Apa itu Depresi Postpartum, Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Jangan sepelekan gejala ini ya, Ma!
9 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah melahirkan mungkin Mama pernah mengalami perubahan emosi yang drastis atau mudah lelah dan tidak tertarik melakukan aktivitas apapun. Ini adalah hal yang umum terjadi.
Apalagi jika ini adalah persalinan yang baru pertama kali Mama alami. Kekhawatiran berlebih pasca melahirkan dan perubahan hormon dalam tubuh, itu bisa menyebabkan seorang ibu baru terkena depresi postpartum.
Mungkin Mama masih bingung dengan gejala depresi postpartum. Berikut informasi mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasi yang telah Popmama.com rangkum untuk Mama, simak pembahasan selengkapnya, Ma.
1. Apa itu depresi postpartum?
Depresi postpartum adalah masalah kesehatan mental yang sering dialami perempuan pasca melahirkan. Walaupan melahirkan dapat mendatangkan kesenangan, kegembiraan, rasa bangga, tapi juga bisa memberikan efek rasa takut bahkan cemas yang bercampur jadi satu.
Ada yang perlu Mama ketahui bahwa melahirkan juga dapat menyebabkan depresi.
Biasanya depresi postpartum ditandai dengan perubahan suasana hati yang terjadi secara cepat akibat perubahan hormon pasca melahirkan. Durasi waktunya sekitar 1-2 minggu pasca persalinan.
Namun, Jika baby blues postpartum tidak ditangani dengan tepat, maka bisa berdampak pada masalah depresi postpartum yang semakin serius.
Editors' Pick
2. Gejala postpartum
Gejala depresi postpartum yang mudah terlihat pada Mama pasca melahirkan yaitu ditandai dengan:
- Mood yang tertekan
- Kesulitan tidur
- Selalu merasa lemas dan lelah
- Menurunnya konsentrasi dan tidak bisa berpikir jernih
- Masalah napsu makan jadi terganggu
- Memiliki perasaan Mama bukan orang tua yang baik
- Kehilangan minat pada hal-hal yang disukai
- Kesulitan merasakan ikatan batin pada si Kecil, jadi acuh tak acuh
- Tidak tertarik pada hal yang terjadi di sekitarnya
- Sering menangis tanpa alasan yang jelas.
Namun, kamu juga perlu tahu bahwa ada 3 tingkat gejala depresi postpartum yaitu:
- Postpartum baby blues,
- depresi postpartum,
- psikosis postpartum.
Pada 3 tingkatan ini, psikolosis postopartum adalah yang paling serius dan butuh penanganan dari dokter. Gejala pada seriap tingkat bervariasi tetapi tanda-tandanya kurang lebih hampir sama.
3. Penyebab postpartum
Penyebab yang membuat Mama terkena postpartum karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, adanya penurunan hormon yang menyebabkan tertekan dan mudah lelah.
Selain itu, perubahan emosi yang terjadi pada Mama setelah melahirkan. Perasaan memiliki tanggung jawab baru merawat si Kecil membuat Mama merasa lelah, tertekan, takut dan frustasi.
Lalu, perubahan gaya hidup karena si Kecil akan jadi prioritas utama Mama, membuat waktu untuk bersosialisasi jadi sedikit. Mama akan memikirkan bahwa kebutuhan buah hati adalah yang terpenting dan menghiraukan kepentingan Mama lainnya.
4. Cara mengatasinya
Berikut cara mengatasi depresi postpartum yang bisa Mama coba lakukan:
- Mintalah bantuan pada orang terdekat. Biarkanlah mereka tahu kesulitan Mama dalam mengasuh si Kecil.
- Bersikaplah realistis terhadap harapan Mama untuk diri sendiri dan si Kecil. Yang terpenting, tanamkan pikiran bahwa Mama sudah semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk si Kecil.
- Bina hubungan dengan pasangan. Komunikasikan pada suami kesulitan Mama dalam mengasuh dan perlunya bantuan suami untuk merawat si Kecil.
Itulah yang Mama perlu ketahui tentang depresi postpartum, ini bisa meningkat levelnya jika diabaikan. Jangan sampai telat, ibu menyusui yang baru saja melahirkan memerlukan dukungan. Jika bukan kamu yang sedang berada di posisi ini, kamu bisa memberitahukannya untuk orang-orang yang ada di sekitar kamu lho, Ma.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Perbedaan Depresi Postpartum dan Baby Blues!
Baca juga: Benarkah Melahirkan Anak Laki-Laki Meningkatkan Depresi Postpartum?