5 Mitos Menyusui yang Boleh Mama Abaikan, Nggak Usah Diambil Pusing Ya
Mitos menyusui ini nggak perlu Mama ambil pusing ya, Ma
28 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai ibu baru, sering Mama mendengar deretan mitos seputar pengasuhan anak. Rata-rata disampaikan oleh orang tua atau kerabat yang lebih tua dengan anggapan, “Zaman dulu anak dikasih ini itu baik-baik saja kok.”
Tak terkecuali soal menyusui. Bahkan, mitos menyusui bisa panjang sekali kalau Mama mau buat daftarnya. Tidak sedikit ibu baru yang percaya mitos tersebut karena memang diyakini tidak masalah bagi tumbuh kembang anak.
Namun, ini menurut konteks pengasuhan anak zaman dulu, Ma. Seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan terus berkembang. Banyak hal yang dulu belum diketahui oleh orang tua kita, lalu ditemukan oleh para ahli dan diterapkan dalam pengasuhan masa kini.
Menjadi ibu baru berarti Mama perlu memperkaya diri dengan ilmu parenting dan kesehatan terkini.
Begitu juga soal menyusui. Berikut Popmama.commerangkum 5 mitos menyusui yang boleh Mama abaikan.
1. Menyusui itu sakit
Puting payudara termasuk bagian paling sensitif tubuh wanita. Wajar kalau muncul anggapan menyusui itu sakit karena bayi akan menghisap puting Mama setiap menyusu.
Pada minggu-minggu pertama kelahiran, puting payudara Mama memang terasa keras dan sangat sensitif. Inilah yang memunculkan pendapat menyusui itu sakit. Namun, bukan berarti hal itu akan berlangsung terus menerus, Ma.
Posisi menyusui dan pelekatan mulut bayi yang tepat akan membuat menyusui terasa nyaman. Mama pasti bisa merasakan perbedaannya antara posisi yang benar dan salah.
Bagian bawah mulut bayi harus bisa menangkup aerola puting bagian bawah, sehingga proses pengeluaran dan pengisapan ASI tidak terasa nyeri.
Masih merasa kesulitan menemukan posisi yang tepat? Mama bisa meminta bantuan perawat, konselor ASI, atau ibu & saudara yang berpengalaman menyusui.
Editors' Pick
2. Produksi ASI pasti sedikit pada awal kelahiran
Pada 3-5 hari usai melahirkan, wajar jika produksi ASI masih belum banyak. Biasanya, produksi ASI akan diawali dengan kolostrum, cairan pekat agak kekuningan yang mempunyai kandungan penting untuk bayi baru lahir.
Perlahan, jika Mama susui bayi terus menerus, produksi ASI akan terbangun memenuhi demand atau permintaan bayi. ASI banyak karena Mama susui bayi atau perah secara berkala, bukan karena didiamkan saja hingga payudara membengkak.
Lagipula, pada awal kelahiran, kebutuhan ASI bayi memang masih sedikit. Hal ini terjadi karena ukuran lambung bayi masih kecil. Lambat laun, supply and demand ASI akan terbangun dan produksi ASI Mama bisa mencukup kebutuhan si Kecil.
3. Payudara kecil, produksi ASI sedikit
Orang sering bilang, ukuran payudara kecil berarti produksi ASI pasti sedikit. Faktanya, ukuran payudara nggak berhubungan sama sekali dengan banyak sedikitnya ASI yang dihasilkan, Ma.
Perempuan dengan payudara besar bukan berarti mudah menyusui. Sama halnya dengan anggapan “payudara lembek tanda ASI kurang.”
Ingat bahwa prinsip produksi ASI adalah supply and demand. Jadi, produksi ASI bisa diusahakan dengan menambah frekuensi menyusui atau memompa, bukan karena ukuran payudara.
4. Berhenti menyusui jika bayi sedang diare
Saat bayi sakit, satu-satunya “obat” yang mujarab adalah ASI. Kandungan nutrisi ASI justru bermanfaat dalam perlindungan sistem pencernaan bayi, terutama saat ia mengalami diare.
Pemberian ASI selama bayi diare bisa membantu tubuh melawan infeksi dan menjaga asupan cairan tubuh bayi agar tidak dehidrasi. Plus, menyusui membuat bayi merasa nyaman dan tenang berada dalam dekapan Mama.
5. Ibu menyusui punya banyak pantangan makanan
Mama pasti sering dengar, “Ibu menyusui nggak boleh makan pedas!” atau “Ibu menyusui nggak boleh minum kopi” dan lain sebagainya. Kok sedih sekali ya, Ma, nggak boleh makan minum ini itu?
Sebetulnya, tidak ada pantangan makanan minuman bagi ibu menyusui, selama semua dikonsumsi dalam takaran yang pas. Bagaimanapun juga segala sesuatu yang berlebihan nggak baik kan?
Sebab apa yang Mama santap memang berpengaruh pada produksi ASI Mama. Terlebih jika Mama memiliki riwayat alergi, sebaiknya hindari makanan pencetus alergi selama menyusui guna menghindari terganggunya kesehatan bayi.
Lalu, Mama bisa makan dan minum semua hidangan kesukaan tanpa rasa khawatir. Sebenarnya makanan dan minuman favorit ini bisa jadi ASI booster buat Mama juga lho!
Yang terpenting konsumsi apapun dalam jumlah yang secukupnya, tidak berlebihan.
Mama bisa mengabaikan 5 mitos menyusui tadi dan fokus pada pemberian ASI terbaik untuk si Kecil. Yakinlah Mama bisa menyusui si Kecil hingga ia genap 2 tahun nanti. Mama punya mitos menyusui lainnya?
Share di sini yuk!
Baca juga:
- 5 Pengganti Nasi untuk Sarapan Pagi Ibu Menyusui
- Rekomendasi Obat Batuk untuk Ibu Menyusui yang Aman Dikonsumsi
- 5 Buah yang Bernutrisi Tinggi untuk Kesehatan Ibu Menyusui
