Sterilisasi atau Tubektomi, Kontrasepsi Permanen untuk Cegah Kehamilan
Fakta seputar metode strerilisasi yang perlu Mama ketahui
9 Oktober 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada beberapa pilihan kontrasepsi yang umum digunakan untuk mencegah kehamilan, seperti kondom, pil KB, suntik KB dan IUD (KB spiral). Namun, jika Mama berencana untuk mencegah kehamilan secara permanen, maka KB steril atau tubektomi adalah pilihan terbaik.
Tubektomi atau KB steril pada umumnya diminati oleh pasangan suami isteri yang tidak berniat menambah jumlah anak, tidak ingin memiliki keturunan atau memiliki resiko kehamilan yang tinggi seperti hamil di atas usia 40 tahun. Pasalnya, kontrasepsi ini bersifat permanen.
1. Apa itu tubektomi
Tubektomi merupakan metode kontrasepsi yang dilakukan pada perempuan. Cara kerja KB steril ini dilakukan dengan mengikat atau memotong saluran tuba falopi, sehingga sel telur tidak akan menemukan jalan menuju rahim dan begitupula dengan sperma yang tidak mampu mencapai tuba falopi untuk membuahi sel telur. Meski demikian, sel telur tetap dapat dilepaskan oleh ovarium secara normal dan tidak mempengaruhi kerja hormon apapun.
Itulah sebabnya metode ini bersifat permanen. Artinya tidak seperti kontrasepsi lain yang bisa dihentikan kapanpun Mama ingin hamil lagi, KB steril terbukti ampuh mencegah kehamilan. Tingkat keberhasilan metode ini dalam mencegah kehamilan bahkan mencapai 99%, dimana hanya 1 diantara 200 perempuan yang mampu hamil pasca menjalani prosedur tubektomi.
Editors' Pick
2. Prosedur pelaksanaan tubektomi
Sebelum memulai proses tubektomi, dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes untuk memeriksa kondisi kesehatan sekaligus memastikan Mama sedang tidak hamil.
Ada dua prosedur pelaksanaan tubektomi yang bisa Mama pilih, yakni :
- Tuba implan. Tuba impan (Hysteroscopic sterilization) merupakan metode KB steril yang dilakukan tanpa operasi atau pembedahan. Metode ini dilakukan dengan memasukkan dua logam kecil (essure) ke dalam tuba falopi melalui vagina dan leher rahim Mama, sehingga dapat mencapai saluran tuba falopi.
Implan ini berfungsi sebagai penghambat untuk mencegah bertemunya sperma dan sel telur. Proses ini memakan waktu sekitar tiga bulan sebelum bekas luka (jaringan parut) dari implan benar-benar menutup tuba falopi dengan sempurna. Oleh sebab itu, disarankan untuk tetap menggunakan kontrasepsi lain seperti kondom atau pil KB selama proses penebalan luka berlangsung
- bedah laparoskopi. Metode ini dilakukan melalui pembedahan, yakni dengan mengikat tuba falopi demi mencegah masuknya sel telur ke rongga rahim. Operasi yang dilakukan bersifat minor dimana dokter akan membuat sayatan kecil diatas pubis untuk menutup tuba falopi.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dokter untuk menutup tuba falopi, diantaranya dengan memotong atau mengikat menggunakan cincin (Tubal occlusion), mengangkat sebagian tuba atau memblokir saluran tuba falopi dengan perangkat medis. Kebanyakan perempuan memilih metode tubal occlusion untuk sterilisasi.