Mengenal Mastitis dan Cara Mencegahnya pada Ibu Menyusui
Sebelum terjadi mastitis, cari tahu bagaimana mencegahnya Ma
3 Oktober 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mastitis - Mungkin sebagian dari Mama sudah mengetahui apa itu mastitis pada ibu menyusui, bahkan sudah mengalami seberapa sakit jika mastitis itu terjadi. Tapi apa sebenarnya mastitis?
Mastitis adalah infeksi yang menyebabkan peradangan payudara pada ibu menyusui.
Mastitis itu apa? Mastitis bukanlah penyakit menular, dan bukan juga penyakit yang membahayakan. Namun, apabila Mama terkena infeksi ini, tentu akan menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman, sakit yang teramat sangat pada bagian payudara, bahkan dapat menyebabkan Mama demam dan menggigil. Kebanyakan ibu menyusui yang mengalami mastitis, biasanya akan kesulitan menyusui, bahkan menjadi trauma menyusui.
Gejala yang Mama rasakan biasanya payudara mengeras dan membengkak, sakit saat disentuh, payudara berubah warna menjadi kemerahan, Mama merasa demam dan menggigil, bahkan yang terparah dapat keluar nanah dari bagian puting, atau terdapat benjolan di area getah bening sekitar ketiak.
Penyebab Mastitis
Mastitis biasa terjadi pada 1-2 bulan awal menyusui. Penyebab Mastitis paling sering adalah karena;
- Payudara yang tidak sepenuhnya kosong. Biasanya jika produksi ASI Mama berlebih, sedangkan si Kecil kapasitas menyusu lebih sedikit dibandingkan produksi susu, Mama harus memompa atau memerah sisa ASI untuk mengosongkan payudara. Jika tidak dikosongkan, dapat menyebabkan peradangan pada payudara atau mastitis ini.
- Terhambatnya ASI di saluran susu, tidak mau keluar. Hal ini biasanya dipicu karena stres, atau pemberian ASI yang tidak teratur. Jika biasanya Mama memberikan ASI setiap 2 jam sekali, saat di kantor dengan segala kesibukan, Mama tetap harus memerah ASI selama 2 jam sekali, bukan 4 atau 5 jam sekali. Hal ini dapat menyebabkan ASI terhambat di saluran susu dan membuatnya tidak mau keluar.
- Kulit sekitar payudara pecah-pecah dan menyebabkan bakteri masuk ke dalam saluran ASI. Banyak faktor yang menyebabkan kulit payudara dapat pecah-pecah, tapi paling sering karena masalah kulit seperti eksim.
- Tidak langsung menyusui setelah melahirkan. Ada beberapa orang tua yang menolak untuk langsung memberikan ASI kepada anaknya setelah melahirkan, mungkin karena tidak mau terlalu lelah atau merasa belum siap. Hal ini juga dapat menyebabkan mastitis.
Cara mencegah mastitis
Karena mastitis bukanlah penyakit, dan tidak bisa ditularkan, Mama tentu bisa mencegah infeksi ini sebelum terjadi.
Akan lebih baik mencegah sebelum hal ini terjadi, daripada terjadi dan dapat menghalangi Mama untuk menyusui si Kecil. Jika mastitis terjadi dan Mama harus melakukan pengobatan, kemungkinan Mama harus stop menyusui terlebih dahulu sampai pembengkakan berkurang atau hingga sembuh. Apalagi jika mastitis yang Mama rasakan sudah cukup parah dan mengeluarkan nanah, dokter kemungkinan akan menyarankan Mama untuk stop menyusui.
Tentu Mama tidak mau hal itu terjadi bukan? Jadi coba cek yuk, bagaimana cara mencegah mastitis pada ibu menyusui seperti yang telah Popmama.com rangkum berikut ini!
1. Menyusui si Kecil secara teratur bisa mencegah mastitis
Jika Mama sudah merasa payudara penuh, jangan tunggu si Kecil menangis atau meminta susu, bangunkan dan susuilah. Apabila Mama sudah masuk kerja kembali, lakukan pompa sesuai dengan jadwal menyusui Mama biasanya.
2. Kosongkan payudara
Bagaimana caranya tahu apakah ASI di payudara masih tersisa atau harus dikosongkan?
Ketika masih ada sisa ASI di payudara, Mama pasti akan merasakan payudara seperti penuh dan terisi. Jika payudara sudah kosong, biasanya payudara akan terlihat mengempes. Sebenarnya, pada ibu dengan kapasitas ASI yang normal, dan selalu melakukan direct breastfeeding pada bayinya, tidak perlu mengosongkan payudara dengan cara memerah.
Cukup susui si Kecil dengan jadwal biasa seperti 2 jam sekali atau 3 jam sekali.
Namun, ibu yang termasuk di kategori over supply, biasanya setelah menyusui, ASInya akan tumpah-tumpah hingga membasahi bra atau baju. ASI terus keluar dan tidak mau berhenti padahal Si Kecil sedang tidak disusui. Jika Mama merasakan hal tersebut, barulah Mama mengosongkan ASI dengan cara memerah atau memompanya supaya tidak menimbulkan mastitis.
3. Susui dengan seimbang
Mama juga harus bergantian menyusui, payudara kanan dan kiri secara seimbang. Jangan sampai si Kecil lebih sering menyusu di payudara sebelah kanan, dan payudara kiri terabaikan.
Jika Mama sudah sehabis menyusui sebelah kanan, sesi menyusui selanjutnya harus di payudara sebelah kiri.
