Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Obat Pelancar ASI?
Seringkali obat pelancar ASI dikonsumsi oleh ibu menyusui, ketahui kelebihan dan kekurangannya ya Ma
16 November 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah si Kecil lahir dengan selamat dan sehat, saatnya maju ke fase berikutnya yaitu menyusui. Tentunya Mama tidak ingin melewatkan masa-masa berharga ini karena saat inilah Mama bisa memberikan nutrisi terbaik bagi si Kecil.
Dokter selalu menyarankan untuk memberikan ASI atau Air Susu Ibu bagi kepada sang bayi karena ASI diproduksi alami oleh tubuh Mama dan sudah mengandung nutrisi yang penting bagi tumbuh kembang bayi seperti vitamin, protein, dan lemak.
Bahkan jika dibandingkan dengan susu formula, ASI lebih mudah dicerna oleh tubuh bayi.
Selain itu, ASI juga bisa memberikan perlindungan tubuh yang tidak dimiliki oleh susu formula.
Diantaranya adalah antibodi yang bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu melancarkan pencernaan, penyerapan gizi, dan mencegah infeksi.
Bukan waktu yang sebentar untuk memberikan ASI kepada sang buah hati, yaitu selama 2 tahun. Kadang Mama punya hormon yang naik turun sehingga produksi ASI juga kadang banyak kadang sedikit.
Tak jarang, Mama pun mengonsumsi obat untuk memperlancar produksi Air Susu Ibu. Tapi, apakah aman buat si Kecil saat Mama memutuskan untuk minum obat?
Berikut ini Popmama.com telah merangkum plus minus dari mengonsumsi obat pelancar ASI bagi ibu menyusui.
1. Sebelum memutuskan menggunakan pelancar ASI, konsultasikan dulu ke dokter
Menurut dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, IBCLC, dokter spesialis anak dan konsultas laktasi, pemberian obat untuk memperlancar ASI atau galaktagog dibenarkan secara medis. Akan tetapi, mintalah saran dokter terlebih dahulu.
2. Mungkin saja hanya posisi menyusui yang salah
Mungkin ASI yang kurang disebabkan oleh mispersepsi dan praktik menyusui yang kurang tepat saja, bukan karena masalah serius seperti penyakit. Ingat, konseling menyusui mutlak dibutuhkan sebelum mengira ASI yang kurang dan pemberian galaktagog.
Hal ini sama pentingnya dengan manajemen menyusui yang harus dipastikan sudah sesuai harapan.