7 Mitos tentang Lahir Caesar yang Salah Kaprah, Mama Wajib Tahu Nih!

Banyak mitos mengenai lahir caesar yang membuat calon ibu takut dan merasa bersalah

9 Oktober 2024

7 Mitos tentang Lahir Caesar Salah Kaprah, Mama Wajib Tahu Nih
Pexels/Jonathan Borba

Sejatinya, banyak ibu yang menginginkan lahir normal walau saat ini pada beberapa kasus perempuan telah merencanakan ingin persalinan caesar karena alasan tertentu di luar indikasi medis. Tetapi, kebanyakan indikasi operasi caesar dilakukan karena mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin. 

Persalinan caesar terkadang masih dipandang sebelah mata bagi sebagian orang. Mungkin Mama sering mendengar kalau seorang ibu yang melakukan operasi caesar belum bisa disebut "ibu seutuhnya".

Ini karena ibu tersebut tidak berjuang merasakan rasa sakit layaknya perempuan yang melahirkan lewat pervaginam.

Sehingga calon ibu yang akan merencanakan persalinan caesar banyak yang merasa bersalah dan takut. Belum lagi mitos-mitos yang beredar mengenai operasi caesar yang belum tentu dapat terbukti kebenarannya.

Nah, melansir dari Parenting Firstcry berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi mengenai 7 mitos tentang lahir caesar yang salah kaprah. Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini!

1. Memilih persalinan caesar membuat seseorang menjadi ibu yang "egois"

1. Memilih persalinan caesar membuat seseorang menjadi ibu "egois"
Freepik/freepik

Mitos tentang lahir caesar yang pertama adalah sebuah predikat tentang ibu yang egois. Seorang perempuan sebetulnya bebas memilih metode persalinan dan pilihan ini bersifat pribadi. Namun, kadang rencana persalinan bisa berubah disebabkan oleh suatu alasan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa seorang perempuan mungkin harus menjalani operasi caesar karena persalinan yang lama.

Beberapa indikasi lainnya yang menyebabkan Mama harus menjalani operasi caesar yakni diakibatkan: 

  • ukuran bayi besar sementara panggul ibunya kecil,
  • bayi menderita kelainan misalnya spina bifida, 
  • posisi kepala janin tidak berada di bawah atau sungsang,
  • ibu hamil menderita penyakit jantung,
  • plasenta previa atau plasenta menutup jalan lahir,
  • Ibu hamil yang terinfeksi virus terutama HIV
  • komplikasi preeklampsia 
  • kegagalan persalinan dengan induksi atau alat bantu menggunakan forcep dan vakum.

Banyaknya indikasi yang menyebabkan seorang ibu akhirnya harus menjalani caesar. Jadi bukan semata-mata karena sang ibu ingin "mudah" tanpa merasakan sakitnya bersalin, ya Ma.

Justru ini dilakukan untuk mempertimbangkan keselamatan ibu dan janin. Perempuan yang melakukan persalinan caesar juga pasti melewati masa berat sama seperti persalinan normal. Jadi, tidak benar ya, Ma kalau seorang ibu yang merencanakan persalinan secara caesar itu dikatakan ibu yang egois.

 

2. Tidak akan merasakan sakit selama operasi

2. Tidak akan merasakan sakit selama operasi
parents.com

Mitos tentang lahir caesar selanjutnya adalah Mama tidak akan merasakan sakit selama operasi. Sebenarnya operasi yang cukup besar ini membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama, Ma.

Jadi setiap kali seorang pasien menjalani operasi, tidak peduli seberapa aman operasi tersebut ada risikonya. Sehingga ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu tentang pilihan manajemen nyeri jika mereka memiliki masalah komplikasi kesehatan.

Memang dengan obat bius, rasa sakit dapat diminimalisir selama melakukan tindakan operasi caesar, tetapi seseorang mungkin masih merasakan tekanan. Bagaimanapun, ada bayi yang keluar dari perut mama yang menyebabkan seorang perempuan cemas dan berdampak pada kesehatannya.

Mual dan muntah baik sebelum atau sesudah operasi caesar juga cukup normal dialami oleh perempuan. Menurut Cochrane Pregnancy and Childbirth Group, gejala-gejala tersebut disebabkan oleh tekanan darah rendah yang dialami perempuan atau efek obat yang diberikan selama operasi caesar.

Editors' Pick

3. Tidak menjadi ibu seutuhnya karena tidak melalui "perjuangan"

3. Tidak menjadi ibu seutuh karena tidak melalui "perjuangan"
www.motherandbaby.co.uk

Jika dipikir-pikir sedih ya, Ma kalau mendengar banyak orang mengatakan perempuan yang memilih operasi caesar tidak bisa disebut "ibu seutuhnya".

Bayangkan saja perjuangan seorang perempuan yang mengalami gagal persalinan setelah sebelumnya diinduksi. Padahal calon ibu tersebut sudah merasakan kontraksi yang hebat dan berharap bisa lahir normal, tapi tak membuahkan kemajuan dan pilihan terakhirnya harus menjalani operasi.

Pasti perempuan tersebut merasakan kesakitan yang berkali lipat. Kesakitan saat berusaha melahirkan normal dan kesakitan karena luka operasi yang harus dirasakan setelahnya.

Belum lagi risiko plasenta previa atau plasenta yang menutupi jalan lahir yang ibu hamil selama kehamilan. Ibu hamil akan mengalami perdarahan lebih sering hingga mengharuskannya untuk berhati-hati dan bahkan banyak yang diwajibkan untuk berbaring di tempat tidur selama beberapa bulan agar menghindari pendarahan yang membahayakan janin.

Selain itu, ibu hamil yang mengalami preeklampsia seperti tekanan darah tinggi sangat berisiko sehingga tak disarankan melakukan proses persalinan normal karena rawan terjadinya kejang dan koma.

