7 Tips Bagi Mama Baru agar Bisa Tidur Nyenyak

Mama baru sering tidak nyenyak saat tidur? Coba beberapa tips berikut ini!

30 November 2024

7 Tips Bagi Mama Baru agar Bisa Tidur Nyenyak
Freepik/freepik

Di awal-awal pasca melahirkan sering kali jam tidur Mama menjadi terganggu ya?

Pasalnya Mama harus menyesuaikan jam tidur bayi yang masih belum dapat beradaptasi dengan perbedaan siang dan Malam, serta sering kali Mama pun masih lebih waspada karena belum terbiasa dengan segala hal yang dibutuhkan oleh bayi.

Tak jarang, kondisi ini membuat banyak Mama tidak bisa tidur nyenyak hingga kekurangan jam tidur. Jika sudah begini, tentu hal ini akan berpengaruh pada produktivitas Mama di siang harinya, jika kurang beristirahat tubuh menjadi lebih lemas dan kurang berenergi, juga dapat membuat Mama tidak bersemangat. 

Bahkan, jika kondisi ini terjadi secara terus-menurus dapat memicu stress juga, lo!

Oleh karenanya, berikut 7 tips bagi Mama baru agar bisa tidur nyenyak pasca melahirkan yang telah dirangkumkan oleh Popmama.com!

1. Tidur saat si Kecil tidur

1. Tidur saat si Kecil tidur
Pexels/Andreapiacquadio

Pada saat seperti ini, memang Mama harus pintar-pintar untuk memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk beristirahat. Jika bayi, sudah berhasil tertidur, sebaiknya Mama juga memanfaatkan waktu tersebut untuk beristirahat.

Optimalkan waktu ketika bayi tidur untuk digunakan Mama beristirahat pula. Prioritaskan kebutuhan waktu untuk beristirahat barulah selanjutnya melakukan aktivitas lainnya seperti pekerjaan rumah maupun lainnya.

Alasannya, memaksakan diri untuk melakukan aktivitas pekerjaan rumah saat tubuh tidak sepenuhnya fit dan masih mengantuk, hanya akan memperlambat selesainya pekerjaan rumah dan membuat Mama semakin stress.

Cobalah berikan tubuh Mama waktu untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas lainnya. Tentu ketika tubuh dalam kondisi yang lebih prima segala jenis kegiatan yang akan dilakukan nantinya pun akan menjadi lebih cepat selesai.

2. Buat jadwal shift Papa untuk bergantian menjaga si Kecil

2. Buat jadwal shift Papa bergantian menjaga si Kecil
Freepik/v.Ivash

Ada baiknya Mama untuk berdiskusi dengan Papa sejak awal, sebelum kelahiran si Kecil mengenai shifting atau pembagian waktu saat bertugas menjaga si Kecil. Hal ini akan sangat membantu Mama, sehingga Mama juga memiliki waktu untuk beristirahat dengan lebih baik. 

Perlu diingat bahwa mengenai perawatan anak ini bukanlah tanggung jawab Mama saja, tetapi tanggung jawab kedua orang tua.Bagaimanapun juga keputusan untuk memiliki anak adalah keputusan dua orang, sehingga dalam perawatannya keduanya pun harus ikut andil satu sama lain.

Tidak ada yang lebih berhak untuk merawat, atau lebih kurang dalam merawat dengan alasan memprioritaskan hal lainnya.

Sudah seharusnya, Mama dan Papa bekerja bersama dalam hal perawatan bayi, memahami bagaimana cara beradaptasi dengan bayi baru lahir, berbagi tugas, berbagi jam tidur, dan lain sebagainya.

Kerja sama yang baik akan membuahkan hasil pola asuh bayi yang lebih optimal dan menghindarkan keduanya dari kelelahan dan stress pribadi.

