Saat menyusui, seringkali Mama akan mengalami penundaan haid. Kondisi ini pun kerap membuat aktivitas menyusui dianggap bisa menjadi kontrasepsi alami alias bisa mencegah kehamilan.
Salah satunya disebut-sebut karena pengaruh dari aktivitas hormonal, yang terjadi ketika Mama menyusui si Kecil secara eksklusif.
Nah, benarkah menyusui dapat membantu mencegah kehamilan? Berikut Popmama.com rangkum informasinya:
Editors' Pick
1. Perubahan hormonal saat menyusui
Freepik/nestea06
Dilansir Baby Centre, menyusui seringkali membuat periode haid Mama terlambat datang. Kondisi ini wajar terjadi karena adanya hormon prolaktin. Selain berfungsi untuk proses produksi air susu ibu (ASI), hormon prolaktin juga berperan untuk menekan pelepasan hormon yang menyuburkan sel telur.
Terjadinya keterlambatan kembalinya periode haid ini juga dikenal sebagai amenore laktasi alias lactational amenorrhea (LAM).
2. Prinsip menyusui sebagai kontrasepsi alami
Freepik/Blanscape
Efektivitas LAM bergantung pada seberapa sering dan berapa lama bayi menyusu, Ma. Dalam beberapa kondisi tertentu, metode LAM dikatakan 98 persen efektif mencegah kehamilan, yakni ketika:
Mama menyusui secara eksklusif setiap waktu, tanpa tambahan susu formula
Periode haid Mama belum datang setelah melahirkan
LAM efektif sampai bayi berusia 6 bulan saja
Ini berarti ketika bayi sudah berusia di atas 6 bulan, di mana ia sudah mulai makan dan Mama tidak lagi menyusui secara eksklusif, Mama sebaiknya tidak lagi mengandalkan menyusui sebagai kontrasepsi utama.
Pun demikian dengan periode haid, Ma. Apabila saat menyusui kemudian haid Mama sudah kembali datang, maka efektivitas LAM sebagai kontrasepsi alami mencegah kehamilan juga akan menurun.
Rata-rata periode haid akan kembali rata-rata 28 minggu setelah melahirkan, atau berkisar dalam rentang antara 15-48 minggu setelah melahirkan.
3. Pilihan kontrasepsi lain yang aman untuk ibu menyusui
Freepik/Supreeya Chantalao
Selain menyusui, ada beberapa pilihan kontrasepsi lain yang bisa Mama gunakan saat menyusui. Pilihan ini juga bisa dipertimbangkan untuk dipakai ketika Mama sudah mulai haid atau ketika bayi sudah berusia 6 bulan ke atas.
Dilansir Healthline, beberapa pilihan kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui di antaranya:
IUD
Intrauterine devices (IUD) terbuat dari bahan plastik yang dilapisi tembaga. Nantinya, alat berbentuk seperti huruf T ini akan dimasukkan ke dalam vagina untuk mencegah sperma masuk. Meski efektif untuk mencegah kehamilan dan aman digunakan ibu menyusui, ada beberapa keluhan yang bisa terjadi seperti kram, haid tidak teratur dan muncul flek di antara siklus haid. Yang praktis, apabila Mama ingin hamil kembali, Mama bisa langsung melepas IUD dan segera program hamil. Jangan lupa rutin kontrol IUD ke dokter untuk meminimalkan terjadinya masalah terkait pemasangan IUD, ya.
Kondom
Kontrasepsi lain yang juga aman dipilh ibu menyusui untuk mencegah kehamilan adalah kondom. Kondom bekerja dengan menghalangi sperma masuk ke dalam vagina. Berbagai varian kondom banyak tersedia di pasaran, mulai dari yang berbahan lateks, sampai yang berpelumas. Positifnya, selain mencegah kehamilan kondom juga menjadi satu-satunya alat kontrasepsi yang membantu melindungi seseorang terhadap infeksi menular seksual (IMS). Apabila digunakan dengan tepat, efektivitas kondom mencegah kehamilan bisa sampai 98 persen.
Implan
Implan menjadi pilihan kontrasepsi lainnya yang juga dianggap aman untuk ibu hamil. Perangkat kecil ini akan dimasukkan di bawah kulit di bagian lengan atas Mama. memasukkan implan di bawah kulit di lengan atas Anda. Setelah terpasang, implan dapat membantu mencegah kehamilan hingga empat tahun. Implan mengandung hormon progestin, yang membantu mencegah ovarium melepaskan sel telur dan mengentalkan lendir serviks, sehingga mencegah sperma mencapai sel telur. Segera cek ke dokter apabila setelah pemasangan implan Mama merasakan ada keluhan seperti nyeri di lengan yang tak kunjung hilang, tanda infeksi seperti demam, serta perdarahan berat.
Pil KB
Pil KB ada yang mengandung campuran estrogen dan progestin, ada pula yang hanya mengandung progestin saja (dikenal juga dengan sebutan pil mini). Nah, memilih jenis pil KB pun perlu dicermati, Ma. Sebab pil KB yang mengandung estrogen jarang digunakan para ibu menyusui karena dapat memengaruhi produksi ASI. Pil mini pun menjadi pilihan ibu menyusui, meskipun efektivitasnya dalam menekan ovulasi lebih kecil dibandingkan yang mengandung estrogen. Diskusi dengan dokter kandungan menjadi sangat penting saat Mama memutuskan hendak menggunakan pil KB sebagai kontrasepsi. Selalu ikuti aturan minum pil KB dari dokter karena sangat memengaruhi efektivitas dalam mencegah kehamilan.
Demikian informasi tentang efektivitas menyusui dalam mencegah kehamilan dan beberapa pilihan kontrasepsi lain yang aman untuk ibu menyusui. Yuk dipilih yang sesuai kebutuhan, Ma!