Menyusui sekaligus berpuasa memang merupakan satu anugerah yang terindah ya, Ma?
Bagaimana tidak, Mama diberikan kesempatan untuk bisa menjalankan peran baru sebagai seorang Ibu menyusui yang tentu berlimpah pahalanya, kemudian Mama juga sekaligus tidak meninggalkan kewajiban ibadah Mama sebagai individu muslim yaitu berpuasa.
Rasa senang, haru, dan bangga pasti menyelimuti hati Mama jika dapat menjalankan dua kewajiban ini sekaligus. Betapa besar pahala yang telah Allah siapkan untuk Mama.
Namun, terkadang harapan memang tidak selalu sesuai dengan realita.
Banyak dari Mama yang mungkin harus terpaksa meninggalkan salah satunya karena pilihan-pilihan yang sulit.
Berikut Popmama.com telah merangkumkan untuk Mama, tanda-tanda busui harus membatalkan puasa, demi kesehatan Ibu dan bayi. Simak berikut ini!
1. Adanya tanda-tanda bayi tampak mengalami dehidrasi
Pexels/Luanafreitas
Pakar sekaligus dosen ilmu gizi UPN Veteran Jakarta, Avliya Quratul Marjan, pada saat mengisi Webinar Kolaborasi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II dan Prodi Gizi UPN Veteran Jakarta Tahun 2020 lalu, menyebutkan salah satu tanda busui harus membatalkan puasa kaitannya dengan kondisi darurat Ibu dan bayi yang pertama adalah ketika Mama melihat adanya tanda bayi tampak mengalami dehidrasi.
Biasanya gejala yang timbul adalah bayi tampak pucat, ubun-ubun dan mata bayi yang terlihat cekung, tangan dan kakinya yang terasa dingin, mulut dan bibir yang kering, tidak adanya air mata yang keluar saat menangis, bahkan pada beberapa kasus bayi tampak kesulitan bernapas atau sesak napas.
2. Bayi rewel meski sudah disusui dalam waktu yang lama
Pexels/Henleydesignstudio
Tanda busui harus membatalkan puasa , demi kesehatan Ibu dan bayi berikutnya adalah bayi yang rewel meski sudah disusui dalam waktu berjam-jam.
Masih berkaitan dengan pemaparan pada poin sebelumnya, bayi yang rewel dalam waktu yang lama sejatinya merupakan salah satu tanda bahwa bayi sedang mengalami dehidrasi baik itu ringan atau sedang, dimana kondisi ketidaknyamanannya tersebut ia ekspresikan melalui tangisan dalam waktu yang lama.
Oleh karenanya, penting sekali bagi Mama untuk sigap dalam mengetahui kondisi bayi yang dapat dilihat secara umum melalui penampilan fisiknya untuk dapat mengantisipasi apakah bayi mengalami dehidrasi atau tidak selama Mama menyusuinya namun sambil berpuasa.
Editors' Pick
3. Warna urin bayi sangat keruh dan berbau tidak sedap
Pexels/Polinatankilevitch
Perubahan warna pada urin bayi yang tampak lebih gelap dengan bau yang lebih menyengat dari biasanya juga merupakan salah satu tanda bayi mengalami dehidrasi.
Jika menemukan kondisi ini, sebaiknya Mama harus segera membatalkan puasa dan mengonsumsi makanan kemudian meneruskan pemberian ASI apabila menemukan kondisi semacam ini.
4. Bayi tampak letargi atau sangat lemas dan tidak aktif
Pexels/Monika Balciuniene
Pakar sekaligus dosen ilmu gizi UPN Veteran Jakarta, Avliya Quratul Marjan, juga menyebutkan tanda lainnya dimana Mama harus segera berhenti berpuasa saat menyusui adalah ketika Mama menemukan Bayi Mama tampak letargi atau dalam kondisi yang sangat lemas dan tidak aktif seperti biasanya.
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Dr. Natharina Yolanda dilansir melalui web IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), salah satu akibat dari bayi yang kekurangan cairan adalah bayi mengalami penurunan kesadaran yang biasanya keluhan tersebut diawali dengan tanda bayi menjadi lemas dan kurang responsif.