Beruntungnya saat ini Mama hidup di zaman modern di mana dunia kedokteran semakin maju. Dahulu kondisi semacam ini dapat meningkatkan resiko kematian tak hanya janin tapi juga ibu dan kasusnya sangat tinggi.

Jadi tidak perlu merasa bersalah, ya Ma sebab memilih operasi caesar juga bentuk perjuangan yang dilakukan Mama agar si Kecil dapat lahir ke dunia dengan sehat dan aman.

4. Ikatan antara ibu dan bayi kurang kuat

4. Ikatan antara ibu bayi kurang kuat
Unsplash/Isaac Quesada

Banyak orang percaya bahwa karena ibu berada di bawah pengaruh anestesi selama persalinan caesar, mereka tidak dapat melihat bayinya sehingga ikatan di antara mereka tidak kuat. Tentu ini tidak benar Ma, ikatan ibu dan bayi yang melewati kelahiran caesar atau persalinan normal sama saja, tidak ada perbedaannya.

Faktanya, sebagian besar rumah sakit atau unit bersalin justru menerapkan metode kontak 'kulit ke kulit' sesegera mungkin setelah melahirkan. Dimana setelah dilahirkan si Bayi langsung didekapkan ke pelukan ibunya. Ikatan antara ibu dan anak tidak tergantung dari bagian tubuh mana bayi itu keluar.

 

5. Sehabis operasi caesar tidak akan bisa berjalan selama berhari-hari

5. Sehabis operasi caesar tidak akan bisa berjalan selama berhari-hari
Freepik

Banyak yang bilang kalau kerugian dari operasi caesar yakni perempuan akan berbaring di tempat tidur selama berhari-hari dan tidak dapat berjalan.

Hal ini berlebihan, kenyataannya perempuan dapat bangun dari tempat tidur pada hari berikutnya setelah melahirkan secara caesar, lho Ma.

Setelah melahirkan caesar, biasanya Mama sudah boleh pulang antara tiga hingga lima hari setelah prosedur. Masa pemulihannya sendiri bisa mencapai empat minggu.

Memang, mobilitasnya akan berkurang dibandingkan dengan persalinan normal. Bekas luka akibat sayatan bedah mungkin terasa nyeri saat pemulihan, terutama saat Mama memutar tubuh, bangun dari tempat tidur atau duduk di kursi.

Tetapi selama Mama berhati-hati dan memastikan untuk tidak memberi beban atau tekanan pada bekas luka, rasa sakitnya akan menetap sementara. Mama juga disarankan untuk menghindari olahraga berat, mengangkat benda berat, dan berhubungan seksual sementara waktu.

6. Susah menyusui bayi yang baru lahir

6. Susah menyusui bayi baru lahir
http://www.nmbreakthroughs.org

Melansir dari The Huffington Post, Shilpi S. Mehta-Lee, Asisten Profesor di Departemen Obstetri & Ginekologi di NYU Langone Medical Center, mengatakan bahwa metode persalinan memiliki sedikit pengaruh pada kemampuan ibu untuk menyusui bayinya.

Sudah menjadi kepercayaan umum bahwa seorang ibu tidak boleh menyusui setelah operasi caesar karena ada kemungkinan jahitan terbuka yang disebabkan oleh gerakan. Namun semakin hari, semakin banyak ibu yang bisa atau diperbolehkan menyusui segera setelah mereka masuk ke ruang pemulihan.

Perawatan medis sudah semakin maju, jadi ada kemungkinan besar Mama dapat menyusui dengan baik setelah melahirkan secara caesar. Bahkan beberapa perempuan dapat menyusui selama operasi caesar. 

7. Sekali caesar pasti tidak akan pernah menjalani persalinan normal

7. Sekali caesar pasti tidak akan pernah menjalani persalinan normal
thebump.com

Mitos ini tidak benar ya, Ma. Pasalnya, ada prosedur Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC) atau bisa disebut dengan prosedur melahirkan normal setelah pernah menjalani operasi caesar. Meski memang tidak tepat untuk semua orang, tetapi banyak perempuan yang bisa menjalani persalinan normal walaupun sebelumnya melakukan operasi sesar.

Tentu calon ibu harus berbicara dengan dokter untuk melihat apakah mereka memenuhi kriteria tertentu untuk menjadi kandidat yang baik untuk persalinan normal setelah melakukan operasi caesar di kehamilan sebelumnya.

Selain itu, Mama harus memilih rumah sakit bersalin yang mengizinkan dan terbiasa melakukan VBAC, karena tidak semua rumah sakit melakukannya.

Operasi caesar tidak akan menghalangi Mama yang ingin merencanakan persalinan normal. Jika Mama ingin melahirkan melalui pervaginam setelah operasi caesar, biasanya Mama harus menjalani tes persalinan setelah bedah caesar yang disebut dengan TOLAC (Trial or Labour After Caesarean).

Uji coba ini akan menentukan apakah aman bagi Mama untuk melahirkan secara normal. Biasanya hasilnya akan positif bagi kebanyakan perempuan. Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists, sekitar 60-80 persen perempuan yang menjalani TOLAC berhasil melahirkan melalui pervaginam.

Beberapa mitos seputar operasi caesar di atas terkadang berlebihan sehingga menyebabkan ibu hamil jadi cemas bahkan takut dengan omongan orang-orang yang belum tentu kebenarannya. Nah, setelah mengetahui faktanya, semoga bisa mengurangi kecemasan dan perasaan bersalah yang Mama rasakan, ya. 

Demikian informasi mengenai 7 mitos tentang lahir caesar yang salah kaprah. Semoga  bermanfaat untuk Mama.

Baca juga: 

The Latest