Editors' Pick

3. Jangan memaksakan diri untuk melakukan semuanya dalam satu waktu

3. Jangan memaksakan diri melakukan semua dalam satu waktu
Freepik/rawpixel.com

Di awal-awal setelah lahirnya bayi, biasanya rumah akan seperti kapal pecah ya, Ma?
Saking banyaknya yang harus dilakukan, utamanya karena di awal Mama dan Papa lebih memprioritaskan segala kebutuhan bagi si Kecil, sering kali pekerjaan rumah menjadi yang nomor dua untuk dilakukan.

Namun, hal ini justru sangat tidak apa-apa Ma. Justru hindari memaksakan diri untuk menyelesaikan segala tugas mengurus bayi sekaligus mengurus rumah tangga dalam satu waktu, terutama ketika Mama sendiri mengerti bahwa kondisi fisik Mama sedang sangat lelah.

Alasannya, memaksakan diri hanya akan membuat tubuh Mama semakin lelah dan mudah stress. Terlebih, Mama pun sedang berada dalam masa pemulihan pasca bersalin, dimana di masa nifas ini beberapa keluhan mungkin juga Mama rasakan.

Oleh karenanya, cobalah untuk memahami kebutuhan diri sendiri, pahami dan prioritaskan kapan diri membutuhkan waktu istirahat sebelum kembali siap untuk melakukan pekerjaan. Tidak ada salahnya, untuk mencicil sedikit demi sedikit, bergantian dari hari ke hari, untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan.

Hal ini akan jauh lebih baik, daripada memaksakan diri yang justru memiliki risiko terhadap berbagai permasalahan kesehatan, khususnya dapat mengarah pada  stress hingga permasalahan keseahatan mental pasca melahirkan.

4. Hindari panik saat mendengar bayi menangis

4. Hindari panik saat mendengar bayi menangis
Pexels/EnginArkyut

Tidak usah parno atau panik ya, Ma! Jika mendengar tangisan bayi. Sering kali akibat kekhawatiran dan kepanikan ini, Mama menjadi tidak dapat tidur nyenyak karena terngiang-ngiang oleh suara tangisannya. 

Bayi adalah manusia yang Tuhan ciptakan dengan perkembangan yang masih sangat awal ya, Ma. Banyak hal yang ia tidak bisa dan perlu untuk terus dilatih dari waktu ke waktu. 

Termasuk dalam hal mengekspresikan keinginannya. Jika manusia dewasa bisa berbicara, meminta, atau bergerak meraih sesuatu untuk mendapatkan keinginannya. Bayi tidak bisa melakukannya, bahkan sesederhana berbicara untuk mengutarakan apa yang ia butuhkan. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan perhatian orang lain hanyalah dengan menangis.

Oleh karenanya, cobalah untuk menanamkan di dalam pemahaman Mama bahwa tangisan bayi tidak selalu sesuatu hal yang 'urgent' segera atau 'berbahaya'. Tangisan bayi adalah tanda bahwa ia membutuhkan Mama untuk membantunya melakukan sesatu atau untuk memenuhi kebutuhannya.

Melalui pemahaman seperti ini, Mama dapat menekan rasa panik dan emosi Mama sehingga Mama pun dapat menjadi lebih tenang dalam merawat si Kecil. Mama mungkin pernah pernah mendengar bahwa bayi juga dapat merasakan lo emosi seseorang yang sedang bersamanya! Selayakanya sebuah ikatan batin.

Oleh karenanya, ketenangan yang Mama bawa saat menggendong atau mengayun-ayun bayi yang sedang menangis akan secara otomatis juga  tersalurkan, sehingga bayi pun menjadi lebih tenang.

Dibandingkan apabila, Mama panik dan bergegas ketika mengayun-ayunkan bayi. Tindakan ini hanya akan menghabiskan energi Mama secara tidak efisien, dan bayi pun tetap menangis. 

5. Maksimalkan menyusu sebelum masuk larut malam

5. Maksimalkan menyusu sebelum masuk larut malam
Freepik/freepik

Berikutnya, Mama dapat mencoba untuk memaksimalkan menyusu sebelum memasuki larut malam. Ukuran lambung bayi baru lahir hanya sekecil buah ceri Ma, hal ini juga yang menyebabkan makanan yang masuk menjadi lebih cepat dicerna, karena cepatnya proses pengosongan lambung, sehingga bayi juga menjadi lebih mudah lapar. Bayi baru lahir biasanya akan menyusu setiap 2-3 jam sekali.

