5 Fakta Mengenai Fetal Distress saat Proses Persalinan
Selama persalinan, biasanya detak jantung janin akan dipantau.
2 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bahwa sebagian ibu hamil yang sedang melalui proses melahirkan mengalami fetal distress. Secara medis, ini menandakan sang bayi tidak dalam kondisi baik. Dimana mereka membutuhkan pemantauan lebih dekat. Bahkan mungkin perlu dilakukan operasi caesar untuk mempercepat kelahiran.
Umumnya dokter mengidentifikasi gawat janin berdasarkan pola detak jantung abnormal pada janin. Selama persalinan, detak jantung janin dipantau terus menerus. Pemantauan jantung janin melalui perangkat ultrasound doppler genggam setiap 15 menit.
Agar lebih jelas, berikut Popmama.com berikan penjelasan 5 fakta mengenai fetal distress saat proses persalinan. Yuk, cek ulasannya!
1. Apa itu fetal distress?
Bahwa fetal distress adalah tanda bahwa bayi tidak sehat. Itu terjadi ketika bayi tidak menerima cukup oksigen melalui plasenta. Jika tidak diobati, kondisinya dapat menyebabkan bayi menghirup cairan ketuban yang mengandung mekonium (kotoran).
Akibatnya, ini membuat sang bayi jadi sulit bernapas setelah lahir atau mungkin berhenti bernapas. Sedangkan gangguan janin terkadang dapat terjadi selama kehamilan, tetapi lebih sering terjadi saat proses persalinan berlangsung.
Meski demikian, fetal distress merupakan komplikasi persalinan yang jarang terjadi. Secara umum fetal distress dialami bayi ketika:
- Kehamilan berlangsung terlalu lama (postmaturitas)
- Komplikasi lain dari kehamilan atau persalinan (seperti persalinan yang sulit atau cepat) terjadi
Editors' Pick
2. Apa saja gejala fetal distress?
Ma, bayi yang berkembang dengan baik di dalam rahim akan memiliki detak jantung yang stabil dan kuat. Apabila terjadi perubahan detak jantung dan pola gerakan yang lebih lambat, kemungkinan mengindikasikan janin dalam keadaan gawat janin.
Sebenarnya fetal distress dapat diketahui melalui tanda dan gejala tidak normal yang dirasakan oleh sang ibu sebelum atau saat proses persalinan. Selain itu ada beberapa gejala dan tanda kondisi dari fetal distress, yakni:
- Gerakan janin berkurang secara drastis
- Merasa kram
- Pendarahan vagina
- Kenaikan berat badan yang berlebihan
- Pertambahan berat badan yang tidak memadai
- Terdapat benjolan bayi di perut ibu tidak berkembang atau terlihat lebih kecil dari yang diharapkan
Namun dalam kebanyakan kasus kecemasan ini tidak menunjukkan gejala gawat janin, maka Mama mungkin perlu mengunjungi dokter untuk memastikannya.
3. Apa saja penyebab fetal distress?
Ketahuilah, bahwa penyebab paling umum dari fetal distress adalah ketika sang ibu memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes atau penyakit ginjal. Ini lebih sering terjadi selama kehamilan berlangsung terlalu lama atau ditemukan komplikasi lain saat persalinan.
Namun terkadang, fetal distress terjadi karena kontraksi terlalu kuat atau terlalu berdekatan. Termasuk disebabkan oleh berbagai hal yang mendasarinya, mungkin diantaranya:
- Posisi bayi yang tidak normal
- Anemia
- Distosia
- Hipertensi akibat kehamilan (PIH)
- Kehamilan lewat waktu
- Masalah selama persalinan (misalnya persalinan lama, persalinan terhenti)
- Ruptur uteri
- Eklampsia atau preeklamsia
- Ekstraksi forceps atau vakum (bila disalahgunakan)
- Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR)
- Makrosomia (bayi yang sangat besar)
- Mekonium (dari tinja bayi) dalam cairan ketuban
- Oligohydraminos (kekurangan cairan ketuban)
- Solusio plasenta
4. Cara mendiagnosis fetal distress?
Secara umum fetal distress didiagnosis dengan membaca detak jantung bayi. Denyut jantung bayi biasanya dipantau selama persalinan untuk memeriksa tanda-tanda gawat janin.
