Menjelang libur akhir tahun, sudah banyak keluarga yang menyiapkan liburan. Lalu bagaimana kalau Mama hamil sudah mendekati waktu due date?
Ada tipe orang yang menyiapkan liburan dadakan, ada juga yang menyiapkan dari jauh hari, termasuk beli tiket promo dari setahun sebelumnya.
Tak sadar, ternyata waktu keberangkatan dekat dengan waktu due date Mama.
Daripada galau, Popmama.com bersama dr Cherysa Rifiranda, Sp.OG akan menjabarkan bagaimana tata cara liburan saat hamil.
1. Umur kehamilan paling aman untuk traveling
Pexels/Lisa Fotios
Sebenarnya, selama kehamilan Mama terbilang aman, maka liburan kapan saja tidaklah masalah. Menurut peraturan dari penerbangan AS, ibu hamil diperbolehkan terbang sampai umur kehamilan 36 minggu.
"Dari penerbangan di AS, ibu hamil boleh terbang sampai umur kehamilan 36 minggu untuk kehamilan tunggal dan sampai 32 minggu untuk kehamilan kembar," ujar dr Cherysa Rifiranda, Sp.OG dalam acara Bamed "Menjaga Tubuh Tetap Sehat pada Masa Libur dan Paska Libur", Kamis (15/12/2022) lalu.
Sedangkan waktu paling aman adalah sekitar 14-28 minggu.
"Karena di bawah 14 minggu itu kemungkinan risiko kejadian keguguran atau kehamilan ektopik lebih sering terjadi. Sedangkan di atas 28 minggu itu ibu berat untuk mobilisasi," ujarnya.
Editors' Pick
2. Cara bepergian yang disarankan
Freepik/Shutter2u
Ada banyak jenis cara traveling yang bisa dipilih, mulai dari naik mobil, pesawat, kereta, dan lainnya. Namun ada cara yang tidak disarankan.
"Tidak disarankan naik motor karena posisi tidak stabil dan rawan kecelakaan," Ujar dr. Cherysa.
Tak hanya motor, traveling di laut atau naik cruise pun sebaiknya tidak dilakukan. Sedangkan jika dengan bus, mobil, kereta masih diperbolehkan.
3. Traveling dengan pesawat
Freepik
Jika memang tetap harus traveling di dekat waktu due date, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika naik pesawat. Pertama, pastikan kamu boleh terbang oleh maskapai yang telah dipilih. Karena sebenarnya, masing-masing penerbangan punya kebijakan masing-masing.
"Di pesawat, pilih kursi di area lorong supaya mudah mobilisasi, bergerak setiap 1 jam sekali. Minum air putih cukup dan gunakan spray wajah agar kulit tidak kering," ujarnya.
Bergerak selama penerbangan berguna untuk mengurangi risiko penggumpalan darah yang berbahaya bagi ibu hamil dan juga janinnya.
4. Traveling dengan mobil
Freepik/dmytro_sidelnikov
Salah satu cara traveling yang banyak dipilih ibu hamil adalah naik mobil. Hanya saja, kamu tidak boleh solo traveling dengan mobil saat sedang hamil.
Usahakan memiliki teman perjalanan sehingga bisa membantu saat ada hal-hal emergency.
"Memakai seatbelt sangat penting. Pastikan bahu ter-cover dengan sempurna, melewati tengah dada, dan belt bagian bawah ada di perut paling bawah, dekat dengan lantai pelvis," katanya lagi.
Tak hanya itu, kamu perlu saring-sering berhenti di rest area untuk sekadar bergerak atau untuk buang air kecil. Jangan sampai menunda buang air kecil karena bisa meningkatkan kemungkinan terkena ISK.
Untuk baju, pilih yang nyaman, hindari yang ketat, bisa menyerap keringat dan pilih juga pakaian dalam yang nyaman digunakan dalam waktu lama.
Sedangkan camilan, pilih makanan yang sehat seperti kacang, buah, dan sering minum air putih.
5. Traveling dengan kapal
Pexels/George Desipris
Sebenarnya, moda transportasi yang satu ini tidak disarankan untuk liburan ibu hamil, baik saat masih di trimester pertama, kedua atau ketiga.
"Naik kapal seperti cruise itu tidak dianjurkan untuk kandungan di atas 28 minggu karena jika ada hal-hal emergency maka butuh waktu untuk merapat ke daratan," kata dr. Cherysa.
Sedangkan untuk ibu hamil di trimester pertama tidak disarankan karena gerakan di kapal bisa meningkatkan mual dan muntah. Malah bisa makin parah.
Itu dia beberapa anjuran jika ingin traveling saat sedang hamil, apalagi dekat dengan due date. Selamat liburan, selalu hati-hati, ya!