5 Fakta Lotus Birth, Apakah Metode Ini Aman?

Cek dulu fakta seputar lotus birth sebelum memutuskan ikut tren

23 Februari 2020

5 Fakta Lotus Birth, Apakah Metode Ini Aman
Freepik

Seiring perkembangan ilmu kedokteran, memilih proses persalinan menjadi suatu hal yang mungkin dilakukan oleh calon ibu. Persalinan normal dan sectio caesar adalah dua metode persalinan paling dikenal.

Belakangan, tren gaya hidup kembali ke alam turut menaikkan nama metode lotus birth. Seperti apakah metode persalinan yang pernah dilakukan beberapa influencer serta selebriti ternama Indonesia ini?

Simak 5 fakta lotus birth hasil penelusuran Popmama.comdari verywellfamily dan healthline.

1. Tali pusat sengaja tidak dipotong

1. Tali pusat sengaja tidak dipotong
Dok. Popmama.com/Ariyani Sukma

Berbeda dengan metode persalinan lainnya, lotus birth justru mempertahankan hubungan plasenta dengan bayi setelah proses persalinan. Ya, tali pusat bayi memang sengaja tidak dipotong hingga bisa terlepas sendiri dari pusar bayi.

Berapa lama tali pusat itu akan terlepas? Bervariasi, Ma, tetapi rata-rata sekitar 3-10 hari. Lama tali pusat terlepas tergantung pada kelembapan udara tempat bayi itu tinggal.

Editors' Pick

2. Jarang dipraktikkan di rumah sakit

2. Jarang dipraktikkan rumah sakit
whattoexpect.com

Kalau Mama tertarik dengan metode lotus birth, hampir pasti tidak akan menemukannya di rumah sakit. Sebab metode ini justru jarang dipraktikkan di rumah sakit.

Beberapa klinik kesehatan atau rumah bersalin menawarkan metode ini. Proses persalinan bisa dilakukan di tempat tersebut.

Pilihan lainnya, lotus birth juga bisa dilakukan di rumah Mama sendiri. Biasanya ada bidan dan doula yang akan datang ke rumah untuk membantu dan mendampingi proses persalinan.

3. Plasenta bayi ditempatkan dalam wadah

3. Plasenta bayi ditempatkan dalam wadah
babycenter.com

Konsekuensi praktik lotus birth adalah bayi harus selalu bersama plasentanya selama minggu-minggu awal kelahiran. Plasenta bayi tidak langsung diputus dan dikubur seperti metode persalinan biasa.

Usai melahirkan, plasenta bayi akan ditempatkan dalam wadah bersih. Lalu, diberi rempah-rempah dan minyak bunga setiap 24 jam.

Hal ini berfungsi mencegah bau yang mungkin timbul dari plasenta. Cara tersebut juga dilakukan supaya plasenta lekas kering.

Maka, saat Mama memandikan bayi, plasenta juga harus dibersihkan serta dikeringkan. Tentu proses ini memberi tantangan ekstra bagi ibu baru lahir. Kemanapun Mama memindahkan bayi, maka wadah berisi plasenta juga harus dipindahkan.

4. Membantu bayi memperoleh manfaat plasenta dengan maksimal

4. Membantu bayi memperoleh manfaat plasenta maksimal
Freepik/Blanscape

Banyak calon orang tua percaya bahwa lotus birth menerapkan konsep alamiah. Plasenta telah menjadi bagian bayi selama dalam kandungan. Jika dipotong tiba-tiba, diyakini bisa membuat bayi stres.

Membiarkan tali pusat terputus sendiri sama saja memberi kesempatan bayi terlahir secara alami ke dunia.

Cara ini dipandang mampu membantu bayi beradaptasi pelan tapi pasti terhadap lingkungan sekitarnya.

Dengan membiarkan bayi bersama plasenta lebih lama, bayi juga dapat memperoleh manfaat dalam plasenta secara maksimal.

5. Risiko infeksi dan jaundice

5. Risiko infeksi jaundice
Freepik

Munculnya penelitian bahwa menunda pemotongan tali pusat selama tiga menit bisa memberikan bayi lebih banyak nutrisi, khususnya zat besi. Hal ini memang benar secara ilmiah.

Namun, Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG) di Inggris memberikan peringatan bagi mereka yang memutuskan untuk menempuh lotus birth sebagai metode persalinan. Ya, risiko infeksi ternyata cukup tinggi jika melakukan metode ini.

Risiko terjadinya infeksi pada plasenta terbuka lebar. Bahkan, jika tidak segera tertangani, infeksi bisa menyebar ke bayi melalui tali pusat tersebut.

Artinya, membiarkan tali pusat lebih lama menempel pada pusar bayi ternyata tidak memberikan banyak keuntungan.

Apalagi, setelah keluar dari tubuh ibu, otomatis plasenta tidak berfungsi lagi alias berubah menjadi jaringan yang sudah mati.

Transfer darah yang lambat dari plasenta ke bayi pun meningkatkan risiko terjadinya jaundice atau kuning pada bayi. Maka, Mama perlu menimbang masak-masak apakah risiko lotus birth ini benar-benar sepadan dengan manfaat yang dirasakan ibu dan bayi.

Akhir kata, meski lotus birth diyakini sebagai salah satu metode persalinan alami, belum ada penelitian ilmiah yang bisa membuktikan manfaatnya pada ibu dan bayi.

Jadi, pastikan Mama sudah berkonsultasi dengan dokter kandungan yang tepat mengenai keamanan melakukan lotus birth sebagai metode persalinan ya.

Baca juga:

The Latest