Metode Induksi Persalinan yang Perlu Diketahui, Pahami Yuk!
Kontraksi membantu mendorong bayi keluar dari rahim
1 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama pernah mendengar induksi persalinan?
Bahwa alasan diperlukannya induksi persalinan biasanya jika tidak adanya kontraksi dalam dua minggu di luar tanggal jatuh tempo. Menginduksi persalinan adalah ketika penyedia layanan kesehatan memberi obat atau menggunakan metode lain. Dengan begitu, kontraksi membantu mendorong bayi keluar dari rahim.
Sedangkan persalinan harus diinduksi hanya saat adanya alasan medis. Jika kehamilan sehat, yang terbaik adalah menunggu persalinan dimulai dengan sendirinya.
Apabila dokter merekomendasikannya, lalu apa saja metode induksi yang bisa dilakukan? Simak informasi selengkapnya dari Popmama.com di bawah ini, yuk!
1. Pematangan serviks dengan menggunakan obat
Penyedia layanan kesehatan biasanya akan memberi obat yang disebut prostaglandin. Metode tersebut untuk membantu melembutkan dan mengencerkan serviks, sehingga akan terbuka selama persalinan.
Ibu hamil juga mungkin mendapatkan obat melalui mulut atau dimasukkan ke dalam vagina di rumah sakit. Dimana dokter dapat menggunakan obat yang disebut laminaria di vagina. Ini menyerap kelembaban dan mengembang guna membantu membuka serviks.
Pematangan serviks sering kali merupakan komponen pertama induksi persalinan. Paling umum digunakan kateter Foley digunakan untuk mengalirkan urine dari kandung kemih.
Ujung kateter memiliki balon dan menempatkan ujung Foley ke dalam serviks. Kemudian balon akan mendorong serviks terbuka dari waktu ke waktu.
Editors' Pick
2. Menggunakan obat oksitosin secara intravena
Sebenarnya induksi persalinan tidak selalu diperlukan. Namun dokter akan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk kesehatan umum sang ibu dan bayi. Sementara metode induksi selanjutnya bisa menggunakan hormon oksitosin.
Dilansir dari Medlineplus, oksitosin hadir sebagai solusi (cairan) untuk diberikan secara intravena (ke dalam pembuluh darah) atau secara intramuskular (ke dalam otot) oleh dokter. Biasanya diberikan dengan pengawasan medis di rumah sakit.
Dokter mungkin menyesuaikan dosis injeksi oksitosin selama perawatan, tergantung pada pola kontraksi dan efek samping yang dialami.
Dokter memberi obat-obatan untuk memulai kontraksi yang disebut oksitosin guna menginduksi persalinan. Ini mungkin membuat mengalami kontraksi yang sangat kuat, lebih sering dan menyakitkan daripada dalam persalinan alami. Namun beri tahu dokter jika Mama alergi terhadap oksitosin, obat lain atau bahan apa pun dalam injeksi oksitosin.