6 Jenis KB Bukan Obat, Bisa Jadi Alternatif setelah Melahirkan
Berencana ber-KB namun menghindari KB 'obat'? Ada kok Ma, berikut ini!
30 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi Mama yang hendak ber-KB namun masih bingung dan dilema. Mungkin salah satunya adalah karena beberapa metode KB dikenal akan efeknya yang memengaruhi siklus menstruasi.
Jika sudah begini, karena mempengaruhi satu siklus hormonal perempuan, maka banyak sekali efek yang bisa dirasakan mulai dari timbulnya jerawat, durasi haid yang berubah, frekuensi haid yang turut berubah, belum lagi banyaknya volume darah, kondisi wajah dan kulit kepala yang juga berubah pada beberapa orang, biasanya cenderung menjadi lebih berminyak atau justru kering.
Namun, tahukah Ma ternyata tidak semua jenis KB adalah metode yang merupakan obat atau lebih dikenal sebagai KB hormonal. Ada juga lo, beberapa jenis KB yang merupakan KB Non-hormonal, sehingga KB ini cenderung tidak akan mengganggu siklus menstruasi Mama. Sudah tahu apa saja?
Yuk, simak informasi yang telah dirangkumkan Popmama.com, berikut ini, mengenai inilah jenis metode KB bukan obat!
1. Kondom
Pasti Mama sudah mengenal metode KB yang satu ini. Ya, pelindung atau kondom. Jika selama ini Mama mungkin hanya mengenal kondom bagi laki-laki, Mama perlu tahu bahwa ada pula kondom yang bisa digunakan oleh perempuan. Keduanya pun sama-sama berfungsi untuk mencegah terjadinya pertemuan antara sel telur dan sperma saat terjadi penetrasi.
Kondom termasuk alat kontrasepsi non-hormonal ya Ma, dan tentu penggunaannya juga mudah, karena hanya perlu digunakan saat bersenggama, serta tidak menimbulkan efek samping bawaan lainnya.
2. Spermisida
Jika Mama masih asing dengan metode kontrasepsi non-hormonal yang satu ini, Mama harus tahu jika spermisida adalah sejenis metode KB yang berbentuk krim, foam, atau gel dimana spermisida ini adalah suatu bahan kimia yang memang diciptakan untuk membunuh sel sperma.
Walaupun sangat minim efek samping, sayangnya penggunaan spermisida ini masih tetap dan sangat memerlukan pengawasan dokter terlebih dahulu, karena diketahui spermisida ini memiliki potensi gagal mencegah kehamilan hingga 28 persen.
Selain itu, beberapa spermisida mengandung Nonoxynol-9 yang merupakan zat yang dapat menyebabkan perubahan pada area kulit di sekitar genital dan tidak melindungi dari HIV.
Editors' Pick
3. IUD Tembaga
IUD atau KB spiral adalah sejenis alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim atau lebih dikenal sebagai AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).
Jenis kontrasepsi IUD Tembaga ini berbeda dengan KB IUD Hormonal pada umumnya, karena IUD jenis ini sama sekali tidak mengandung hormonal.
KB IUD lapis tembaga ini bekerja dengan cara mencegah sel sperma untuk masuk ke tuba falopi atau saluran antara rahim dengan indung telur, sehingga pembuahan sel telur tidak akan terjadi.
4. Diafragma
Diafragma adalah salah satu jenis metode KB non-hormonal yang penggunaannya adalah dengan cara dimasukkan ke dalam vagina untuk menutupi atau menampung serviks. Alat kontrasepsi jenis ini berbentuk seperti setengah lingkaran yang berukuran kecil dan terbuat dari bahan silikon.
Disebut-sebut metode KB jenis ini bahkan mampu efektif hingga 88%. Namun, cara penggunaannya harus benar-benar diperhatikan agar tidak mengurangi efektivitas dari alat ini. Diafragma tidak boleh segera dilepas segera setelah bersenggama, harus tetap berada di dalam vagina minimal 6 jam pasca bersenggama, asal tidak lebih dari 24 jam.
5. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Metode KB non homronal atau bukan obat yang berikutnya adalah KB metode amenorea laktasi atau MAL. Metode ini adalah jenis metode KB sementara yang memanfaatkan efek alamiah proses menyusui terhadap tertundanya masa subur seorang wanita. Dimana metode pencegahan kehamilan ini terjadi apabila Mama melakukan proses menyusui secara langsung atau ASI eksklusif.
Cara kerjanya sendiri adalah menyusui secara langsung akan secara aktif merangsang peningkatan hormon prolaktin, dimana peningkatan hormon prolaktin (hormon menyusui) ini akan menekan hormon estrogen yang merupakan hormon yang berperan dalam aktivasi masa subur Ibu.
Namun, metode ini hanya akan efektif apabila :
- Ibu menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan tambahan selain ASI),
- Ibu belum mendapatkan haidnya kembali, dan
- Umur bayi kurang dari 6 bulan.
6. KB Metode Kalender
Metode KB non-hormonal yang terakhir adalah metode perhitungan kalender. Jenis metode KB kalender ini adalah salah satu metode kontrasepsi alami yang bisa dipilih dengan jalan menggunakan riwayat menstruasi untuk memprediksi momen ovulasi yang terjadi berikutnya, sehingga Mama dapat mengetahui tanggal atau kapan waktu untuk melakukan atau menghindari hubungan seksual.
Caranya adalah dengan catat panjang 6 hingga 12 siklus menstruasi Mama menggunakan kalender, tuliskan jumlah hari dalam setiap siklus menstruasi. Terhitung dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya.
Selanjutnya, kurangi dengan 18 dari jumlah hari dalam siklus terpendek Mama Angka ini akan mewakili hari subur pertama dari siklus menstruasi Mama. Misalnya, jika siklus terpendek Mama adalah 28 hari, kurangi 18 dari 28, yaitu 10. Dalam contoh ini, hari pertama siklus menstruasi Mama adalah hari pertama perdarahan menstruasi dan hari ke-10 siklus adalah hari subur pertama.
Kemudian, kurangi 11 dari jumlah hari dalam siklus terpanjang Mama. Angka ini mewakili hari subur terakhir dari siklus menstruasiMama. Misalnya, jika siklus terpanjang Mama adalah 35 hari, kurangi 11 dari 35, yang sama dengan 24. Dalam contoh ini, hari pertama siklus adalah hari pertama perdarahan menstruasi dan hari ke-24 siklus adalah hari subur terakhir.
Sehingga, melalui menggunakan metode ini Mama dapat mengetahui di waktu-waktu kapan Mama dapat melakukan dan menghindari melakukan hubungan seksual. Namun, tentu terkadang ada beberapa hal yang dapat mengurangi efektivitas penggunaan metode ini termasuk apabila siklus menstruasi Mama tidak lancar, atau karena stress, obat-obatan, dan masih banyak lagi.
Namun, jika Mama kesulitan menghitung, saat ini juga sudah banyak aplikasi penghitungan periode ovulasi atau kalender menstruasi yang lebih mudah untuk digunakan.
Itulah Ma, informasi yang telah dirangkumkan Popmama.com, berikut ini, mengenai inilah jenis-jenis metode KB bukan obat!
Baca Juga:
- Bolehkah Menggunakan Kondom saat Berhubungan Seks Usai Melahirkan?
- 5 Cara Berhubungan Seks setelah Melahirkan agar Tidak Sakit
- Waktu Masa Subur dan Tips Berhubungan Seks Aman setelah Melahirkan