5 Peran Konsultan Laktasi bagi Ibu Menyusui
Tugas konsultan laktasi dapat melatih Mama untuk menyusui si Kecil, lho!
20 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ma, nenyusui adalah salah satu cara paling sehat untuk memberi makan bayi. Namun sayangnya, menyusui tidak datang secara alami untuk semua ibu baru. Nah, disitulah konsultan laktasi sangat diperlukan.
Tugas konsultan laktasi pun sangat beragam. Pada umumnya, mereka akan membantu mengarahkan ibu menyusui dengan benar. Bahkan termasuk menangani keluhan terkait menyusui.
Berikut Popmama.com informasikan 5 peran konsultan laktasiyang harus Mama ketahui. Yuk, cek ulasannya!
1. Mengajarkan posisi menyusui yang tepat
Perlu diketahui, bahwa konsultan laktasi atau spesialis laktasi adalah tenaga profesional keperawatan. Mereka memiliki peran yang membantu para ibu baru dalam usahanya untuk menyusui.
Umumnya, peran konsultan laktasi diperlukan selama beberapa minggu pertama kehidupan bayi. Terutama ketika mereka masih belajar cara menyusui dari payudara.
Mama dapat mengunjungi konsultan laktasi saat masih hamil atau setelah melahirkan. Dengan begitu, konsultan laktasi akan melatih Mama menyusui sang bayi baru lahir. Mereka juga mendampingi Mama dan mengajarkan posisi menyusui yang tepat.
Editors' Pick
2. Mengenalkan alat bantu menyusui
Bahwa seorang spesialis laktasi juga menawarkan dukungan, saran dan bimbingan kepada para ibu menyusui. Bahkan mereka juga berperan secara langsung saat kondisi bingung puting. Terutama jika menimbulkan dilema bagi sang ibu.
Dilansir dari My.clevelandclinic, konsultan laktasi adalah seorang profesional kesehatan yang mengkhususkan diri dalam menyusui. Konsultan laktasi membantu mengatasi puting yang nyeri, suplai ASI, posisi menyusui dan masalah menyusui umum lainnya.
Ini termasuk memberi pengenalan mengenai alat bantu menyusui seperti pompa ASI, botol susu hingga cup feeder. Bahkan konsultan laktasi menginformasikan cara menyimpan ASI perah yang benar agar tidak mudah basi.
3. Menangani keluhan terkait menyusui
Untuk beberapa ibu baru, menyusui bisa menjadi tantangan tersendiri. Salah satunya adalah mengalami puting yang menyakitkan dan kurangnya suplai ASI.
Apabila Mama tidak menghasilkan cukup ASI atau bayi yang menolak untuk menyusu, sebaiknya tidak berhenti mencoba. Di mana konsultan laktasi berspesialisasi dapat menangani berbagai keluhan dan memecahkan solusi pada ibu menyusui.
Artinya, peran konsultan laktasi akan membantu permasalahan yang sering dihadapi ibu menyusui. Terutama puting yang luka, berat badan bayi sulit naik dan ASI yang terlambat keluar.
4. Memberitahu kebutuhan nutrisi saat pemberian MPASI
Pengenalan dini untuk makanan pendamping meningkatkan risiko stunting, wasting dan underweight. Demi menghindari sang bayi memiliki frekuensi makan rendah, maka di sinilah peran konsultan laktasi.
Sebagian besar konsultan laktasi bersertifikasi khusus, mereka akan menawarkan bantuan. Terutama mengarahkan pemberian MPASI yang benar. Bahkan memberi informasi mengenai kebutuhan nutrisi yang direkomendasikan.
Tak hanya itu, konsultan laktasi juga memberikan saran dalam menghadapi bayi yang siap memperoleh MPASI seiring proses menyusui. Apalagi beberapa makanan berpotensi bahaya tersedak, jadi mereka akan memberitahu tekstur makanan yang tepat untuk perkembangan bayi.
5. Merancang keterampilan dan strategi makan pada bayi
Menyusui atau pemberian MPASI bisa jadi sulit, baik secara emosional maupun fisik. Langkah yang terbaik adalah menghadirkan atau mendatangi seorang konsultan laktasi.
Bahwa peran konsultan laktasi dapat menjadi sumber dukungan dan dorongan emosional. Terutama saat beberapa minggu pertama Mama mulai memperkenalkan MPASI saat menyusui.
Bahkan mereka juga memberikan keterampilan dan persiapan untuk orangtua merancang strategi makan bayi pada kondisi tertentu. Terutama bayi yang lahir dengan kebutuhan nutrisi berbeda seperti bayi prematur atau menderita kondisi tertentu.
Itulah 5 peran konsultan laktasi bagi ibu menyusui. Ma, sebaiknya pilihlah pakar laktasi yang sudah memiliki sertifikat atau kompetensi dan izin praktek dalam bidang ini.
Baca juga:
- Fakta Mengenai Perubahan Warna ASI saat Terinfeksi Covid-19
- 5 Pengganti Nasi untuk Sarapan Pagi Ibu Menyusui
- 7 Penyebab ASI Tidak Keluar setelah Melahirkan