Apa yang Terjadi Jika Ketuban Mama Pecah Sebelum Waktunya?
Pecahnya ketuban sebelum waktunya bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele!
22 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketuban pecah sebelum waktunya atau dikenal dengan istilah ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi yang terjadi ketika kantung ketuban pecah sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Lalu, apa yang terjadi jika ketuban pecah sebelum waktunya?
Ketuban yang pecah sebelum ada kontraksi dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Umumnya, KPD disebabkan oleh infeksi pada rahim akibat bakteri.
Menurut penelitian dari Science Lines, ketuban pecah dini dapat memicu persalinan prematur atau bayi lahir sebelum waktunya. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilannya agar risiko ini dapat dihindari atau diantisipasi lebih awal.
Yuk, simak ulasan lengkapnya dari Popmama.com di bawah ini!
Editors' Pick
Tanda-tanda Ketuban Pecah Dini
Bagi Mama yang hamil, terutama yang baru pertama kali, mungkin sulit membedakan antara pecahnya ketuban dan keluarnya air seni. Air ketuban dan air kencing memiliki warna yang serupa, yaitu bening kekuningan. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memahami perbedaan keduanya.
Menurut Babyologist, ketuban yang pecah akan keluar dengan cara menyembur atau mengucur, dan tidak bisa ditahan, berbeda dengan air seni.
Selain itu, ibu hamil juga akan merasakan sedikit lega ketika air tersebut keluar. Jika mengalami gejala seperti demam, perdarahan, atau kontraksi setelah ketuban pecah, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Bahaya Ketuban Pecah Dini
Pecahnya ketuban sebelum waktunya bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele. Jika ketuban pecah, cairan yang keluar harusnya berwarna bening kekuningan.
Namun, jika cairan tersebut berwarna merah atau hijau, itu bisa menandakan adanya infeksi dan harus segera ditangani di rumah sakit. Warna kehijauan atau coklat pada cairan ketuban menandakan infeksi yang sangat berbahaya bagi janin.
Bila kehamilan masih di bawah 24 minggu, peluang bayi untuk bertahan hidup sangat rendah. Namun, jika kehamilan sudah memasuki usia 30 minggu ke atas, peluang bayi untuk bertahan hidup bisa mencapai 95%.