Fakta Penting seputar Keguguran, Semua Bukan Salah Mama
Seringkali Mama merasa bersalah saat mengalami keguguran
2 April 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehilangan calon Bayi akibat keguguran adalah hal yang mungkin membuat Mama sangat terpukul. Kesedihan dan rasa bersalah mulai menghantui, terlebih jika Mama tidak bisa menemukan alasan mengapa hal ini terjadi.
Bagaimanapun, kesedihan adalah hal yang wajar. Namun tak seharusnya Mama terus menyalahkan diri sendiri dan tenggelam dalam duka berlarut-larut. Mungkin saja hal ini memang harus terjadi dan sama sekali bukan kesalahan mama.
Nyatanya, keguguran adalah kondisi yang kadang memang tak bisa dihindari. Bahkan dokter pun tidak selalu bisa menjelaskan penyebabnya. Berikut ini Pomama.com membagikan beberapa fakta tentang keguguran, yang mungkin bisa membantu Mama untuk terbebas dari kesedihan:
1. Mama tidak sendiri
Keguguran memang membawa dampak besar pada kondisi psikologis. Rasa bersalah dan kehilangan akan membuat terpuruk seolah tak ada orang lain di samping mama. Namun pahamilah bahwa Mama tidak sendiri.
Dilansir dari laman Very Well Family, keguguran adalah hal yang sangat umum terjadi. Sekitar 15-20 persen kehamilan di seluruh dunia berakhir dengan kondisi ini. Sebagian besar kasus dialami oleh perempuan dengan kondisi rentan. Namun karena berbagai alasan, siapapun bisa mengalaminya.
Penyebabnya Tak Selalu Bisa Dijelaskan
Selama ini, kondisi tubuh yang lelah dan kurang fit sering dianggap sebagai penyebab utama. Hal ini tak sepenuhnya salah. Namun Mama juga perlu tahu bahwa ada penyebab lain yang mungkin memicu keguguran.
Kematian janin di dalam kandungan bisa terjadi karena berbagai hal. Pada trimester pertama, penyebab paling umum adalah adanya kromosom yang abnormal.
Hal yang paling sering terjadi adalah trisomi, di mana ada satu atau lebih pasangan kromosom yang memiliki tiga duplikat. Kromosom sendiri normalnya berjumlah 46 (23 pasang).
Jika janin mengalami trisomi, jumlahnya akan lebih dari 46 sehingga akan memicu ketidaknormalan yang berakhir dengan keguguran. Kondisi ini terjadi secara random namun juga bisa karena keturunan.
Selain kromosom yang abnormal, penyebab lainnya adalah autoimun, kelainan hormon, masalah pada uterus atau serviks, infeksi, kelainan pada sistem pembekuan darah, dan masalah lain yang tak bisa dijelaskan.