5 Fakta Mengenai Psikosis Pasca Persalinan, Butuh Perhatian Segera
Dikategorikan sebagai jenis gangguan mental serius
24 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketahuilah, bahwa gangguan mood depresif setelah kelahiran bayi bisa menakutkan dan termasuk kondisi yang serius. Salah satunya psikosis, ini merupakan kondisi kesehatan mental yang jauh lebih jarang terjadi dan lebih memprihatinkan.
Gangguan mood memang dapat berkembang setelah melahirkan, sering kali membuat ibu baru merasa sedih dan cemas berlebih. Sementara psikosis dikategorikan sebagai jenis gangguan mental serius yang membutuhkan perhatian segera.
Baca terus untuk mengetahui 5 fakta lebih lanjut tentang psikosis pasca persalinan, sehingga seseorang bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan. Yuk, cek ulasan dari Popmama.com!
1. Apa itu psikosis pasca persalinan?
Hal yang perlu diketahui ibu batu, yakni psikosis pasca persalinan adalah bentuk penyakit mental yang sangat parah. Apalagi jika mereka memiliki riwayat dari gangguan bipolar atau episode psikotik sebelumnya.
Ketika perempuan mengalami psikosis pasca persalinan, maka penyakit kesehatan mental serius ini akan terjadi perubahan suasana hati yang harus diperlakukan sebagai keadaan darurat medis.
Kondisinya dimulai dalam dua minggu pertama kelahiran bayi. Sedangkan gejalanya sangat mengkhawatirkan dan dramatis. Dimana hal itu ciri khas dari kondisi psikosis dan sering kali dapat mengakibatkan cedera pada ibu atau bayi.
Editors' Pick
2. Apa yang menyebabkan psikosis pasca persalinan?
Sebenarnya, penyebab psikosis pasca persalinan sulit dijabarkan. Tetapi sering kali, perubahan fisik dan emosional kemungkinan berperan. Termasuk mengalami penurunan drastis pada dua hormon, yakni estrogen dan progesteron.
Sedangkan faktor lain yang dapat memicunya adalah saat ibu baru kurang tidur, cemas, gelisah atau merasa kewalahan dengan perawatan bayi. Bahkan juga ada beberapa penyebab yang berarti mereka lebih mungkin untuk mengembangkannya, diantaranya:
- Riwayat keluarga dengan masalah kesehatan mental, khususnya riwayat psikosis pasca persalinan dalam keluarga
- Diagnosis gangguan bipolar atau skizofrenia
- Kelahiran trauma atau kehamilan
- Mengalami psikosis postpartum sebelumnya
- Ibu baru yang kurang mendapat dukungan dari keluarga dan teman
- Memiliki hubungan yang bermasalah atau ada ya perubahan hidup yang tiba-tiba (kematian dalam keluarga, pindah ke negara baru, sakit, kehilangan pekerjaan, kesulitan uang)
- Kelahiran ganda
- Bayi yang lahir dengan masalah kesehatan atau kesulitan menyusui juga dapat berkontribusi
3. Apa saja gejala psikosis pasca persalinan?
Pada sebagian besar ibu baru, psikosis pasca persalinan terkait pada penyakit bipolar. Dengan demikian, gejalanya dapat menyerupai perubahan suasana hati yang ekstrem.
Dilansir dari Mind.org, gejala psikosis pasca persalinan biasanya mulai tiba-tiba dalam beberapa minggu setelah melahirkan. Jika kamu menderita psikosis pasca persalinan, kemungkinan akan mengalami campuran psikosis, depresi dan mania.
Sementara gejala psikosis postpartum juga meliputi:
- Insomnia
- Kebingungan
- Halusinasi seperti mendengar, melihat, mencium atau merasakan hal-hal yang tidak ada
- Delusi pikiran atau keyakinan yang tidak mungkin benar
- Berbicara dan berpikir terlalu banyak atau terlalu cepat
- Suasana hati manik
- Suasana hati yang rendah seperti menunjukkan tanda-tanda depresi, kecemasan, menangis hingga kurang energi
- Terkadang campuran dari suasana hati yang manik dan suasana hati yang rendah atau suasana hati yang berubah dengan cepat
- Merasa curiga atau takut
- Adanya kegelisahan
- Merasa sangat bingung
- Berperilaku dengan cara yang tidak sesuai karakter
- Iritabilitas
- Perilaku tidak menentu
- Agitasi
- Paranoid
Bahkan seorang ibu baru dengan psikosis postpartum, mereka mungkin memiliki pikiran obsesif tentang bayinya dan mengalami halusinasi. Meski tidak semua memiliki gejala yang sama, namun sangat penting untuk segera mencari bantuan.
4. Kapan harus mendapatkan bantuan medis?
Ingatlah, psikosis pasca persalinan adalah penyakit mental serius yang harus ditangani sebagai keadaan darurat medis. Kondisinya bisa menjadi lebih buruk dengan cepat. Bahkan dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayinya.
Apabila Mama berisiko lebih tinggi terkena psikosis pasca persalinan, penting untuk mendiskusikan kesehatan mental dengan dokter atau bidan. Mereka dapat membantu Mama berpikir tentang menilai dan merencanakan perawatan yang tepat.
Selain itu, dokter memutuskan bahwa merawat Mama di rumah sakit. Dimana langkah ini adalah cara terbaik untuk mendapatkan bantuan yang Mama butuhkan. Jika memungkinkan, Mama harus dirawat di unit ibu dan bayi (MBU). Di mana Mama bisa tinggal bersama bayi saat mendapatkan perawatan.
5. Bagaimana pengobatan psikosis pasca persalinan?
Mendakatkan perawatan di rumah sakit atau fasilitas rawat inap lainnya, ini sering kali merupakan bagian penting untuk psikosis pasca persalinan.
Lalu tim medis juga meresepkan obat antipsikotik, penstabil suasana hati atau obat penenang dapat diresepkan untuk mengendalikan gejala ekstrem. Sayangnya beberapa obat tersebut tidak cocok untuk menyusui.
Sedangkan pada kasus psikosis postpartum yang sangat parah, mungkin memerlukan terapi elektrokonvulsif (ECT) jika pengobatan tidak membantu. Dokter harus mendiskusikan pilihan ini dengan pasien, sehingga Mama dapat membuat keputusan bersama tentang perawatan terbaik.
Ma, itulah kelima fakta yang psikosis pasca persalinan. Penyakit ini dianggap darurat dan lebih serius daripada kasus baby blues.
Baca juga:
- Kenali Depresi Postpartum Usai Melahirkan dan Cara Mengatasinya!
- Ma, Ini Lho Perbedaan Depresi Postpartum dan Baby Blues
- Mengenal D-MER, Penyebab Ibu Menyusui Merasa Sedih hingga Depresi