3 Obat Pasca Operasi Caesar untuk Redakan Nyeri, Aman Dikonsumsi
Harus memperhatikan dosis dan konsultasi dengan dokter
18 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Umumnya, pemulihan operasi caesar membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dengan persalinan normal.
Pasalnya, ada bekas jahitan setelah operasi yang belum kering. Jika terlalu banyak bergerak, bekas sayatan caesar pun bisa terbuka lagi hingga menyebabkan rasa nyeri atau sakit.
Bila bekas operasi caesar masih sering nyeri, Mama tentu belum bisa bergerak bebas, apalagi menggendong bayi. Gerak tubuh Mama pun makin terbatas.
Untuk menghilangkan rasa sakit, biasanya dokter memberikan obat pasca operasi caesar. Ada tiga jenis obat yang bisa diberikan pada Mama. Apa saja?
Simak penjelasan Popmama.com berikut, ya.
1. Opioid
Opioid adalah obat pasca operasi caesar. Obat ini dikenal bisa mengatasi rasa sakit yang cukup parah. Dengan minum opioid, ibu bisa merasakan ketenangan setelah menjalani operasi caesar.
Efek sampingnya adalah menyebabkan mual, kantuk, dan gangguan pencernaan, seperti sembelit.
Biasanya, pemberian obat ini digabung dengan paracetamol. Dosisnya pun tidak boleh terlalu tinggi karena dapat menyebabkan masalah pernapasan pada ibu menyusui. Dengan dosis rendah, opioid sudah bisa meredakan rasa nyeri.
Editors' Pick
2. Ibuprofen
Obat pasca operasi caesar ini cukup umum, yakni ibuprofen. Obat ini tergolong obat antiinflamasi yang dapat meredakan peradangan dan nyeri.
Ibuprofen dapat menghentikan proses kimia di otak yang menyebabkan rasa sakit. Dengan cara kerja ini, tak heran bila ibuprofen digunakan sebagai obat pereda nyeri.
Penggunaan obat ini juga terbilang aman untuk ibu menyusui. Namun, perlu diperhatikan, sebaiknya ibu yang menderita alergi mendiskusikan terlebih dulu dengan dokter. Biasanya, ibu menyusui yang alergi akan diberikan obat pereda yang lain.
Dilansir UNC Health Care, ibu menyusui yang mengalami pendarahan di perut atau usus, gangguan pembekuan darah, penyakit ginjal, dan alergi terhadap aspirin sebaiknya tidak mengonsumsi ibuprofen.