5 Hal Tentang Kehilangan Air Ketuban Beberapa saat Sebelum Persalinan
Bahwa tubuh Mama sedang bersiap untuk persalinan
29 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bahwa saat tubuh bersiap untuk persalinan, serviks melepaskan gumpalan pelindung lendir transparan atau sedikit berdarah. Ini disebut mucus plug (air ketuban). Sedangkan air ketuban sendiri fungsinya pun guna mencegah bakteri atau infeksi memasuki rahim.
Namun ketika serviks bersiap untuk persalinan, maka akan kehilangan air ketuban. Kondisi tersebut adalah gejala normal dan umumnya keluar pada akhir kehamilan. Dimana sering disertai dengan keluarnya darah yang lebih gelap.
Nah, agar lebih jelas berikut Popmama.com berikan ulasan mengenai 5 fakta pecahnya air ketuban beberapa saat sebelum persalinan. Yuk, segera cek informasinya!
1. Apa itu air ketuban?
Mucus plug atau air ketuban adalah gumpalan lendir yang tebal di saluran serviks. Air ketuban pun bertindak sebagai penghalang pelindung antara vagina dan rahim. Termasuk melindungi janin dari cedera, membantu mencegah kompresi tali pusat dan memberikan ruang untuknya bergerak.
Biasanya ibu hamil akan kehilangan air ketuban saat serviks mulai melebar (terbuka) dan menipis (melunak dan tipis), yakni persiapan untuk persalinan. Terutama ketika kepala bayi turun ke panggul.
Jika air ketuban keluar tetapi persalinan tidak dimulai, tubuh akan menggantinya dengan lebih banyak lendir. Mama harus memantau diri sendiri untuk tanda-tanda seperti:
- Kram merupakan periode yang datang dan pergi selama beberapa hari. Mama mungkin merasakannya di perut atau punggung bawah.
- Tekanan panggul. Kondisinya saat bayi turun lebih rendah ke panggul, Mama mungkin merasakan tekanan yang meningkat.
- Kontraksi. Terjadi pengencangan rahim secara teratur yang menjadi lebih kuat dan lebih sering.
- Ketuban pecah. Dimana kondisinya kantong air bayi (kantong ketuban) pecah. Ini sering merupakan salah satu tanda terakhir persalinan. Mama harus segera menghubungi dokter.
Editors' Pick
2. Seperti apa air ketuban itu?
Ketahuilah, bahwa warna cairan air ketuban yang normal setiap saat dalam kehamilan adalah jernih atau berwarna kuning. Jika cairan yang terlihat berwarna hijau atau cokelat, biasanya menandakan bayi telah buang air besar pertama kali saat berada di dalam kandungan.
Umumnya cairan seperti putih susu atau bening dan konsistensinya mirip dengan putih telur. Cairan ketuban juga memiliki konsistensi yang lebih tipis daripada keputihan, mirip dengan urine. Namun tampilan, ukuran dan tekstur air ketuban setiap perempuan akan bervariasi. Berikut hal yang perlu diketahui:
- Air ketuban berserat, lengket dan bertekstur seperti jeli
- 1-2 inci panjangnya
- 1-2 sendok makan dalam volume
- Relatif tidak berbau
Mama mungkin tidak menyadari ketika air ketunan keluar karena mungkin terbiasa melihat keputihan yang banyak selama kehamilan. Untuk sebagian ibu hamil, mucus plug keluar secara bertahap selama beberapa hari dan hampir tidak terlihat. Sementara yang lain keluar sekaligus dalam gumpalan besar.
3. Kapan biasanya air ketuban bisa pecah?
Ma, jumlah cairan ketuban meningkat hingga sekitar 36 minggu kehamilan. Pada saat itu, maka mulai membuat sebanyak sekitar 1 liter. Selanjutnya jumlah cairan ketuban biasanya mulai berkurang. Dimana kantong ketuban pecah saat beberapa jam Mama akan melahirkan.
Dilansir dari Marchofdimes, terkadang kamu bisa memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan ketuban. Memiliki terlalu sedikit cairan disebut oligohidramnion dan memiliki banyak cairan disebut polihidramnion. Salah satunya dapat menyebabkan masalah bagi ibu hamil dan bayinya. Tapi dengan kondisi ini, kebanyakan bayi lahir sehat.
Namun sebagian perempuan tidak kehilangan air ketuban mereka sampai setelah 37 minggu kehamilan. Jika Mama kehilangan air ketuban lebih cepat dari 37 minggu kehamilan, hubungi dokter sebagai tindakan pencegahan. Hal ini terjadi karena serviks mulai melebar dan dilepaskan ke dalam vagina.
4. Berapa lama setelah pecah air ketuban persalinan dimulai?
Ketika menjelang persalinan, biasanya akan keluarnya lendir dan darah yang kental dan berdarah. Ini mungkin berwarna kecoklatan, merah muda atau merah cerah. Teksturnya pun tebal dan terkadang berserabut. Kondisi tersebut biasanya muncul bersamaan atau segera setelah air ketuban.
Dimana cairan berdarah terbentuk saat serviks melunak, menipis dan mulai melebar sebagai persiapan untuk persalinan. Sering kali lamanya waktu antara kehilangan air ketuban dan melahirkan dapat bervariasi. Dalam beberapa kasus, Mama mungkin akan melahirkan pada beberapa jam atau hari.
Dirilis dari Babycenter, ketuban pecah dini prematur atau prematur ketuban pecah dini berarti air ketuban pecah sebelum 37 minggu kehamilan. Kondisi yang lebih serius dapat menyebabkan persalinan prematur dan kelahiran. Ketika kantong ketuban pecah, itu pertanda bahwa persalinan akan segera dimulai. Jika persalinan tidak dimulai dalam 6-12 jam, risiko infeksi meningkat.
5. Apa yang harus dilakukan saat alami pecahnya air ketuban?
Ma, kehilangan debit air ketuban hanyalah satu tanda bahwa tubuh sedang bersiap untuk persalinan. Jika dokter mencurigai polihidramnion, maka tim medis akan melakukan USG janin.
Apabila hasil USG awal menunjukkan bukti polihidramnion, dokter dapat melakukan USG yang lebih rinci. Dokter akan memperkirakan volume cairan ketuban (AFV) dengan mengukur satu kantong cairan terbesar dan terdalam di sekitar bayi.
Dikutip dari Medicalnewstoday, perawatan akan tergantung pada penyebab kebocoran, serta usia, kesehatan dan perkembangan janin. Dokter merekomendasikan istirahat di tempat tidur dan menyarankan untuk tidak berhubungan seks. Saat mengalami infeksi, dokter meresepkan antibiotik yang aman dikonsumsi selama kehamilan.
Ma,itulah kelima fakta mengenai pecahnya air ketuan beberapapa saat sebelum persalinan. Biasanya disertai dengan sakit perut terus menerus atau sakit punggung.
Baca juga:
- 5 Fakta Pelebaran dan Penipisan Serviks saat Persalinan
- Begini Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Menjelang Persalinan
- 5 Fakta Mengenai Robekan pada Perineum Selama Persalinan Normal