Setelah kehamilan dan persalinan, tugas seorang ibu masih belum selesai. Ibu perlu menyusui bayi secara eksklusif selama 2 tahun.
Melalui ASI (Air Susu Ibu), bayi mendapatkan asupan bernutrisi untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Namun, menyusui ternyata bukan proses yang mudah.
Terkadang, posisi menyusui yang salah menyebabkan bayi gumoh, yakni cairan dalam lambung naik dan keluar ke mulut.
Gumoh sebenarnya hal yang normal, tapi sebaiknya Mama segera mengatasinya. Apalagi, bila bayi terus gumoh setelah minum susu.
Nah, apa saja posisinya? Simak penjelasan Popmama.com berikut, ya.
1. Perbedaan gumoh dan muntah
Freepik/Freepik
Sebaiknya, pahami dulu perbedaan gumoh dan muntah sebelum mengaplikasikan posisi menyusui yang benar agar bayi tidak gumoh.
Pasalnya, gumoh hampir mirip dengan muntah. Sehingga, sebagian besar Mama kerap bingung membedakannya.
Dilansir Mayo Clinic, gumoh biasanya ditandai dengan aliran cairan dari mulut bayi dalam jumlah sedikit. Bayi tampak seperti meludah. Tak jarang gumoh juga disertai dengan sendawa.
Gumoh juga kerap terjadi usai bayi menyusu atau saat proses bayi menyusu. Gumoh menjadi pertanda bayi sudah terlalu kenyang. Sehingga, sistem pencernaan tidak dapat menampung ASI lagi.
Sementara itu, muntah ditandai dengan tekanan yang kuat sehingga cairan dalam mulut keluar dengan cepat. Jumlah cairan yang dikeluarkan pun cukup banyak.
Editors' Pick
2. Penyebab gumoh
Freepik/Freepik
Bayi yang baru lahir rentan mengalami gumoh. Bahkan, selama tiga bulan pertama, bayi bisa jadi masih sering mengalaminya.
Sistem pencernaan yang masih bekerja optimal menjadi salah satu penyebabnya. Selain berkonsultasi dengan dokter, Mama bisa menerapkan posisi menyusui yang benar agar bayi tidak gumoh.
Proses naiknya isi perut bayi ke kerongkongan juga dikenal dengan sebutan gastroesophageal reflux, infant reflux atau infant acid reflux.
Dilansir Mayo Clinic, otot antara esofagus dan lambung bertugas menjaga sisi lambung agar tetap aman dan normal. Bila isi lambung sudah terlalu banyak, terutama saat bayi terlalu kenyang, otot akan otomatis mendorong cairan kembali ke kerongkongan.
Kondisi ini biasanya akan perlahan membaik, seiring dengan sistem pencernaan bayi bekerja makin optimal. Umumnya, gumoh akan berhenti saat bayi berumur 12 bulan atau 1 tahun.
3. Tanda gumoh yang normal dan berbahaya
Freepik/Freepik
Gumoh memang hal wajar. Bahkan, gumoh tidak mengganggu kesehatan bayi bila intensitasnya masih normal.
Dilansir Mayo Clinic, Mama tidak perlu khawatir selama bayi masih terlihat nyaman. Bahkan, bayi masih nyaman ketika makan. Berat badannya juga bertambah secara optimal. Kondisi tersebut adalah tanda gumoh tidak mengurangi asupan kalori bayi.
Kendati demikian, Mama perlu waspada bila gumoh bayi berjumlah banyak dan disertai dengan bercak-bercak misalnya. Bisa jadi, bayi mengalami gangguan pencernaan.
Segera bawa bayi ke dokter. Pasalnya, posisi menyusui yang benar agar bayi tidak gumoh tidak mempan lagi. Bayi perlu mendapatkan penanganan medis yang tepat.
4. Posisi menyusui yang benar agar bayi tidak gumoh
Freepik/Freepic.diller
Untuk meminimalisir gumoh, Mama bisa menerapkan cara menyusui yang benar. Berikut beberapa cara yang bisa digunakan:
Gunakan posisi football hold
Posisi menyusui ini diklaim posisi terbaik untuk mengurangi gumoh. Caranya, dengan menggendong bayi mirip saat Mama memegang bola ke samping. Pastikan bagian pantat bayi lebih rendah dari kepala.
Dengan posisi ini, maka dorongan gaya gravitasi mendukung ASI tetap di dalam perut. Potensi ASI naik lagi ke kerongkongan cukup kecil karena posisi mulut lebih tinggi ketimbang posisi perut.
Pastikan posisi kepala bayi lebih tinggi
Sama seperti posisi menyusui yang benar agar bayi tidak gumoh sebelumnya, posisi ini juga memanfaatkan gaya gravitasi. Caranya, dengan menggendong bayi secara tegak, mirip seperti koala.
Cara ini bisa dilakukan setelah bayi menyusu. Namun, pastikan posisi tegak ini membuat bayi merasa nyaman, ya.
Pastikan memegang kepalanya agar tetap aman ketika mencoba posisi ini. Sebab, bayi masih belum kuat menopang kepalanya sendiri.
5. Cara mengatasi bayi gumoh
Freepik/Drazen Zigic
Selain menerapkan posisi menyusui yang benar agar bayi tidak gumoh, Mama juga bisa menggunakan beberapa kiat berikut. Sehingga, potensi gumoh makin rendah.
Tetap jaga bayi agar posisinya tegak.
Coba cara menyusui dengan posisi bayi tegak atau posisi kepala bayi lebih tinggi selama 30 menit.
Hindari menggunakan ayunan saat menyusui.
Pastikan asupan bayi tidak berlebihan. Memberi ASI dalam jumlah kecil, tapi sering adalah pilihan terbaik.
Bantu bayi untuk bersendawa setelah menyusui.
Letakkan bayi untuk tidur telentang guna mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak. Jangan menempatkan bayi tidur tengkurap.
Apabila bayi tidak minum ASI, cobalah cara menyusui yang benar agar bayi tidak gumoh dengan susu formula. Dilansir Kids Health, berikut caranya:
Bantu bayi bersendawa setelah minum 1-2 ons dari botol.
Jangan berikan botol susu saat bayi berbaring.
Pastikan lubang puting di botol memiliki ukuran dan aliran yang tepat untuk bayi. Aliran yang kuat dan cepat dapat membuat bayi tersedak. Pastikan botol memiliki aliran yang cukup lambat.