4 Cara Mempersiapkan Mental Calon Mama Jelang Persalinan
Bukan hanya kondisi fisik yang harus mama persiapkan jelang persalinan, tapi juga kesiapan mental
13 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untuk menjadi seorang mama, memang dibutuhkan mental yang kuat. Bahkan persiapan itu sudah harus dilakukan sejak sebelum si Kecil lahir.
Rasa takut saat akan melahirkan memang menjadi hal yang wajar. Maka dari itu dibutuhkan persiapan mental jelang persalinan.
Bukan hanya bermanfaat untuk sang ibu, namun kondisi mental yang kuat selama masa kehamilan akan membuat janin lebih sehat dan terlahir secara normal.
Ibu hamil juga tidak akan merasa tertekan saat melahirkan, sehingga seluruh proses kelahirannya akan berjalan lebih mudah dan lancar.
Kegiatan yang positif juga bisa membuat mama berpikir secara jernih. Maka saat masa persalinan sudah mulai dekat, ada baiknya mama mengikuti kegiatan-kegiatan positif untuk menghilangkan perasaan takut atau cemas yang berlebihan.
Misalnya dengan rutin melakukan olahraga ringan seperti senam hamil di rumah atau mengikuti kelas senam.
Selain membuat tubuh lebih bugar dan melatih otot-otot tubuh untuk menghadapi persalinan, ini juga akan meningkatkan kesiapan secara mental.
Lalu kegiatan apa lagi yang bisa menjadi persiapan mental jelang persalinan untuk Mama? Berikut rekomendasi Popmama.com
1. Menghilangkan ketakutan
Beberapa hal yang biasanya ditakuti oleh ibu hamil menjelang persalinan adalah rasa sakit proses persalinan, takut jika si Kecil terlahir cacat, atau bahkan meregang nyawa.
Lahirnya si Kecil di dunia merupakan kehendak dari Tuhan.
Jadi, pasrahkan semuanya kepada Tuhan apapun kondisi yang akan Mama alami setelah proses kelahiran kelak.
Dengan berpasrah diri, banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya, niscaya perasaan takut itu akan semakin berkurang.
Editors' Pick
2. Menjalin komunikasi dengan janin
Persiapan mental jelang persalinan juga bisa mama lakukan dengan terus mengobrol dengan orang-orang terdekat. Jangan biarkan diri Mama terdiam sendiri begitu lama, karena pasti akan berpengaruh pada kondisi mental.
Sebaiknya biasakan mengutarakan apa yang sedang Mama rasakan kepada suami atau keluarga, agar orang-orang terdekat menjadi lebih peduli dan memberikan perhatian.
Selain dengan keluarga dan orang terdekat, Mama juga bisa terus berkomunikasi dengan janin. Selain membuat mental lebih stabil, hal tersebut juga dapat menjalin kedekatan dengan janin sedini mungkin.