Setelah melahirkan, ada beberapa masalah kesehatan yang tetap bisa dialami oleh Mama.
Terutama jika prosedur persalinan tidak dilakukan dengan benar, Mama berisiko mengalami masalah baru seperti infeksi masa nifas.
Masa nifas terjadi sekitar 30-40 hari setelah melahirkan. Di masa ini, tubuh Mama masih sangat rentan mengalami infeksi.
Jika tidak segera diatasi, infeksi masa nifas juga bisa membahayakan nyawa Mama. Oleh sebab itu, Mama perlu tahu tentang penyebab, gejala dan cara mengatasi infeksi masa nifas.
Berikut Popmama.com rangkum informasinya untuk Mama, seperti dikutip dari Healthline.
1. Apa itu infeksi nifas?
Unsplash/Natanael Melchor
Infeksi masa nifas adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri masuk dan menginfeksi rahim serta daerah sekitarnya setelah seorang perempuan melahirkan. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan puerperal infection atau postpartum infection.
Diperkirakan 10 persen penyebab meninggal terkait kehamilan di Amerika Serikat disebabkan oleh infeksi. Angka kematiannya pun diperkirakan lebih tinggi di daerah yang tidak memiliki sanitasi yang layak.
Infeksi ini biasanya ditandai dengan adanya kenaikan suhu sampai 38 derajat Celcius atau lebih selama selama 2-10 hari pertama pasca persalinan.
Ada beberapa jenis infeksi masa nifas, termasuk endometritis (infeksi pada lapisan rahim), miometritis (infeksi pada otot rahim), dan parametritis (infeksi pada area di sekitar rahim).
Editors' Pick
2. Tanda dan gejala infeksi masa nifas
Freepik/lyashenko
Mama perlu memahami betul tanda dan gejala awal dari infeksi masa nifas. Ini supaya diagnosis dan penanganannya pun lebih cepat.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai termasuk demam tinggi, nyeri di perut bagian bawah, keputihan, kulit pucat (yang bisa menjadi pertanda adanya kehilangan darah dalam volume besar), menggigil, sakit kepala, turun nafsu makan dan peningkatan denyut jantung.
Gejala-gejala ini seringkali membutuhkan waktu beberapa hari untuk terlihat. Bahkan bisa saja tanda dan gejala infeksi muncul saat Mama sudah di rumah alias sudah pulang dari rumah sakit.
3. Penyebab infeksi masa nifas
Unsplash/Ibrahim Boran
Flora kulit seperti Streptococcus, Staphylococcus dan bakteri lain dapat menyebabkan infeksi masa nifas. Bakteri-bakteri ini tumbuh subur di lingkungan yang lembap dan hangat.
Bakteri lain yang bisa menjadi penyebab infeksi masa nifas yakni Escheria coli atau E. coli. Bakteri ini seringnya berasa dari kandung kemih atau rektum. Infeksi E. coli dapat menimbulkan masalah di area perineum, vulva dan endometrium.
Pada dasarnya, infeksi setelah melahirkan dapat terjadi karena beberapa hal teknik, misalnya alat-alat medis tidak steril, infeksi dari nosocomial rumah sakit serta infeksi pada bekas luka operasi caesar.
4. Dapat didiagnosa dengan cek kesehatan fisik
Pixabay/Jaytaix
Infeksi masa nifas dapat didiagnosis oleh dokter melalui pemeriksaan fisik. Jika diperlukan, dokter juga mungkin akan mengambil sampel urine atau darah untuk menguji keberadaan bakteri.
Komplikasi akibat infeksi masa nifas sebenarnya masih jarang. Namun bukan berarti tidak mungkin terjadi, Ma. Terutama jika infeksi tidak didiagnosis dan diobati dengan cepat.
Beberapa kemungkinan komplikasi termasuk seperti adanya abses (nanah), peritonitis (radang selaput perut), adanya gumpalan darah di vena panggul, dan emboli paru (ada gumpalan darah menghalangi arteri di paru-paru).
Komplikasi berbahaya lain seperti sepsis atau syok septik juga bisa terjadi. Ini merupakan suatu kondisi di mana bakteri masuk ke aliran darah dan menyebabkan peradangan yang lebih berbahaya.
5. Pengobatan dan pencegahan infeksi masa nifas
Freepik
Infeksi masa nifas paling sering diobati dengan antibiotik oral. Misalnya dengan resep obat clindamycin atau gentamicin. Antibiotik akan disesuaikan dengan jenis bakteri yang dicurigai dokter menjadi penyebab utama infeksi.
Untuk memastikan kuman dan bakteri benar-benar sudah mati, taati anjuran dokter untuk minum obat antibiotik sampai habis ya, Ma.
Nah, bisakah infeksi masa nifas dicegah? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna menurunkan risiko infeksi masa nifas. Salah satunya adalah memerhatikan kebersihan dan faktor higienis tempat persalinan.
Kurangnya kesadaran di antara penyedia layanan kesehatan atau sistem sanitasi yang tidak memadai dapat menyebabkan tingkat infeksi yang lebih tinggi.
Faktor risiko paling penting untuk infeksi masa nifas adalah metode persalinan. Jika Mama tahu bahwa Mama akan menjalani operasi caesar, jangan ragu untuk memastikan rumah sakit sudah menyiapkan tindakan-tindakan untuk mencegah infeksi.
Demikian informasi tentang infeksi masa nifas dan bahayanya bagi kesehatan Mama setelah melahirkan. Kenali tanda-tandanya dan jangan ragu konsultasi ke dokter sedini mungkin, ya.