Cara Menyimpan ASI yang Tepat, Jangan Keliru Ya, Ma!
Siapkan waktu khusus untuk melakukan persiapan-persiapan ini ya, Ma
3 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, oleh sebab itu Mama tentu akan melakukan semua yang terbaik untuk menjaga kualitas ASI. Nutrisi yang terkandung dalam ASI sangat lengkap sehingga bisa memenuhi kebutuhan bayi baru lahir bahkan hingga usianya dua tahun.
Apabila Mama bekerja dan perlu memberikan ASI perah pada si Kecil, Mama tidak boleh melakukannya secara berlebihan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kualitas ASI tidak menurun.
Dengan begitu, kebutuhan nutrisi bayi pun akan tetap terpenuhi dengan baik, Ma. Nah, apa saja ya yang perlu diperhatikan dan cara menyimpan ASI yang tepat? Yuk simak dulu informasinya berikut ini dari Popmama.com:
1. Pilih wadah ASI perah yang berkualitas
Langkah awal yang perlu Mama perhatikan saat ingin menyimpan ASI adalah dengan memilih wadah yang berkualitas. Pastikan wadah yang digunakan steril ya, Ma.
Jika Mama memilih untuk menggunakan wadah berupa plastik ASI, gunakan sekali saja dan tidak berulang-ulang. Meskipun mungkin tampak masih bersih, plastik ASI yang sudah pernah digunakan tentu tidak steril. Dikhawatirkan hal ini bisa mengontaminasi dan mengurangi kualitas ASI.
Penggunaan plastik ASI bisa ditempatkan di lemari es. Jangan lupa tempatkan plastik di wadah khusus supaya lebih rapi dan tidak tercampur-campur dengan benda lain di lemari es.
Namun apabila Mama berencana ingin membekukan ASI dalam waktu yang cukup lama, lebih baik gunakan wadah berupa botol kaca. Jangan lupa menutupnya dengan rapat. Menurut pakar laktasi Tamara Hawkins, FNP, RN, IBCLC, hal ini penting untuk menghindari kontaminasi.
Pastikan ASI tidak dituang melebihi batas garis yang direkomendasikan di botol atau plastik, untuk menghindari ASI bocor saat disimpan beku.
Apabila Mama memerah ASI menggunakan breastpump atau pompa ASI, jangan lupa juga untuk selalu membersihkan dan mensterilkannya sebelum digunakan ya, Ma. Ini juga penting untuk menjaga kualitas ASI yang disimpan.
Editors' Pick
2. Letakkan ASI perah di area yang bersih
Lingkungan tempat penyimpanan ASI penting juga untuk selalu dijaga kebersihannya. Dalam hal ini, misalnya cooler bag, lemari es dan juga freezer.
Bersihkan secara rutin untuk menghindari tempat-tempat tersebut menjadi tempat berkembang biak bakteri dan kuman.
Selain dibersihkan, perhatikan juga bagaimana Mama menempatkan ASI perah. Jika Mama menyimpan ASI di lemari es, selalu letakkan ASI yang baru diperah di bagian paling belakang dan rak paling atas. Ini adalah area yang paling dingin dan stabil suhunya.
Hindari menempatkannya di bagian pintu, karena setiap kali pintu lemari es dibuka maka suhunya akan berubah-ubah. Hal seperti ini jika dilakukan berulang-ulang bisa memengaruhi kualitas ASI.
Sementara itu, jika Mama ingin menyimpan ASI di freezer, lakukan hal yang sama seperti di lemari es. Tempatkan ASI paling baru di bagian paling belakang karena memiliki suhu yang paling dingin dan stabil.
3. Samakan suhu saat hendak mencampur ASI
Kadang-kadang hasil perah dalam satu kali sesi memompa akan sedikit, sehingga ASI perlu dicampur (hasil dari beberapa kali sesi perah) agar efisien disimpan di satu botol. Boleh saja kok Mama melakukan hal ini, tapi samakan suhu ASI terlebih dahulu.
Caranya adalah menyimpan ASI dari sesi pertama di lemari es, kemudian saat Mama memompa ASI lagi dan ingin mencampurnya maka simpan dulu ASI dari sesi kedua di lemari es yang sama.
Nah, setelah suhunya sama, barulah Mama bisa mencampurkan ASI dari kedua sesi perah tersebut dalam wadah yang sama.
Menurut konsultan laktasi Regina Eichenberger, PA-C, IBCLC, tidak dianjurkan mencampur ASI baru yang masih hangat ke ASI dalam wadah yang sudah dingin dan bahkan beku. Hal ini bisa merusak komponen dalam ASI tersebut, Ma.
4. Jangan lupa beri label dan simpan ASI dalam porsi kecil
Begitu dicairkan atau dihangatkan, ASI harus langsung diminum sampai habis dan tidak bisa didinginkan lagi. Oleh sebab itu, simpanlah ASI dalam ukuran sekali minum si Kecil.
Dengan begitu, setelah dihangatkan ASI bisa langsung diminum sampai habis dan tidak tersisa. Ini justru bisa membuat ASI terbuang begitu saja.
Untuk menghindari pemborosan ASI, simpan ASI dalam porsi kecil. Jangan lupa memberikan label pada setiap kemasan ASI perah, Ma. Tuliskan tanggal, jam dan berapa banyak isi dari botol ASI tersebut.
Informasi ini penting supaya Mama bisa lebih efisien memberikan ASI sesuai dengan urutan waktu pemerahannya. Mama juga bisa tahu kapan ASI sebaiknya tidak lagi diberikan pada si Kecil.
Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI maksimal disimpan 5 hari di lemari es. Sementara itu di freezer dalam lemari es satu pintu, ASI maksimal disimpan maksimal 2 minggu. Jika Mama memiliki freezer dengan lemari es 2 pintu, ASI bisa disimpan 3 sampai 6 bulan.
5. Cek secara berkala kualitas ASI yang disimpan
Meski merasa ASI disimpan dengan aman dan dalam jangka waktu yang sesuai, ada baiknya Mama selalu mengecek kualitas ASI yang ada. Terutama saat Mama ingin memberikannya pada si Kecil.
Periksa tampilan dari ASI yang disimpan. Saat dingin, ASI secara alami akan terpisah menjadi beberapa lapisan, dengan lapisan lemak naik ke atas. Setelah dihangatkan, seharusnya pisahan ini mudah tercampur kembali saat wadah sedikit diputar-putar.
Namun apabila tampilan ASI yang tampak terpisah dan tidak tercampur rata, maka ini bisa menjadi salah satu tanda kualitas ASI sudah menurun.
Perhatikan juga aroma dari ASI. Jika sudah tercium aroma tidak sedap, sudah bisa dipastikan ASI sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Rasa ASI yang sudah asam juga bisa menjadi pertanda bahwa kualitasnya sudah menurun.
Nah, demikian informasi tentang cara menyimpan ASI yang bisa Mama mulai terapkan. Pastikan Mama melakukannya supaya kualitas ASI bisa tetap terjaga, ya.
Baca juga:
- Manfaat dan Tips Melakukan Pijat Laktasi untuk Lancarkan ASI
- Coba Yuk! 5 Rekomendasi ASI Booster untuk Melancarkan ASI
- Apakah Teh Laktasi Benar-Benar Dapat Meningkatkan Produksi ASI?