10 Langkah Keberhasilan Menyusui dari Rekomendasi UNICEF dan WHO
Faskes apa yang mendukung 10 langkah keberhasilan menyusui ini, ya?
7 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjelang persiapan kelahiran si Kecil, salah satu hal penting yang perlu Mama perhatikan adalah keberhasilan dalam menyusui. UNICEF dan WHO telah merekomendasikan 10 langkah kunci untuk memastikan kesuksesan menyusui di fasilitas kesehatan.
Rekomendasi ini bertujuan untuk memberikan dukungan optimal bagi Mama dan bayi, serta membantu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menyusui.
"WHO dan UNICEF merekomendasikan 10 langkah keberhasilan menyusui atau yang disebut Baby Friendly Hospital Initiative (BFHI) untuk diterapkan di fasilitas kesehatan. Rumah Sakit Kemang Medical Care sendiri telah menerapkan rekomendasi tersebut dan bersertifikat IBLCE Award, " jelas Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI dari RSIA Kemang Medical Care dalam video PEKAN ASI Sedunia 2024.
Lalu apa saja, sih 10 langkah keberhasilan menyusui dari UNICEF untuk Mama dan Papa yang sedang mempersiapkan kelahiran si Kecil? Yuk, baca terus di bawah ini dari Popmama.com!
1. Fasilitas kesehatan mengikuti kebijakan internasional
Dilansir dari UNICEF langkah pertama adalah mematuhi sepenuhnya Kode Pemasaran Internasional Pengganti ASI dan resolusi Majelis Kesehatan Dunia yang relevan. Kebijakan ini memastikan bahwa semua staf kesehatan mengetahui dan mengikuti pedoman yang sama, sehingga dapat mendukung Mama dalam menyusui secara konsisten.
"Pertama, mengikuti kebijakan internasional terkait kode termasuk pemasaran pengganti ASI atau air susu formula, termasuk di dalamnya memiliki regulasi terkait kebijakan laktasi dan panduan menyusui di fasilitas kesehatannya," jelas Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
2. Staf telah melewati kepelatihan
Semua staf kesehatan perlu dilatih dalam keterampilan yang diperlukan untuk menerapkan kebijakan menyusui.
"Yang ke dua, semua tenaga kesehatan terlatih untuk mendukung bimbingan menyusui," sambung Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
Pelatihan ini memastikan bahwa staf memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tepat untuk membantu ibu menyusui dengan efektif, mengatasi masalah menyusui, dan memberikan dukungan emosional.
3. Pemberian informasi kepada ibu hamil
Memberikan informasi kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan cara mengelolanya. Informasi ini mempersiapkan Mama sejak awal mengenai pentingnya menyusui dan bagaimana cara melakukannya dengan benar sehingga mereka merasa lebih siap dan percaya diri saat bayi lahir.
"Yang ke tiga, menginformasikan manfaat menyusui dan manajemen laktasi kepada semua ibu sedari hamil," sambung Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
4. Memberikan hak skin to skin bersama si Kecil setelah melahirkan (1 jam pertama)
Memfasilitasi kontak kulit ke kulit secara langsung dan tanpa gangguan serta mendukung Mana untuk memulai menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan.
"Yang ke empat, memfasilitasi proses kontak kulit antara ibu (dan bayi) seperti proses inisiasi menyusui dini segera, setelah lahir," sambung Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
Menyusui segera setelah lahir membantu membangun ikatan antara Mama dan bayi, serta merangsang produksi ASI awal (kolostrum) yang sangat bergizi dan penting untuk sistem kekebalan bayi.
Editors' Pick
5. Menunjukkan cara menyusui
Mendukung Mama untuk memulai dan mempertahankan menyusui serta mengatasi kesulitan umum. Ini membantu Mama memahami posisi dan pelekatan yang benar saat menyusui, mengurangi risiko masalah seperti puting lecet dan meningkatkan efisiensi menyusui.
"Yang ke lima, memberikan bimbingan laktasi terhadap ibu untuk memulai dan mempertahankan menyusu serta manajemen laktasi untuk mengatasi penyulitnya," sambung Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
6. Pemberian ASI ekslusif
Tidak memberikan bayi baru lahir makanan atau minuman apapun selain ASI, kecuali ada indikasi medis. ASI eksklusif memberikan semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk tumbuh dan berkembang dalam enam bulan pertama, serta melindungi mereka dari infeksi dan penyakit.
"Yang ke enam, bayi tidak diberikan minuman selain ASI, seperti susu formula kecuali ada indikasi medis dengan catatan telah dilakukan bimbingan menyusu," sambung Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
7. Rooming-in
Mempraktikkan rooming-in, memungkinkan Mama dan si Kecil tetap bersama 24 jam sehari. Rooming-in memperkuat ikatan ibu-bayi, memungkinkan Mama belajar membaca sinyal si Kecil untuk menyusui dan meningkatkan kesempatan untuk menyusui sesuai permintaan.
"Yang ke tujuh memfasilitasi ibu dan bayi untuk dirawat dalam satu ruangan atau kita sebut Rooming-in atau juga rawat gabung," sambung Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
8. Menyusui sesuai permintaan si Kecil
Mendorong Mama untuk menyusui si Kecil sesuai permintaan, bukan berdasarkan jadwal. Menyusui sesuai permintaan dapat membantu menjaga suplai ASI sesuai kebutuhan bayi, serta membuat si Kecil merasa lebih tenang dan puas.
"Yang ke delapan mendukung ibu untuk mempelajari dan merespon feedingcues dari bayi atau kita sebut responsive feeding," sambung Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
9. Memberikan informasi risiko pemberian dot dan empeng
Tidak memberikan dot atau empeng kepada bayi yang sedang disusui. Menghindari dot dan empeng mencegah kebingungan puting dan memastikan si Kecil mendapatkan cukup ASI dari payudara mama.
"Yang ke sembilan memberikan perhatian terhadap ibu akan bahaya dan resiko penggunaan botol, dot atau empeng," sambung Dr. Nadya Azzahra IBCLC, CIMI.
10. Mendukung Mama bergabung dengan komunitas menyusui
Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk Mama ke komunitas menyusui saat Mama sudah keluar dari rumah sakit atau klinik.
Kelompok pendukung menyusui memberikan dukungan emosional dan praktis kepada Mama, untuk membantu mengatasi tantangan menyusui dan berbagi pengalaman dengan Mama yang lainnya.
"Yang ke sepuluh, yang terakhir, memfasilitasi dukungan berkelanjutan terhadap ibu setelah pulang seperti home visit, jadwal kontrol dan anjuran untuk masuk komunitas grup mendukung menyusu," jelasnya.
Dengan memperhatikan hal tersebut, Mama bisa lebih yakin dalam memilih faskes yang mendukung 10 langkah keberhasilan menyusui dari UNICEF, sehingga pengalaman menyusui bisa berjalan lancar dan menyenangka hingga anak berumur 2 tahun.
Baca juga:
- Pekan ASI Sedunia 2024: Dukungan Menyusui untuk Semua Orang
- Rekomendasi Pemberian ASI untuk Jaga Kualitas Nutrisi
- Dampak Pemberian ASI Diselingi Susu Formula, Mama Wajib Tahu!