Mama juga bisa mencatat sesi menyusui ini, jika Mama sering lupa sudah menyusui dari payudara yang mana.
Hal ini untuk mencegah hanya satu payudara yang aktif dan salah satunya terabaikan.
Editors' Pick
4. Perhatikan cara membersihkan puting
Setelah habis menyusui, jangan mencuci puting dengan sabun. Cukup basahkan handuk dengan air hangat, usap lembut, dan keringkan. Sabun dapat membuat kulit di sekitar puting menjadi kering dan pecah-pecah sehingga menimbulkan bakteri.
Jika Mama mengalami puting pecah-pecah, cobalah untuk mengompresnya dengan air hangat atau mengoleskannya dengan minyak alami seperti minyak zaitun atau minyak kelapa. Namun, jika ingin menyusui, lap lagi supaya minyak tersebut tidak tertelan oleh si Kecil.
5. Jangan tidur tengkurap
Meskipun sudah tidak hamil, pastikan selama masa menyusui Mama tidak tidur tengkurap. Tidur tengkurap dapat menekan payudara, dan dapat menghambat ASI.
Selain itu, cara menyusui dengan cara menidurkan anak di posisi dada sambil tidur terlentang juga terkadang dapat menekan payudara sehingga menghambat ASI.
Jika Mama merasa nyeri pada payudara, dan payudara mulai membengkak, cobalah cara lain dalam menyusui selain cara ini.
Setelah mengetahui penyebab dan cara mencegahnya, semoga Mama tidak sampai merasakan mastitis ya.
Apabila Mama terkena infeksi ini, jangan berhenti untuk menyusui, karena dengan menyusui akan membuat ASI yang terperangkap dapat keluar lagi, dan dapat mengurangi sakitnya.
Namun, apabila sakit tidak tertahankan, mintalah antibiotik pada dokter supaya proses menyusui dapat terus berjalan.
5. Membuat jadwal menyusui dan pumping
Perlu waktu bagi Mama untuk mengetahui sebanyak apa jumlah ASI yang diproduksi. Jika tidak diperhatikan dengan baik, maka produksi bisa membludak dan payudara terlalu penuh.
Inilah hal yang bisa jadi pemicu mastitis. Oleh karena itu, pastikan untuk membuat jadwal menyusui dan pumping. Mama bisa rutin menyusui bayi newborn setiap 2 jam sekali dan pumping di waktu yang mirip untuk menyeimbangkan produksi dan penampungan ASI.
6. Jangan lewatkan jadwal pumping
Setelah membuat jadwal pumping, ada saja alasan dan masalah yang terjadi sehingga sering terlewat.
Padahal, kelewatan jadwal pumping bisa membuat payudara sakit karena terlalu banyak ASI di dalamnya. Meski hanya sebentar, usahakan untuk tetap pumping, ya.
Jangan lewatkan jadwalnya juga.
7. Menggunakan pakaian yang nyaman
Saat menyusui, payudara menjadi cukup sensitif. Apalagi ditambah dengan mulut bayi yang juga bisa membuat puting lecet atau luka.
Inilah pentingnya memilih pakaian yang nyaman. Pilih bra menyusui dengan bahan yang lembut dan menyerap keringat dengan baik. Menggunakan bra dari serat bambu bisa jadi pilihan.
Menggunakan bra dengan bahan sintetis yang keras dan kasar bisa membuat puting tidak nyaman dan berujung mastitis.
8. Hindari memberi sabun pada payudara
Satu lagi hal yang perlu diperhatikan saat mandi adalah hindari menyabuni payudara terutama daerah puting.
Mama boleh saja menyabuni area lain, namun untuk puting, cukup dibasuh dengan air hangat dan dibersihkan perlahan dengan tangan.
Memberikan sabun pada puting bisa membuat puting kering dan menyumbat puting dan membuat mastitis.
9. Rutin mengganti bra atau nursing pad
Saat produksi ASI terlalu banyak, seringnya ASI sampai rembes dan membasahi bra. Untuk itulah Mama menggunakan nursing pad. Namun ternyata, nursing pad juga harus rajin diganti karena bisa menjadi pemicu mastitis.
Nursing pad yang kelewat basah bisa menyumbat puting dan berujung ASI tidak bisa keluar. Hasilnya, produksi ASI terus bertambah namun yang keluar hanya sedikit karena sulit.
Jadi, pastikan untuk rutin mengganti nursing pad dan mengganti bra jika sudah basah terlalu lama, ya.
10. Melakukan kompres dingin dan hangat pada payudara
Untuk memudahkan ASI keluar, Mama bisa rutin mengompres payudara dengan handuk hangat sebelum menyusui. Hal ini bisa menghindari kemungkinan terjadi mastitis.
Sedangkan pada saat setelah menyusui, IDAI menyarankan untuk mengompres payudara dengan handuk dingin. Hal ini berguna untuk memberikan rasa nyaman pada payudara Mama yang sedang nyeri dan bengkak.
Itulah yang perlu Mama pahami mengenai apa itu mastitis pada ibu menyusui atau infeksi yang menyebabkan peradangan payudara pada ibu menyusui. Semoga Mama terhindar dari mastitis ya!
Baca juga:
- Penting! Cara Menjaga Kesehatan Ibu Menyusui
- Ibu Menyusui Terinfeksi Virus Corona, Apakah Boleh Memberikan ASI?
- Rekomendasi Merek Bra untuk Ibu Menyusui