Tips Mengelola Kenaikan Berat Badan yang Buruk pada Bayi yang Disusui
Perlu memerhatikan beberapa hal penting agar tumbuh kembang si Kecil maksimal
30 Juni 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melihat si Kecil tumbuh besar dan sehat adalah hal yang menggembirakan, apalagi bila pada tahapannya, si Kecil mengalami kenaikan berat badan yang cukup signifikan. Hal ini, bisa terjadi bila Mama rajin menyusui dan memiliki perlekatan yang baik.
Menyusui secara rutin adalah hal utama dalam memengaruhi tumbuh kembang bayi secara maksimal. Berat badan bayi juga akan bertambah seiring bertambahnya usia. Pada bayi yang baru lahir (1-4 minggu) berat badannya akan mengalami penurunan, namun akan kembali ke berat badan normal ketika memasuki usia 2 minggu.
Sementara, pada bayi usia 1-6 bulan, berat badannya akan bertambah sekitar 140-200 per minggu. Terkadang, berat badan bayi yang disusui akan bertambah lebih lambat dari yang seharusnya karena ibu tidak menghasilkan cukup ASI, atau perlekatan yang kurang baik saat sedang menyusu.
Untuk memberitahu apa saja yang harus diperhatikan Mama dalam proses tumbuh kembang si Bayi, Popmama.com telah merangkum tips mengelola kenaikan berat badan yang buruk pada bayi yang disusui. Cari tahu ya, Ma!
1. Menangis adalah tanda si Bayi terlambat disusui
Perhatikan pergerakan bayi. Biasanya mereka akan menunjukan gerakan seperti mengisap ataupun menjilat. Sering juga dengan menggerakan kepalanya sambil mengarahkan tangan ke area mulut. Dalam hal ini, Mama bisa langsung menyusui si Kecil selagi ia memberi isyarat tanpa harus menunggunya menangis.
Menangis adalah reaksi yang timbul ketika terlambat menyusu. Mencoba membuat bayi lebih lama di antara waktu menyusui dan sering menawarkan dot alih-alih payudara ketika bayi menunjukkan isyarat menyusu, sering dikaitkan dengan kenaikan berat badan yang buruk.
2. Disiplin waktu menyusui
Pada dasarnya, bayi akan bangun dan memberi isyarat untuk menyusu setiap 8 sampai 12 kali sehari. Namun, jika si Bayi punya frekuensi tidur yang sering ataupun lama, Mama bisa membangunkannya untuk disusui setiap 2 jam sekali di siang hari dan 3 sampai 4 jam sekali di waktu malam hari.
Membuat jadwal kapan bayi menyusu juga dapat memudahkan Mama untuk mengingat kapan waktu yang tepat dalam rentang 24 jam untuk menyusui si Kecil. Hal ini sangat berguna dalam peningkatan kenaikan berat badan pada bayi, lho!
Editors' Pick
3. Jangan membiarkan bayi tidur di waktu menyusu
Terkadang pakaian yang hangat atau bayi yang dibungkus dengan gedong membuatnya terlalu nyaman sehingga mengantuk. Ini yang akan membuat si Bayi tertidur lelap dan menghentikan isapannya.
Mama bisa memakaikan pakaian tipis dan menggantungkan selimut dari atas badan mama sampai menutup bagian atas badan si Bayi jika udara terasa dingin. Namun, jika bayi mama langsung tertidur, lakukan pijatan lembut pada payudara untuk mengeluarkan semburan ASI dan memicunya untuk kembali mengisap.
4. Pastikan bayi menempel dan punya perlekatan yang baik
Saat hendak menyusu, pastikan bibir bayi melebar ke luar seperti "bibir ikan". Dagu menempel payudara, pipinya harus cembung, lidah harus berada di bawah payudara mama, dan badan si Kecil menghadap ke tubuh mama.
Hindari "beralih menyusui". Artinya, menyusui di satu payudara selama beberapa menit, lalu memindahkannya ke payudara lain kemudian kembali lagi.
Ini dapat mengganggu bayi untuk mendapatkan cukup hindmilk (air susu yang lebih creamy dan kaya kalori) yang didapat lebih banyak saat bayi menyusui berlanjut dengan satu payudara. Meski begitu, teknik ini terkadang dilakukan untuk merangsang bayi "mengantuk" untuk bangun dan mulai mengisap lagi.
5. Tetap menjadikan ASI sebagai makanan alternatif
Memberi ASI Eksklusif pada bayi adalah wajib demi tumbuh kembang yang optimal. Apabila Mama kembali masuk bekerja ataupun sibuk, cobalah menyempatkan waktu untuk memerah ASI untuk stok makanan si Bayi. Karena ASI sendiri adalah nutrisi terbaik untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan bahkan lebih. Untuk itu, mulailah memerah sejak masa cuti untuk dijadikan tabungan ketika Mama sudah mulai bekerja.
Frekuensi perah adalah 2 sampai 3 jam sekali yang semestinya cukup untuk memenuhi kebutuhan ASI tanpa harus mencari pengganti makanan apapun, seperti susu formula. Apabila stok ASI habis, donor ASI bisa jadi pilihan alternatif yang disesuaikan dengan karakteristik si Kecil.
6. Melakukan pumping rutin untuk ibu pekerja
Pumping adalah cara efektif untuk mengeluarkan ASI. Stimulasi mengisap dari alat pumping akan mengirim sinyal ke otak untuk memproduksi hormon prolaktin sebagai hormon penghasil ASI. Selain dengan alat pumping, Mama bisa lakukan pijatan secara manual. Banyak ibu menemukan bahwa mencoba pumping sebanyak 8 kali per hari dapat bermanfaat untuk suplai ASI mereka.
7. Rajin melakukan pemeriksaan berat badan si Kecil
Lakukan pemeriksaan berat badan bayi secara teratur dan sering sampai berat badan bayi mama bertambah pada tingkat yang memuaskan. Mama bisa menyewa timbangan digital untuk memperkirakan bobot bayi sebelum dan sesudah menyusui yang tepat dan mengukur jumlah susu yang dikonsumsi bayi selama periode 24 jam.
Ini membantu, tetapi bayi makan dalam jumlah yang berbeda pada waktu makan yang berbeda selama periode 24 jam tersebut. Oleh karena itu, ahli laktasi merekomendasikan Mama untuk menyewa timbangan jenis ini sehingga dapat menimbang bayi sebelum dan sesudah berbagai pemberian makan.
Bergantung pada situasinya, disarankan agar Mama selalu mencatat berat badan harian atau mingguan si Kecil.
Demikian informasi mengenai tips mengelola kenaikan berat badan yang buruk pada bayi yang disusui. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
- Paham Teori Breast Pumping bagi Busui Pekerja agar Lancar MengASIhi
- 7 Cara Menurunkan Berat Badan setelah Menyusui, Sehat dan Langsing
- 10 Susu Ibu Menyusui untuk Menambah Berat Badan Bayi Terbaik