5 Alasan Dokter Menyarankan Mama Melahirkan secara Caesar
Ketahui kenapa dokter menyarankan Mama melahirkan secara caesar
2 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak Mama yang memilih melahirkan dengan operasi Caesar karena khawatir atau takut kesakitan saat menjalani persalinan normal. Itulah mengapa kesempatan itu kadang dipakai juga untuk memilih tanggal cantik bagi kelahiran si Kecil.
Padahal, operasi Caesar itu tergolong operasi besar, Ma. Tentu bukan tanpa alasan jika dokter menyarankan Mama untuk menempuh langkah ini. Perlu ada indikasi klinis yang jelas mengapa operasi tersebut perlu dilakukan.
Persalinan secara section caesaria atau SC adalah prosedur mengeluarkan janin yang sudah cukup umur melalui operasi dengan membuat sayatan pada perut bagian bawah. Pada kondisi ini, ibu hamil akan diberikan anastesi, biasanya lokal melalui spinal.
Maka, Mama yang menjalani prosedur ini biasanya masih dalam kondisi sadar, tetapi mengalami mati rasa pada bagian perut ke bawah, sehingga tidak merasakan sakit ketika dioperasi.
Pertanyaannya, apa yang membuat dokter meminta ibu hamil melakukan operasi Caesar?
Kali ini Popmama.com coba membantu Mama menemukan jawabannya, simak penjelasan berikut.
1. Ukuran panggul Mama tergolong kecil
Salah satu alasan mengapa dokter menyarankan untuk operasi caesar saat melahirkan adalah ketika kamu memiliki ukuran panggul yang kecil. Ibu hamil yang mempunyai panggul sempit berisiko sulit melahirkan bayi secara normal. Apalagi jika kondisi ini didukung oleh bobot bayi yang besar (di atas 4 kg).
Dengan bobot demikian, bayi dipandang terlalu besar dan risiko keselamatan Mama melahirkan normal lebih tinggi.
Maka, biasanya dokter menyarankan untuk melakukan tindakan operasi Caesar.
Editors' Pick
2. Kondisi plasenta
Mama tentu tahu kan bahwa plasenta adalah sumber nutrisi bagi janin dalam kandungan. Namun, jika posisi plasenta terlalu rendah atau berada di tempat tidak tepat seperti mulut rahim, maka ini menyebabkan jalan lahir tertutup.
Otomatis, bayi tidak bisa melalui jalan lahir tersebut. Mama pun tidak bisa melakukan persalinan normal. Mau tak mau, operasi jadi pilihan.
Perlu Mama tahu nih, 1 dari 200 ibu hamil mengalami plasenta previa pada trimester ketiga. Jika mengalami kondisi ini, konsultasikan ke dokter untuk pemantauan dan penanganan lebih lanjut agar posisi plasenta bisa berubah.
Kondisi plasenta lainnya adalah solusio placenta, yakni pemisahan plasenta dari lapisan rahim, sering terjadi saat trimester ketiga. Setidaknya sekitar 1% ibu hamil mengalami perdarahan akibat kondisi ini.
Selain itu, kondisi ini juga bisa mengganggu asupan oksigen ke bayi. Jika situasinya parah, maka operasi Caesar darurat perlu dilakukan.
Bacajuga: Perdarahan di Kehamilan Trimester Kedua? Hati-hati Plasenta Previa