Kelahiran prematur adalah kelahiran bayi yang terjadi sebelum usia kehamilan menginjak 37 minggu. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kelahiran yang lebih awal dari waktunya ini. Penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu terjadi secara spontan dan berdasarkan keputusan medis.
Kelahiran Prematur Spontan
Kelahiran merupakan serangkaian proses yang rumit dan sering tidak dapat diprediksi. Pada kelahiran prematur yang spontan, persalinan tiba-tiba harus dimulai lebih awal dari yang ditentukan sebelumnya karena suatu hal darurat yang tidak bisa dihentikan oleh dokter. Hal ini biasanya terjadi tanpa direncanakan sebelumnya.
Persalinan prematur spontan ini menjadi penyebab sekitar dua pertiga dari semua kelahiran prematur.
Persalinan ini dapat ditandai dengan kontraksi persalinan yang khas atau terjadinya gangguan pada air ketuban ibu. Jika air ketuban ibu pecah sebelum 37 minggu, maka hal itu disebut pecah ketuban dini, yang tentunya mengakibatkan proses persalinan harus dilakukan segera.
Sayangnya, dokter biasanya tidak tahu persis apa yang menyebabkan Mama mengalami persalinan prematur. Seringkali, berbagai risiko yang dimiliki Mama bisa meningkatkan peluang terjadinya persalinan prematur.
Temui spesialis kandungan segera jika Mama berisiko tinggi mengalami hal ini!
Beberapa jenis infeksi hadir dalam banyak kasus kelahiran prematur spontan.
Segala macam peradangan sistemik atau infeksi dapat menyebabkan seorang ibu melahirkan bayinya lebih awal, termasuk infeksi di mulut (penyakit gusi), vagina, rahim, dan ginjal.
2. Masalah serviks
freepik
Serviks yang tidak cukup atau leher rahim yang pendek meningkatkan risiko kelahiran prematur, terutama jika Mama mengalami gejala persalinan sebelum tanggal due date.
Hamil dengan lebih dari satu bayi menyebabkan rahim menjadi terlalu panas, yang dapat menyebabkan persalinan lebih awal rentan terjadi.
Semakin banyak jumlah bayi yang Mama kandung, semakin tinggi risiko persalinan prematur.
7. Genetik
Freepik/prostooleh
Risiko melahirkan lebih cepat rentan terjadi jika orangtua atau saudara perempuan Mama pernah punya pengalaman melahirkan bayi prematur sebelumnya.
Dokter tidak yakin mengapa hal ini bisa terjadi, tetapi faktor genetik juga meningkatkan peluang seorang perempuan mengalami kelahiran prematur.
Kelahiran Prematur Akibat Ketentuan Medis Tertentu
Bagi kebanyakan perempuan, kehamilan hanya menyebabkan ketidaknyamanan ringan. Namun pada beberapa perempuan, kehamilan menyebabkan masalah kesehatan parah yang dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi.
Persalinan prematur ini diakibatkan oleh kondisi yang lebih kronis, dimana dokter mengawasi Mama dan bayi dengan ketat dari waktu ke waktu untuk memutuskan kapan waktu terbaik melahirkan bayi.
Dalam kasus tersebut, dokter mungkin akan memutuskan untuk melahirkan bayi lebih awal, bahkan jika tanda-tanda melahirkan belum muncul. Beberapa alasan medis paling umum yang mendasarinya adalah:
1. Preeklamsia
Pixabay/DanielReche
Preeklampsia adalah kondisi mengancam jiwa yang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi secara drastis dan terdapatnya protein dalam urin.
Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan kejang hingga berakibat mematikan. Obat-obatan dapat membantu, tetapi persalinan bayi adalah satu-satunya cara untuk mengatasi risiko preeklampsia.
2. Gangguan pada janin
Terkadang, janin mengalami gangguan selama kehamilan karena alasan yang mungkin tidak diketahui.
Masalah pada tali pusat, masalah dengan aliran darah, dan penyakit hati yang Mama miliki adalah beberapa penyebab gawat janin.
3. Pertumbuhan janin yang buruk
Pixabay/woodypino
Ada banyak alasan mengapa bayi tidak tumbuh dengan baik di dalam rahim.
Masalah plasenta, infeksi tertentu, kehamilan kembar, atau faktor genetik pada bayi dapat menyebabkan bayi mengalami pertumbuhan yang abnormal sehingga perlu dilahirkan lebih awal.
4. Abrupsi plasenta
Pada beberapa kehamilan, plasenta mulai terpisah dari uterus sebelum bayi lahir. Kondisi ini disebut abrupsi plasenta, yang dapat menyebabkan Mama dan bayi bisa kehilangan darah secara ekstrim sehingga berakibat fatal.
Dengan selalu mengikuti perintah dokter dan menghindari risiko kesehatan saat hamil, artinya Mama tidak hanya melakukan yang terbaik untuk diri sendiri, tetapi juga untuk bayi Mama.