Meski Jarang Terjadi, Cek Fakta Mengenai Preeklamsia Postpartum
Waspada, biasanya ditandai dengan tekanan darah tinggi!
20 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meski jarang terjadi, tapi dalam beberapa kasus bahwa preeklamsia bisa berkembang setelah melahirkan. Inilah yang harus Mama ketahui, dimana preeklamsia postpartum termasuk kondisi langka yang terjadi ketika memiliki tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine.
Biasanya kondisi preeklamsia serupa yang berkembang selama kehamilan dan sembuh dengan kelahiran bayi. Namun sebagian besar kasus preeklamsia postpartum terjadi dalam waktu 48 jam setelah melahirkan. Terkadang dialami hingga enam minggu atau lebih setelah melahirkan.
Agar lebih jelas, berikut Popmama.com berikan ulasan mengenai fakta preeklamsia postpartum. Yuk, segera baca artikel selanjutnya!
1. Apa itu preeklamsia postpartum?
Mungkin sebagian dari kamu bertanya mengenai apa itu preeklamsia postpartum?
Bahwa preeklamsia postpartum merupakan kondisi kesehatan serius yang muncul setelah melahirkan, bukan selama kehamilan. Hal ini ditandai dengan tekanan darah tinggi dan penumpukan protein dalam urine.
Dirilis dari Medicalnewstoday, preeklamsia tetap menjadi penyebab utama kematian terkait kehamilan. Ini adalah gangguan yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, penting mencari perawatan segera untuk gejala dan pergi ke ruang gawat darurat.
Apabila tidak diobati, kondisinya dapat menyebabkan stroke, kejang dan masalah lainnya. Artinya, preeklamsia postpartum termasuk kondisi langka yang dapat terjadi setelah seorang perempuan melahirkan.
Editors' Pick
2. Apa saja gejala dari preeklamsia postpartum?
Ketahuilah, preeklamsia postpartum bisa sulit dideteksi sendiri. Banyak perempuan yang mengalami preeklamsia postpartum tidak menunjukkan tanda atau gejala selama kehamilan. Bahkan diantara mereka mungkin tidak curiga bahwa ada yang salah ketika fokus pada pemulihan pasca persalinan.
Tekanan darah tinggi pun terkadang tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Maka sangat penting agar tim kesehatan memantau tekanan darah Mama di rumah sakit setelah melahirkan. Sementara gejala preeklamsia postpartum yang biasanya terjadi termasuk:
- Tekanan darah tinggi (140/90 mm Hg atau lebih tinggi)
- Terlalu banyak protein dalam urine (proteinuria)
- Sakit kepala yang sering kali parah
- Perubahan penglihatan, termasuk penglihatan kabur, sensitivitas cahaya dan kehilangan penglihatan sementara
- Sakit perut (terutama di bawah tulang rusuk di sisi kanan atas perut)
- Mual atau muntah
- Sesak napas
- Pembengkakan
3. Apa saja faktor risiko preeklamsia postpartum?
Perlu waspada, preeklamsia postpartum yang terjadi setelah kelahiran dapat mengancam jiwa. Ini kondisinya menyebabkan eklampsia, komplikasi yang melibatkan kejang, stroke, kerusakan organ dan bahkan kematian.
Namun dengan penanganan yang tepat, preeklamsia postpartum tidak harus membahayakan nyawa. Untuk alasan ini, maka sangat penting mencari perawatan medis segera dan mengetahui faktor risiko tertentu seperti:
- Kegemukan
- Memiliki diabetes gestasional atau diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang sudah ada sebelumnya
- Tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan
- Riwayat keluarga dengan preeklamsia postpartum
- Menjadi ibu muda di bawah usia 20
- Menjadi ibu yang lebih tua di atas usia 40
- Memiliki anak kembar atau banyak bayi
4. Apa yang menyebabkan preeklamsia postpartum?
Hal yang perlu diketahui, bahwa preeklamsia dan eklampsia didiagnosis dengan gangguan selama periode postpartum. Jika Mama memiliki tekanan darah tinggi setelah minggu ke-20, maka kondisinya berisiko lebih tinggi terkena preeklamsia postpartum.
Dikutip dari Webmd, dokter tidak tahu persis apa yang menyebabkan preeklamsia. Sayangnya tidak ada cara mencegah preeklamsia pada kehamilan berikutnya. Kamu dapat berolahraga, menjaga pola makan yang sehat dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Sementara pergeseran cairan yang terjadi setelah melahirkan, ini mungkin bisa menyebabkan peningkatan tingkat tekanan darah selama periode 3-6 hari setelah persalinan. Dokter akan menggunakan penilaian fisik, tes urine dan tes darah guna membantu mendiagnosis kondisi Mama.
5. Bagaimana cara mengobati preeklamsia postpartum?
Selama Mama tinggal di rumah sakit setelah melahirkan, tekanan darah dan tanda-tanda vital lainnya dipantau secara ketat. Jika dokter mencurigai Mama alami preeklamsia postpartum, doker mungkin melakukan pemeriksaan lebih cepat dari biasanya.
Dimana dokter akan menentukan tingkat keparahan kondisi Mama sebelum memberi rencana perawatan dan meresepkan obat oral untuk menurunkan tekanan darah. Mungkin salah satunya mengonsumsi magnesium sulfat guna membantu mengurangi kemungkinan kejang.
Namun apabila Mama mengalami hipertensi berat, dokter menentukan pengobatan seperti:
- Beta-blocker yang membantu mengurangi detak jantung.
- Vasodilator yang dapat membantu membuka pembuluh darah.
- Diuretik berfungsi membantu menghilangkan kelebihan cairan.
Jika gejalanya sangat parah, Mama perlu tinggal di rumah sakit untuk pemantauan.
Ma, itulah kelima fakta mengenai preeklamsia postpartum. Terkadang mungkin perlu berkonsultasi dengan ahli jantung.
Baca juga:
- Tekanan Darah Tinggi Pasca Melahirkan? Waspada Preeklampsia Postpartum
- 5 Fakta Retensi Plasenta saat Persalinan yang Bisa Kehilangan Darah
- 5 Fakta Retensi Urine setelah Melahirkan