Nah, namun Mama tetap bisa menanganinya dengan memaksimalkan menyusu sebelum masuk waktu larut malam, karena hal ini juga dapat membantu bayi untuk bisa tidur lebih nyenyak karena sudah dalam kondisi kenyang sebelum ia tertidur. 

Bayi yang rewel di larut malam atau dini hari biasanya adalah karena mereka merasa lapar akibat sebelumnya proses menyusu belum maksimal, sehingga bayi merasa tidak nyenyak saat tidur dan terbangun.

Memaksimalkan menyusu sebelum masuk waku larut malam ini juga sangat bermanfaat untuk memberikan ASI yang maksimal kepada si Kecil, karena seperti yang diketahui di waktu ini memang pengeluaran hormon prolaktin yang memproduksi ASI jauh lebih aktif, sehingga ASI keluar lebih banyak dan bayi jauh lebih puas saat menyusu. 

Kegiatan memaksimalkan pengeluaran ASI melalui menyusui bayi sebelum larut malam ini juga sangat bermanfaat bagi Mama, sehingga terhindar dari payudara yang bengkak akibat penuh oleh ASI, sehingga tidur Mama pun dapat menjadi lebih nyenyak.

6. Hindari stimulasi yang dapat menghilangkan rasa kantuk

6. Hindari stimulasi dapat menghilangkan rasa kantuk
Freepik/freepik

Jika Mama sudah menemukan waktu yang tepat untuk bisa beristirahat, maka maksimalkan ya, Ma! Hindari stimulasi-stimulasi yang justru dapat menghilangkan rasa kantuk Mama, seperti halnya bermain handphone atau mengonsumsi kafein melalui teh atau kopi.

Terkadang, akibat berbagai kesibukan Mama pun jadi sulit untuk bisa memegang handphone, alhasil sering kali saat baru mau tidur Mama harus mengecek handphone terlebih dahulu. Sebenarnya tidak masalah, namun sebaiknya hindari melakukan hal ini ketika Mama sudah benar-benar merasakan kantuk berat. 

Alasannya, sering kali tanpa sadar akibat stimulasi yang diberikan oleh gawai, baik melalui cahaya blue light atau konten menarik yang Mama tonton, dapat menghilangkan rasa kantuk Mama. Hal ini tentu akhirnya menggangu jam tidur Mama yang seharusnya dipergunakan untuk mengistirahatkan diri.

7. Cobalah untuk berdiskusi dengan anggota keluarga jika memerlukan bantuan

7. Cobalah berdiskusi anggota keluarga jika memerlukan bantuan
Freepik/pressfoto

Terakhir, cobalah untuk berdiskusi dan terbuka mengenai berbagai hal yang Mama rasakan selama di masa-masa awal mengasuh anak ini, khususnya jika Mama memerlukan bantuan.

Berbicara terbuka tidak akan membuat Mama terlihat kurang persiapan dalam proses pengasuhan ataupun lainnya, karena tentu keluarga pun paham apa yang Mama rasakan saat itu. Mereka pun sebelumnya pernah berada di posisi Mama saat awal baru menjadi orangtua.

Meminta bantuan kepada keluarga juga dapat mempererat komunikasi Mama dan terkadang masukan-masukan yang diberikan berdasarkan pengalaman mereka di masa lalu juga dapat membantu Mama dan Papa dalam mengasuh si Kecil.

Namun, hal ini tetap kembali lagi terhadap pilihan dan kondisi, setidaknya Mama harus terbuka dengan pasangan, yang merupakan orang terdekat dan sekaligus partner Mama untuk merawat dan membesarkan buah hati tercinta.

Itulah Ma, 7 tips bagi Mama baru agar bisa tidur nyenyak pasca melahirkan yang telah dirangkumkan oleh Popmama.com! Semoga membantu Mama ya!


Baca Juga :

The Latest