Kondisi lemas pada bayi ini sejatinya juga didukung fakta bahwa anak dan bayi memang jauh lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan dengan orang dewasa akibat sensibilitas rasa haus mereka yang lebih rendah serta ketidakmampuannya dalam mengekspresikan keinginan mereka apakah haus atau lapar dengan baik.
Disebutkan bayi usia 0 – 6 bulan memerlukan cairan sebanyak 700 mL/hari, sedangkan bayi usia 7 – 12 bulan memerlukan cairan sebanyak 800 mL/hari. Cairan ini dapat berasal dari ASI, maupun makanan atau minuman tambahan ketika bayi sudah berusia 6 bulan dan boleh mendapatkan MPASI.
5. Mama mengalami rasa haus yang sangat bahkan tidak tertahankan
Pexels/Arniewatkins
Dijelaskan oleh konselor ASI RSA UGM, Leilya Elvizahro, S.Gz, pada acara Pekan ASI Sedunia 2022, Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM yang dilansir melalui website UGM, kegiatan menyusui secara alamiah memang akan menyebabkan Ibu merasa lelah, karena kegiatan ini membutuhkan dan mengeluarkan banyak kalori sehingga secara otomatis Ibu pun akan cepat haus dan lapar.
Ditambah karena ASI yang juga berbentuk cairan, sehingga ketika ASI sebagai cairan dalam tubuh kemudian keluar dari tubuh Ibu, maka tubuh pun akan merefleksikan sinyal untuk meminta pengganti cairan yang hilang atas ASI yang telah dikeluarkan sebagai reaksi haus.
Oleh karenanya, pada saat menyusui akan sangat baik ketika keluarga khususnya suami mendukung Ibu dalam kegiatan menyusu dengan menyediakan snack, makanan, atau akan lebih baik lagi jika para suami menyuapkan istrinya makanan ketika Ibu sedang menyusui.
Namun, kondisi ini tentu akan menjadi berbeda ketika berada di bulan Ramadan. Apabila Mama mengalami kondisi rasa haus yang sangat bahkan tidak tertahankan, besar kemungkinan tubuh Mama sedang mengirimkan sinyal karena membutuhkan penggantian cairan yang cepat agar tubuh tidak mengalami dehidrasi.
Oleh karenanya, jika Mama sudah menemui kondisi semacam ini ketika sedang menyusui di tengah berpuasa, ada baiknya Mama segera membatalkan puasa dan segera minum, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
6. Mama mengalami sakit kepala, mata berkunang-kunang, dan merasa sangat lemas meski sudah mencoba beristirahat
Pexels/Andreapiacquadio
Tanda terakhir Mama harus segera membatalkan puasa Mama adalah ketika mengalami kondisi pusing, mata berkunang-kunang, serta merasa tubuh sangat lemas meski sudah mencoba beristirahat.
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK, dilansir dari laman Fakultas Kedokteran UI, gejala awal dari Ibu yang mengalami dehidrasi adalah adanya perubahan mood, konsentrasi mulai terganggu, haus, tenggorokan kering, hingga pusing dan cepat lelah.
"Kondisi dehidrasi yang berat misalnya sampai pusing, gangguan konsentrasi yang berat, turun kesadaran, air kencingnya sangat pekat, bahkan mungkin lebih dari enam jam justru tidak kencing, maka ini adalah tanda risiko dehidrasinya meningkat," jelas dr.Nurul.
Jika sudah menemui hal semacam ini, Mama harus segera membatalkan puasanya, dan kemudian mengonsumsi air untuk menggantikan kebutuhan cairan yang hilang.
Sebaiknya, Mama pun harus selalu mencukupi kebutuhan cairan selama menyusui, dimana disebutkan kebutuhan air untuk perempuan dewasa yang menyusui adalah 3 Liter atau setara dengan 12 gelas sehari.
Mama bisa mencukupinya dengan metode 3-6-3, yaitu 3 gelas setelah sahur, 6 gelas pada waktu berbuka puasa, tarawih, hingga sebelum tidur, dan 3 gelas setelah bangun tidur sebelum sahur.
Itulah tadi Ma, tanda-tanda busui harus segera membatalkan puasa demi kesehatan Ibu dan bayi yang telah dirangkumkan Popmama.com untuk Mama.