Masalah Keloid yang Timbul setelah Operasi Caesar
Masalah bekas luka ini seringkali membuat Mama tidak nyaman
2 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi Mama yang menjalani persalinan caesar, risiko timbulnya bekas luka operasi tentu tak terhindarkan. Bekas luka ini biasanya merupakan jaringan fibrosa atau jaringan parut yang terbentuk di atas luka. Kemudian seiring berjalannya waktu luka akan samar dengan sendirinya.
Namun, dalam beberapa kasus jaringan parut ini tumbuh secara berlebihan, menebal dan mengeras yang disebut sebagai keloid. Keloid cenderung akan tumbuh lebih besar daripada ukuran luka aslinya. Meskipun tumbuh di daerah tubuh yang tertutup.
Bisa dibilang keloid ini sulit dihilangkan dan cukup mengganggu penampilan Mama.
Cek apa saja masalah keloid yang timbul setelah operasi caesar dari Popmama.com berikut ini.
1. Gejala dan bentuk keloid
Keloid terjadi akibat pertumbuhan berlebihan pada jaringan parut yang ada di tempat bekas luka sayatan.
Umumnya warna keloid sedikit lebih gelap dari warna kulit, menyerupai warna daging, mulai dari pink hingga merah tua.
Tekstur keloid terasa bergerigi dan lebih tebal dari kulit asli Mama.
Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan keloid ini pun bisa semakin besar hingga berbulan-bulan. Beberapa perempuan merasakan gatal yang luar biasa di area keloid.
Dilansir dari laman Healthline, keloid tidak membahayakan bagi kesehatan tubuh.
Hanya saja, Mama akan merasa jadi tidak nyaman, seperti nyeri saat ditekan, atau ada iritasi akibat gesekan pada pakaian.
Editors' Pick
2. Kondisi yang meningkatkan risiko keloid
Menurut American Osteopathic College of Dermatology, diperkirakan 10 persen orang mengalami keloid. Umumnya, perempuan yang berusia di bawah 30 tahun dan memiliki kulit berpigmen gelap, lebih rentan mengalaminya pada luka bekas operasi.
Selain itu, faktor genetik juga turut meningkatkan risiko terjadinya keloid.
Jika kedua orangtua kamu atau salah satunya memiliki keloid, ada kemungkinan kamu juga akan mengalaminya.
Menurut sebuah penelitian, gen yang dikenal sebagai gen AHNAK memiliki peran dalam menentukan siapa yang menurunkan bakat keloid dan siapa yang tidak.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki gen AHNAK kemungkinan cenderung lebih rentan mengalami bekas luka keloid daripada mereka yang tidak memiliki gen tersebut.