Husband Stitch, Jahitan di Vagina setelah Persalinan yang Menyakitkan
Dianggap sebagai hadiah untuk suami agar vagina tetap rapat
18 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah melahirkan pervaginam, biasanya perempuan mengalami robekan di bibir vagina. Normalnya, robekan tersebut akan dijahit seperti semula.
Namun ternyata, ada banyak praktek yang melakukan prosedur berlebihan. Tujuannya, untuk memberikan sensasi bercinta yang lebih 'rapet' untuk para suami.
Hal ini dinamakan husband stitch atau daddy stitch, yang biasanya dilakukan saat melakukan prosedur episiotomi. Banyak yang mengatakan hal ini hanyalah mitos, namun kenyataannya banyak juga yang mengalami hal tersebut.
Dampaknya pun besar untuk istri karena bisa menyakiti mereka setiap sesi bercinta.
Seperti apa detail dari husband stitch dan apa efeknya bagi perempuan? Popmama.com akan merangkumkannya untuk Mama.
Editors' Pick
1. Mengenal awal praktik husband stitch
Praktik husband stitch sudah dimulai sejak tahun 1950-an, demikian jika dilansir dari Medical News Today. Dokter yang menangani persalinan biasanya akan mengencangkan vagina dengan menambahkan jahitan di vagina dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hubungan seks dirinya dan pasangannya.
Selain mempertahankan ukuran dan bentuk vagina, husband stitch juga dipercaya bisa meningkatkan frekuensi orgasme dan meningkatkan kenikmatan suami saat berhubungan seksual, demikian jika dilansir dari Healthline.
Di Indonesia sendiri, masih banyak dokter yang melakukan praktik seperti ini. Meski tidak ada dalam prosedur wajib, namun beberapa dokter, terutama yang laki-laki, memberikan "hadiah" dengan tujuan memperbaiki hubungan seksual bagi pasangan tersebut.
2. Efek husband stitch pada mental perempuan
Dalam kondisi baru melahirkan yang sangat sakit dan melelahkan, perempuan diberikan "hadiah" yang sebenarnya tidak diperlukannya. Terlebih, hadiah ini bukan sepenuhnya untuk pihak perempuan, melainkan untuk pihak laki-laki agar kualitas seksualnya tidak berkurang setelah sang istri bertaruh nyawa melahirkan buah hatinya.
Belum lagi jika ternyata tindakan ini tidak sepenuhnya disetujui oleh pihak perempuan, tentu akan menimbulkan banyak efek negatif.
Menurut WHO, dokter perlu meminta persetujuan perempuan yang melahirkan sebelum melakukan episiotomi atau anestesi lokal terlebih dahulu.
Seorang ibu bernama Angela Sanford tidak menyadari dirinya mendapat husband stitch saat persalinan pertamanya. Saat pertama kali menyadarinya, ia menangis karena selalu merasa ada yang salah dengan jahitan tersebut, demikian dilansir dari Healthline.
Cerita lainnya, seorang ibu yang baru bersalin diinfokan akan mendapat husband stitch dan ia merasa sangat rendah diri. Bukan tanpa alasan, ia diinformasikan seperti itu saat merasakan sakit yang amat sangat, dalam keadaan sangat lelah, dan baru melahirkan seorang anak ke dunia.
Hal ini berpengaruh pada kestabilan mentalnya di kemudian hari. Belum lagi masalah fisik yang ditimbulkan oleh jahitan tersebut.