Sembelit pada Bayi yang Disusui: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Jangan sepelekan sembelit pada bayi dan ketahui pengobatan yang tepat.
8 September 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sembelit biasanya terjadi pada bayi yang beralih dari minum cairan atau ASI ke makanan padat. Ini terjadi karena sistem pencernaan bayi tidak terbiasa dengan makanan padat.
Ini adalah kondisi umum yang terjadi pada bayi ketika tidak buang air besar selama lebih dari beberapa hari atau bahkan lebih dari seminggu. Meski demikian, masalah sembelit pada bayi tetap harus menjadi perhatian para orang tua agar tidak semakin mengkhawatirkan.
Berikut ini Popmama.com rangkum sejumlah informasi mengenai gejala, penyebab, dan pengobatan sembelit pada bayi yang disusui.
Jangan sampai terlewat ya, Ma
1. Ketahui sembelit pada bayi
Sembelit adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu. Setiap orang memiliki kebiasaan buang air besar yang berbeda-beda. Beberapa orang buang air besar setiap hari, sementara yang lain buang air besar setiap dua hari.
Namun, jika mengalami kesulitan atau jarang buang air besar, itu artinya kamu sedang mengalami sembelit.Ini adalah penyakit umum, tetapi jika tidak hilang selama lebih dari 3 minggu, itu adalah penyakit kronis.
Hal ini juga kerap terjadi pada bayi dan apabila tidak ditangani dengan cepat, akan membawa masalah yang lebih serius. Bayi yang sedang sembelit, biasanya akan mengeluarkan feses yang kering dan keras.
Bayi usia 0 hingga 4 bulan rata-rata membutuhkan buang air besar 3 hingga 4 kali sehari, sehingga Mama perlu memperhatikan kondisi fesesnya. Kotoran keras adalah tanda bahwa feses tinggal di saluran pencernaan bayi Mama lebih lama dari yang seharusnya.
Sembelit pada bayi yang disusui sebenarnya jarang, lebih sering terjadi pada bayi yang sudah mulai diperkenalkan dengan makanan padat dan susu formula. Namun, jika sembelit terjadi pada bayi di bawah usia 6 minggu, Mama perlu membawa sang bayi ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
Editors' Pick
2. Gejala sembelit pada bayi
Setiap bayi memiliki pola buang air besar yang berbeda. Beberapa memiliki gerakan usus yang lancar dan sering, sementara yang lain memiliki gerakan usus yang jarang dan lambat.
Gerakan usus bayi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ASI yang dikonsumsi bayi, aktivitasnya, dan kecepatan tubuh mencerna makanan.
- Walaupun terlihat sederhana, tapi Mama perlu mewaspadai tanda-tanda dibawah ini :
- Tidak ada sekali dalam seminggu, bayi yang disusui buang air besar. Batas normal buang air besar pada bayi 0-5 bulan adalah seminggu sekali.
- Feses lebih keras dari biasanya
- Terdapat darah pada feses bayi atau muncul bercak pada popok akibat robeknya dinding rektum bayi karena feses yang keras.
- Saat buang air besar, bayi terlihat kesakitan
- Bayi menjadi lebih rewel dari biasanya
Apabila dalam 2 minggu bayi tidak buang air besar, Mama perlu membawanya ke dokter sambil memerhatikan gejala lain pada sembelit ini. Seperti muntah, demam, berat badan turun, dan terdapat benjolan dan luka pada anus.
3. Penyebab sembelit pada bayi
Bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI bisa menjadi penyebab sembelit lho, Ma! Hal ini dikarenakan bayi stres atau adanya infeksi dari makanan yang dikonsumsi oleh Mama. Maka dari itu, Mama harus pastikan sang bayi mendapatkan ASI yang cukup agar tidak dehidrasi.
Dehidrasi atau kekurangan ASI dapat membuat feses menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan. Selain itu, bayi yang mengalami dehidrasi akan terlihat lebih lemah, lebih jarang buang air kecil, memiliki bibir yang kering, dan lebih sedikit menangis. Kondisi ini membutuhkan perhatian medis.
Kondisi lain yang bisa membuat bayi sulit buang air besar adalah bayi beralih ke susu formula. Karena susu formula mengandung kandungan protein yang berbeda, bayi mungkin tidak mentoleransi susu formula dan dapat menyebabkan sembelit.
Ada juga beberapa penyakit tertentu yang bisa menjadi penyebab sembelit pada bayi. Seperti alergi atau intoleransi makanan, hipotiroid dan gangguan sistem pencernaan dari lahir, seperti penyakit Hirschsprung yang menganggu sistem saraf pencernaan pada usus besar bayi sehingga feses tidak terdorong dengan baik dan menumpuk.
4. Pengobatan pada bayi sembelit
Apabila bayi terlanjur mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, Mama bisa lakukan hal berikut :
- Sering-seringlah memberi ASI agar bayi tidak dehidrasi
- Pijat perut bayi dengan lembut searah jarum jam dan ayunkan kaki bayi layaknya mengayuh sepeda dalam posisi telentang. Mama dapat menggunakan minyak telon agar bayi lebih tenang. Selain itu, minyak telon juga dapat memberi kehangatan pada bayi
- Ajak bayi untuk melakukan aktivitas gerak yang cukup untuk mendorong feses keluar lebih mudah
- Rajin mengganti popok bayi agar tidak ada bakteri yang menginfeksi anus bayi sehingga bayi tidak takut mengejan
- Mandikan bayi dengan air hangat agar pencernaan bayi bisa lebih rileks
Jika Mama sudah menerapkan cara-cara diatas dan bayi masih mengalami sembelit, atau bahkan semakin parah, segera periksakan bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang aman dan tepat.
Baca Juga:
- 7 Buah Pencegah Sembelit setelah Melahirkan
- 5 Sayuran Kaya Serat yang Bisa Meredakan Sembelit untuk Ibu Menyusui
- ASI Dukung Perkembangan Bakteri Baik untuk Bayi