5 Fakta Ekstraksi Vakum, Memudahkan Persalinan Jadi Lebih Lancar
Sebaiknya mengetahui risiko dan manfaat prosedurnya, ya!
4 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama direkomendasikan untuk melahirkan bayi dengan ekstraksi vakum?
Persalinan vakum atau ekstraksi vakum adalah prosedur medis yang terkadang dilakukan selama persalinan pervaginam. Dokter menempatkan sebuah alat yang terdiri pegangan dan pompa vakum ke kepala bayi, ini untuk membantu membimbingnya keluar ke jalan lahir.
Pada umumnya, prosedur tersebut dilakukan saat ibu mendorongnya dan dilakukan selama kontraksi dimana ibu mengejan.
Namun agar lebih jelas, berikut Popmama.com berikan informasi 5 fakta mengenai ekstrasi vakum persalinan. Yuk, cek ulasannya!
1. Apa itu ekstraksi vakum persalinan?
Selama tahap ekstrasi persalinan, dokter akan secara aktif berusaha mendorong bayi keluar. Biasanya prosedur ini digunakan ketika ibu hamil tidak dapat mengeluarkan bayinya yang berlangsung berjam-jam.
Artinya, ekstraksi vakum adalah salah satu cara dokter dalam membantu ibu dan bayinya. Namun dengan ketentuan, yakni jika kondisi tertentu terpenuhi dan kepala bayi cukup rendah di jalan lahir. Termasuk sang bayi berada dalam posisi yang tepat.
Dimana ekstraksi vakum terdiri dari alat hisap yang dipasang pada pompa mekanis atau elektrik. Alat tersebut diterapkan ke kepala bayi dan pompa menarik saat ibu mendorong. Tapi ekstrasi vakum tidak selalu merupakan solusi yang dibutuhkan.
Editors' Pick
2. Kapan ekstrasi vakum persalinan diperlukan?
Ekstraksi vakum persalinan merupakan salah satu metode yang digunakan penyedia layanan kesehatan ketika bayi tidak keluar sendiri.
Dilansir dari Mayoclinic, ekstraksi vakum dapat dipertimbangkan jika persalinan memenuhi kriteria tertentu. Dimana serviks sepenuhnya terbuka, selaput ketuban telah pecah dan bayi telah turun ke jalan lahir lebih dulu tetapi kamu tidak dapat mendorong bayi keluar.
Bahwa ekstraksi vakum hanya direkomendasikan di klinik bersalin atau rumah sakit apabila dalam keadaan seperti:
- Sang ibu tidak mengalami kemajuan selama persalinan, mendorong dan tidak berkembang seperti yang diharapkan. Setelah jangka waktu tertentu, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan vakum untuk membantu.
- Jika detak jantung bayi tidak teratur atau dokter mencurigai adanya masalah, mereka mungkin memberi bantuan persalinan dengan proses ekstrasi vakum.
- Ibu memiliki masalah kesehatan. Pada kasus ini, dokter dapat merekomendasikan persalinan dengan bantuan vakum. Terutama saat memiliki kondisi medis tertentu, dokter mungkin mengizinkan mengejan tetapi hanya untuk waktu yang terbatas.
- Jika hamil kurang dari 34 minggu atau dalam keadaan lain, dokter mungkin menyarankan untuk tidak melakukan persalinan vakum.
Sementara persalinan dengan bantuan vakum tidak direkomendasikan jika:
- Bayi memiliki kondisi medis yang dapat memengaruhi kekuatan tulangnya.
- Kepala bayi belum bergerak melewati titik tengah jalan lahir.
- Posisi kepala bayi tidak diketahui.
- Bahu, lengan, bokong atau kaki bayi turun lebih dulu di jalan lahir.
- Ukuran bayi tertentu, mungkin tidak dapat masuk melalui panggul.
3. Apa saja potensi risiko dari ekstrasi vakum persalinan?
Bahwa persalinan normal pervaginam dapat terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya. Dalam kebanyakan kasus, ekstraksi vakum persalinan digunakan untuk menghindari kelahiran caesar atau mencegah gawat janin berkepanjangan.
Jika dilakukan dengan benar, persalinan dengan bantuan vakum menimbulkan risiko yang jauh lebih kecil. Tapi di sisi lain, ini juga menimbulkan potensi risiko yang mungkin terjadi. Termasuk:
- Nyeri di daerah antara anus dan vagina setelah melahirkan. Area kecil jaringan ini sangat sensitif dan sering meregang saat melahirkan. Tetapi biasanya membaik seiring waktu.
