Tali pusar tak sekadar menjadi penghubung antara bayi dengan plasenta di dalam kandungan Mama, benda ini juga memiliki beragam fakta menarik yang bisa diketahui. Salah satunya adalah kemampuannya untuk mengantarkan nutrisi dari Mama ke bayi.
Sebagian ahli menuturkan bahwa tali pusar memiliki tiga pembuluh darah, sehingga membiarkannya tetap utuh sdan bergenti berdenyut sendiri setelah persalinan disebut sebagai hal yang baik.
Namun demikian, tak sedikit para dokter yang langsung memutus tali pusar segera setelah bayi dilahirkan. Tak ada perbedaan yang terlalu signifikan antara kedua tindakan ini, baik bayi maupun bagi Mama.
Nah, apa lagi ya fakta soal tali pusar yang menarik untuk diketahui? Yuk disimak, berikut rangkuman informasinya seperti telah ditulis Popmama.com:
1. Bisa diputar bayi
Freepik/Phduet
Saat bayi di dalam kandungan sudah mampu bergerak bebas, mereka sering bermain-main dengan tali pusar. Tak sedikit hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bayi juga bisa memutar-mutar tali pusarnya. Selama tali pusarnya masih sehat dan utuh, putaran ini tidak akan mempengaruhi fungsi utamanya.
Kebiasaan bermain dengan tali pusar ini diketahui menjadi penyebab seringkali terjadi kasus di mana bayi dilahirkan dengan tali pusar yang melilit lehernya. Saat kondisi seperti ini terjadi dan dianggap dapat membahayakan bayi, maka biasanya dokter akan melakukan tindakan lain misalnya operasi caesar.
2. Bisa berhenti bekerja
Freepik/Yanalya
Beberapa waktu setelah bayi lahir, ia akan berada dalam lingkungan yang memiliki suhu terkontrol. Saat kemudian tali pusar juga ikut dikeluarkan dan terpapar oleh udara sejuk, maka komponen mirip agar-agar yang dimilikinya akan mulai mengecil dan mengeras.
Pembuluh darah di dalam tali pusar pun juga akan tertutup dan secara alami terjepit. Semakin hangat suhu lingkungan di luar tubuh, biasanya akan semakin lama juga tali pusar mengalami penjepitan secara alami. Seperti yang terjadi saat Mama melahirkan dengan metode waterbirth. Namun demikian, rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 3 hingga 20 menit.
Editors' Pick
3. Memiliki banyak sel
Freepik/Freestockcenter
Jaringan tali pusar terdiri dari sel-sel induk yang memiliki kemampuan beregenerasi dan berubah menjadi berbagai jenis sel. Termasuk di antaranya tulang rawan, tulang, lemak dan otot. Ini berarti tali pusar memiliki potensi untuk menjadi penyembuh di kemudian.
Sampai saat ini uji klinis terkait manfaat lanjut dari tali pusar masih dilakukan. Ini untuk melihat apakah sel punca dari tali pusar benar-benar dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi seperti stroke, rheumatoid arthritis, penyakit Parkinson, multiple sclerosis, asma dan cerebral palsy.
4. Menjadi tempat bayi belajar
Freepik/Freestockcenter
Kemampuan bayi untuk menyentuh mulai berkembang selama proses kehamilan di trimester pertama. Saat kehamilan memasuki usia 8 minggu, bayi dapat merasakan sentuhan di wajah dan bibirnya.
Kemudian saat memasuki usia 14 minggu, bayi mulai mampu menjelajahi area sekitar rahim dan tubuhnya sendiri menggunakan tangan, kaki, dan mulutnya.
Pencitraan ultrasound alias USG menunjukkan bahwa bayi menggunakan tangannya untuk mengeksplorasi rahim, termasuk menggenggam tali pusar. Penjelajahan lingkungan ini membuat otak bayi mencari pengalaman belajar melalui sentuhan kelak setelah lahir dan masa kanak-kanak.
5. Panjangnya bervariasi
Freepik/Onlyyouqj
Setiap tali pusar antara satu bayi dengan bayi lainnya tidak selalu sama dan berbeda-beda. Rentang panjang rata-rata tali pusar bayi baru lahir berkisar antara 50 hingga 60 cm. Namun demikian, ada pula yang memiliki tali pusar dengan panjang 19 cm sampai 133 cm.
Perbedaan ini disebutkan adalah efek dari tingkat aktif bayi itu sendiri di dalam rahim. Dikatakan bahwa semakin aktif bayi di dalam kandungan, terutama di trimester kedua, maka mereka cenderung memiliki tali pusar yang lebih panjang.
6. Bisa dibiarkan tak terpotong
Pixabay/Cherylholt
Sebagian dokter biasanya akan langsung memotong tali pusar setelah bayi dilahirkan. Namun pada metode persalinan dengan lotus birth, biasanya tali pusar akan dibiarkan utuh. Hal ini membuat bayi tetap melekat dengan plasentanya sampai tali pusar dibiarkan lepas secara alami. Rata-rata waktu yang dibutuhkan adalah sekitar tiga hari.
Terkait hal ini, Royal College of Obstetricians & Gynecologists mengatakan metode tersebut tidak memiliki manfaat berarti dan justru dapat membawa risiko infeksi pada bayi baru lahir jika kebersihannya tidak dijaga.
7. Tidak memiliki saraf
Pixabay/Pexels
Tidak perlu khawatir bayi akan merasakan nyeri saat tali pusarnya dipotong setelah dilahirkan. Faktanya, tali pusar tidak memiliki saraf. Dengan begitu, pada saat pemotongan tali pusar dilakukan, maka bayi tidak akan merasakan sakit. Tenang saja ya, Ma.
Setelah tali pusar sudah terpotong, langkah berikutnya yang perlu Mama lakukan adalah menjaga kebersihan pada sisa tali pusar di perut bayi sampai pusarnya benar-benar mengering. Bersihkan sisa tali pusar dan sekitarnya setidaknya sekali dalam sehari dengan menggunakan kapas air hangat dan sabun bayi.