Sementara diagnosis fetal distress juga dapat dipastikan melalui pemeriksaan kehamilan oleh dokter kandungan, sebelum atau setelah bayi dilahirkan. Berikut ada pemeriksaan yang dilakukan saat janin mengalami fetal distress:
- Cardiotocography (CTG). Langkah ini untuk melihat respons detak jantung janin terhadap pergerakan janin dan kontraksi rahim secara berkelanjutan.
- Pemeriksaan air ketuban. Tujuannya ntuk mengetahui volume air ketuban (amniotic fluid) dan mendeteksi mekonium atau tinja janin pada air ketuban.
- Pemeriksaan sampel darah bayi, untuk memeriksa apakah pH darah bayi berubah menjadi lebih asam akibat janin tidak mendapat cukup oksigen.
- USG kehamilan untuk melihat apakah pertumbuhan janin sesuai dengan usia kandungan
- USG Doppler untuk mendeteksi gangguan di aliran darah dan jantung janin.
- Pemantauan dengan fetal heart rate mendeteksi masalah yang berkaitan dengan detak dan ritme jantung, kadar oksigen dan banyak penyebab umum lainnya.
5. Bagaimana pengobatan dan pencegahan fetal distress?
Ma, bahwa janin yang didiagnosis mengalami fetal distress harus mendapatkan penanganan secepatnya. Dimana langkah pertama biasanya dokter akan memberi sang ibu oksigen dan cairan. Tetapi terkadang, posisi bergerak seperti memutar ke satu sisi dapat mengurangi tekanan bayi.
Ketika melakukan persalinan secara alami, maka beberapa obat diyakini bisa mempercepat persalinan atau memperlambat kontraksi. Namun terkadang bayi dalam keadaan fetal distress perlu dilahirkan dengan cepat. Tindakan yang dilakukan dokter meliputi:
- Pemantauan kondisi janin
Kondisi bayi fetal distress akan dimonitor secara saksama selama 1-2 jam setelah kelahiran, dan dilanjutkan hingga 12 jam pertama setelah kelahiran. Pemantauan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kondisi umum seperti gerak dada, warna kulit, tulang dan otot, suhu tubuh maupun detak jantung bayi.
- Resusitasi dalam rahim
Resusitasi intrauterin terdiri dari penerapan tindakan spesifik dengan tujuan meningkatkan pengiriman oksigen ke plasenta dan aliran darah umbilikalis. Tujuannya untuk membalikkan hipoksia dan asidosis. Resusitasi dalam rahim dilakukan sebagai pengobatan utama dalam mengatasi fetal distress.
- Persalinan segera
Persalinan segera dapat menjadi pilihan jika resusitasi dalam rahim tidak dapat mengatasi kondisi gawat janin. Kelahiran perlu diupayakan dalam 30 menit setelah kondisi gawat janin diketahui.
Sementara pencegahan fetal distress sendiri, yakni pemeriksaan kehamilan secara rutin berkontribusi akan membantu memantau kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mendeteksibkondisi janin. Termasuk mengetahui gangguan sejak dini dan kemungkinan terjadinya komplikasi.
Ma, demikianlah kelima fakta mengenai fetal distress saat proses persalinan. Yuk, bicarakan atau konsultasikan dengan dokter berpengalaman hari ini!
Baca juga:
- Yuk, Cari Tahu Penyebab Cephalopelvic Disproportion saat Persalinan!
- 5 Risiko Masalah Medis dari Induksi Persalinan yang Sering Terjadi
- Manfaat Utama Prenatal Gentle Yoga untuk Persalinan Lancar dan Nyaman!