3 Kondisi Psikologis Ibu Melahirkan yang Papa dan Keluarga Harus Paham
Yuk, pahami 3 perubahan psikologis pada Ibu pasca bersalin, agar terhindar dari baby blues!
29 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah melalui proses persalinan dan menjalani masa nifas, rasanya melegakan ya Ma? Akhirnya waktu penantian hadirnya sang buah hati tiba.
Mungkin rasa bahagia ini juga yang sedang meliputi Papa dan juga anggota keluarga lainnya.
Masa nifas sendiri adalah masa ketika Mama akan mengalami fase pemulihan fisik maupun organ-organ reproduksi seperti sebelum hamil, biasanya fase ini berlangsung selama 42 hari.
Setelah Ibu melewati proses persalinan, sering kali kemudian perhatian dari lingkungan sekitar menjadi berkurang, karena dianggap masa kehamilan sudah selesai.
Ada yang hanya fokus dengan sang buah hati, ada juga yang bahkan tidak memedulikan lagi kondisi fisik maupun psikis Ibu pasca melahirkan, karena sudah dianggap 'baik-baik saja'.
Padahal menurut penelitian yang dilakukan oleh Alifia dan kawan-kawan yang terbit dalam Jurnal Ibu dan Anak tahun 2017, disebutkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dan keluarga dengan kejadian Postpartum Blues atau dikenal dengan baby blues.
Sebanyak 57,9% Ibu mengalami baby blues akibat kurang mendapat dukungan yang baik dari suami dan keluarga selama menjalani masa nifas, sedangkan hanya 3,8% Ibu yang mengalami baby blues namun mendapatkan support yang baik dari suami dan keluarga.
Hal ini membuktikan, bahwa dukungan suami dan keluarga memiliki peran yang begitu besar dalam hal membantu Ibu pada fase pemulihan dirinya di masa nifas, khususnya secara psikologis.
Lalu, sebenarnya seperti apa sih kondisi atau fase psikologis yang dialami Ibu pasca melahirkan?
Simak informasi mengenai 3 kondisi psikologis Ibu pasca bersalin yang harus papa dan keluarga pahami yang telah dirangkumkan oleh Popmama.com berikut ini!
1. Proses adaptasi Ibu pada masa nifas
Dilansir dari Modul Pembelajaran Perubahan dan Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas karya Dra. Psi. Asmika Madjri, SKM, M.Kes, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, menyebutkan periode nifas sejatinya merupakan periode yang sangat penting dan Ibu biasanya menjadi sangat sensitif pada periode ini.
Alasannya pada periode ini Ibu mengalami berbagai macam kondisi pada waktu yang bersamaan, Ibu mengalami kelelahan setelah melalui proses persalinan, adanya transisi atau perubahan peran menjadi orangtua setelah lahirnya anak, rasa sakit yang masih tersisa pada area titik tubuh tertentu saat masa nifas.
Selanjutnya, adanya kecemasan Ibu mengenai kemampuannya dalam merawat bayi, bahkan perubahan fisik drastis yang dialaminya dapat berujung pada penurunan tingkat kepercayaan diri.
Mama mungkin juga akan merasa takut akan tidak menarik lagi bagi pasangannya, dan kondisi lainnya yang dapat muncul apabila suami dan keluarga tidak memberikan dukungan yang positf bagi Ibu pada saat melewati fase nifas ini.
Oleh karenanya, penting bagi Papa dan keluarga untuk dapat memahami seperti apa perubahan psikologi yang dialami oleh Ibu pasca bersalin. Menurut Reva Rubin (1997) diantaranya ada fase taking in, taking hold, dan lettinggo.
Editors' Pick
2. Fase Taking In
Jika Mama atau keluarga sedang mengunjungi teman atau rekan yang baru saja melahirkan, biasanya kalimat apa yang pertama kali Mama sebutkan?
Apakah? "Selamat ya atas kelahiran anaknya, perempuan atau laki-laki?"
Ataukah? "Wah, akhirnya anaknya perempuan ya? Selamat!"
Jika, Mama mengucapkan salah satu kalimat di atas atau jenis lainnya. Ada baiknya mulai sekarang Mama menggantinya dengan model kalimat seperti ini :
"Bagaimana kondisi mu, sudah baikan?"
Atau
"Bagaimana tadi saat proses persalinan? Apa yang kamu rasakan?"
Hal ini, karena pada masa 1-2 hari pasca melahirkan, Ibu sedang berada dalam fase psikologis yang disebut Taking In. Pada fase ini, Ibu sedang mengalami ketidaknyamanan fisik yang amat sangat setelah persalinan, sehingga Ibu memerlukan istirahat yang cukup untuk memulihkan fisiknya, serta biasanya Ibu akan lebih pasif dan lebih berfokus dengan kondisi dirinya terlebih dahulu di fase ini.
Sehingga, jika di 1-2 hari pasca bersalin sudah banyak sekali orang yang memberikan perhatian kepada bayi baru lahir, Papa dan keluarga harapannya bisa menjadi garda terdepan yang fokus memberikan perhatian dan dukungan pada Ibu.
Meminta Ibu untuk dapat menceritakan pengalamannya saat bersalin, akan sangat membantu Ibu untuk dapat melewati fase ini.