- Robeknya vagina saat melahirkan. Meski bisa menyakitkan, dokter dapat mengobatinya dengan jahitan yang bisa dilarutkan. Jika mengalami robekan, ketidaknyamanan hanya berlangsung beberapa minggu dan berangsur-angsur membaik seiring waktu.
- Masalah jangka pendek dengan buang air kecil. Terutama mengalami kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya atau buang air kecil.
- Gerakan usus yang tidak disengaja. Setelah persalinan dengan bantuan vakum, sebagian perempuan mungkin mengalami buang air besar yang tidak disengaja dan mungkin juga buang air kecil tanpa disengaja. Kondisi tersebut paling sering bersifat sementara.
- Vaginal tears.
- Pendarahan pasca persalinan.
Sementara juga terdapat potensi risiko pada bayi, diantaranya:
- Luka di kulit kepala mereka. Sebagai hasil dari persalinan dengan bantuan vakum, bayi mungkin mengalami pembengkakan di kulit kepala mereka, memberikan penampilan berbentuk kerucut. Biasanya pembengkakan akan berkurang setelah beberapa hari.
- Fraktur tengkorak. Bahwa penyedotan dengan bantuan vakum yang digunakan berpotensi mematahkan kepala bayi. Tetapi ini jarang terjadi.
- Pendarahan di dalam tengkorak. Kondisi tersebut adalah pembentukan darah di bawah kulit yang terbentuk ketika pembuluh darah di kepala bayi terluka. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari persalinan dengan bantuan vakum.
- Dengan ekstrasi vakum persalinan, ada juga peningkatan risiko bahu bayi tersangkut setelah kepala dilahirkan.
4. Cara mempersiapkan ekstrasi vakum persalinan?
Ingatlah, ekstrasi vakum persalinan diperlukan jika sang ibu atau bayi berisiko mengalami komplikasi kesehatan selama persalinan. Namun sebelum melakukannya, Mama perlu mempertimbangkan prosedur ekstraksi vakum. Dimana mungkin mencoba cara lain untuk mendorong kemajuan persalinan. Ini misalnya mungkin menyesuaikan anestesi untuk mendorong dorongan yang lebih efektif.
Sementara untuk merangsang kontraksi yang lebih kuat, pilihan lain mungkin menggunakan obat intravena. Biasanya versi sintetis dari hormon oksitosin (Pitocin). Dimana penyedia layanan kesehatan mungkin juga membuat sayatan di jaringan antara vagina dan anus (episiotomi). Tujuannya membantu memudahkan persalinan bayi.
Jika ekstraksi vakum tampaknya menjadi pilihan terbaik, dokter akan menjelaskan risiko dan manfaat prosedur dan meminta persetujuan Mama sekeluarga. Bahkan dokter juga bertanya tentang alternatif, biasanya melalui operasi caesar.
5. Berapa lama untuk pulih dari ekstrasi vakum persalinan?
Bagi Mama yang melalui proses ekstrasi vakum persalinan, mungkin bertanya mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih. Jawabannya adalah jika Mama tidak ada komplikasi serius, maka akan pulih secara normal selama enam minggu ke depan. Tapi Mama tetap disarankan mengelola rasa sakit dengan obat-obatan yang dijual bebas. Namun apabila ada jahitan, biasanya sembuh dengan sendirinya.
Dikutip dari my.clevelandclinic, jika bayi memiliki salah satu efek samping jangka pendek seperti memar dan penyakit kuning atau pembengkakan kulit kepala biasanya hilang dalam beberapa minggu ke depan. Berhati-hatilah untuk melindungi kepala bayi saat ia sembuh. Pastikan membawanya ke dokter dan melakukan pemeriksaan lanjutan.
Itulah kelima fakta mengenai ektrasi vakum persalinan. Jika Mama tidak sembuh seperti yang diharapkan, segera hubungi dokter.
Baca juga:
- 5 Fakta Mengenai Fetal Distress saat Proses Persalinan
- 5 Cara Mengubah Posisi Bayi Posterior ke Anterior Sebelum Persalinan
- 5 Risiko Masalah Medis dari Induksi Persalinan yang Sering Terjadi