki kondisi mania yang lebih serius. Pada kondisi lebih serius, sangat mungkin bagi Mama untuk melakukan tindakan berisiko, tidak mengindahkan konsekuensi dari segala tindakan, dan betul-betul meyakini bahwa semua akan aman-aman saja karena Mama memiliki kekuatan atau kemampuan super.
Mama akan kesulitan untuk fokus dan menilai mana yang aman atau yang tidak aman untuk dilakukan, seperti membiarkan diri tidak tidur berhari-hari karena merasa tidak mengantuk, lupa waktu hingga mengajak bayi bermain sepanjang hari meski ia sudah lelah, dan perilaku lainnya yang berisiko membahayakan diri dan bayi.
Kondisi postpartum euphoria juga berpotensi berlanjut pada depresi postpartum dan mengindikasikan kondisi gangguan mental bipolar yang tentu saja berbahaya bagi Mama dan janin apabila tidak segera disadari dan diatasi. Untuk itu, penting untuk mengantisipasi risiko tersebut sejak dini dan segera lapor ke dokter kepercayaan jika Mama mengalami gangguan postpartum euphoria.
Bagaimana Cara Mengatasi Postpartum Euphoria?
Pexels/Mart Production
Postpartum euphoria dapat diatasi dengan perawatan khusus seperti terapi perilaku-kognitif dan interpersonal serta bantuan obat-obatan tertentu dari psikiater. Namun perlu digarisbawahi bahwa seperti banyak gangguan mental lainnya, postpartum euphoria seringkali dipicu oleh faktor hormonal dan memerlukan pengamatan khusus untuk dapat mengidentifikasinya.
Banyak orang yang terkecoh dan mengira kondisi postpartum euphoria yang dialaminya hanya sekadar rasa senang normal karena kehadiran buah hati. Untuk itu, penting bagi Mama untuk secara sadar mengamati dan mencatat atau merekam perubahan suasana hati sehari-hari pasca melahirkan.
Jika terlihat tanda-tanda perubahan ekstrem atau berkepanjangan, segera komunikasikan dengan dokter ahli agar dapat diberikan diagnosis yang jelas.
Itu dia informasi penting mengenai postpartum euphoria. Apabila Mama merasa sedang mengalaminya, jangan panik dan lakukan konsultasi dengan dokter kepercayaan sesegera mungkin untuk mencegah kondisi menjadi semakin intens hingga dapat membahayakan diri dan bayi. Semoga informasi ini bermanfaat!