Perempuan Ini Nyeri dan Kesulitan Saat Buang Air Kecil Usai Melahirkan
Ini kisah perjuangan seorang Mama, merasa nyeri dan kesulitan untuk buang air kecil pasca persalinan
8 Mei 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melahirkan seorang anak memang memiliki banyak risiko. Itulah perjuangan luar biasa yang harus dihadapi seorang ibu yang akan melahirkan.
Banyak hal yang mungkin bisa dihadapi Mama setelah persalinan seperti risiko menahan rasa sakit, risiko mengalami komplikasi penyakit, hingga risiko kematian.
Rachel Ingram, seorang Mama asal Ashford, Kent, Inggris mengalami komplikasi kesulitan buang air kecil sejak melahirkan anak keduanya 5 tahun lalu. Mama dua anak yang berusia 26 tahun itu sempat diinduksi lima hari sebelum due date, dan bayi perempuannya harus ditarik keluar dalam persalinan darurat.
Mengalami Kesulitan Buang Air Kecil Pasca Melahirkan
Setelah melahirkan, Rachel kemudian mulai mengalami infeksi kemih berulang dan nyeri perut hebat, hingga membuatnya menjerit kesakitan selama 2 jam ketika buang air kecil. Ia juga mengalami gejala awal kesulitan buang air kecil, gejala yang sama seperti infeksi urin. Dokter kemudian memeriksa Rachel, dan ditemukan terdapat 2 liter cairan urin yang ‘terperangkap’ di dalam kandung kemihnya. Rachel didiagnosis mengalami Fowler Syndrome.
Kondisi tersebut membuat Rachel juga harus mengalami sepsis sebanyak 2 kali dalam 18 bulan terakhir. Sebelumnya, ia juga sempat pingsan karena rasa sakit yang hebat dan harus meminum 230 tablet obat selama seminggu untuk perawatan penyakitnya.
Karena kondisinya itu, Rachel terpaksa harus berhenti dari pekerjaannya. Ia hanya bergantung pada sang suami dalam merawat dan membantunya menjalani aktivitas sehari-hari. Rachel juga harus buang air kecil melalui selang yang terpasang di perutnya.
Editors' Pick
Jalani Operasi untuk Mengeluarkan Urin
Rachel akhirnya menjalani operasi darurat untuk mengeluarkan urin di dalam kandung kemihnya. Sejak menjalani operasi darurat, Rachel yang sebelumnya dalam keadaan sehat, sempat mengalami infeksi saluran kemih (ISK) berulang dan spasme kandung kemih, yaitu kondisi dimana kandung kemih terus berkontraksi dan menyebabkan keinginan mendesak untuk buang air kecil.
Dalam upaya untuk membuat fungsi kandung kemihnya kembali, Rachel dipasangkan alat pacu detak jantung atau ‘pacemaker’ pada pangkal tulang belakangnya. ‘Pacemaker’ kandung kemih tersebut akan mengirimkan sinyal listrik ke jalur saraf yang mengalir dari otak ke saraf di daerah punggung bawah, yang berfungsi mengontrol kandung kemih.
Namun, prosedur ini tidak berhasil dan menyebabkan Rachel harus mengalami kerusakan saraf di daerah kakinya. Akibatnya, ia harus menggunakan penopang ketika beraktivitas.
Selain itu, Rachel juga sempat tak sadarkan diri karena rasa sakit luar biasa akibat batu ginjalnya, yang terkait dengan Fowler Syndrome. Dia pun harus mengonsumsi antibiotik setiap harinya untuk mencegah ISK. Sungguh perjuangan yang luar biasa ya, Ma.