Usai melahirkan, seorang Mama memiliki kewajiban untuk menyusui bayinya. Menyusui ternyata dapat memberikan efek pada kesehatan mental seorang Mama.
Sebagai orangtua baru, mungkin saja Mama mengalami naik turunnya emosi. Hal tersebut wajar karena adanya perubahan hormonal dan kurangnya jam tidur. Bingung saat memilih makanan untuk si Kecil juga dapat memengaruhi kesehatan mental Mama lho!
Saat menyusui, Mama akan merasakan hal positif ketika kebutuhan asi si Kecil sudah tercukupi. Namun berbeda ketika menyusui di tengah malam dapat memicu perasaan negatif karena terganggunya waktu tidur.
Nah, sebenarnya apa hubungan menyusui dan kesehatan mentalbagi ibu menyusui?
Dilansir dari laman PsychCentral, Popmama.comakan merangkumnya dalam ulasan berikut. Simak yuk, Ma!
1. Cara menyusui memengaruhi kesehatan mental
Freepik/user18526052
Cara menyusui ternyata memengaruhi kesehatan mental ibu menyusui. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor diantaranya:
Cara memberi makan pada si Kecil
Memiliki masalah dengan persediaan ASI
Mama atau bayi memiliki kondisi medis yang membuat menyusui menjadi sulit atau tidak dianjurkan
Support dari orang terdekat
Tekanan akibat pergerakan payudara saat menyusui
Respons fisiologis
2. Efek positif dan negatif menyusui pada kesehatan mental
Freepik/prostooleh
Efek positif
Menyusui menjadi kesempatan untuk menjalin ikatan Mama dan si Kecil. Tak hanya itu, menyusui juga dapat meningkatkan kepercayaan diri Mama dalam keterampilan mengasuh buah hati. Menyusui bisa memberikan efek positif untuk kesehatan mental apabila:
Menyusui bayi secara eksklusif setidaknya selama 6 bulan pertama
Terus menyusui selama setahun
Memiliki persediaan ASI yang cukup
Mendapat dukungan baik di rumah maupun di tempat kerja
Saat menyusui, ada pelepasan bahan kimia yang disebut oksitosin. Hal ini dapat mengurangi stres dan meningkatkan tenang bagi Mama.
Oksitosin juga dapat membantu menjalin ikatan dengan bayi dan meningkatkan perasaan kasih sayang antara Mama dan si kecil.
Efek negatif
Bagi Mama yang tidak dapat menyusui karena alasan tertentu, hal tersebut mungkin berdampak negatif pada kesehatan mental seorang Mama.
Beberapa diantaranya menghadapi keadaan disforia yang intens segera setelah menyusui.
Hal ini dikenal sebagai refleks ejeksi susu dysphoric (D-MER) atau disforia. Disforia mungkin terkait dengan reaksi tubuh terhadap hormon yang dikeluarkan oleh menyusui. Disforia ditandai dengan rasa ketidakbahagiaan, rasa gelisah dan frustrasi.
Sementara studi kasus pada tahun 2018 menunjukkan bahwa emosi ini biasanya hilang dengan cepat setelah bayi selesai makan, beberapa orangtua mungkin takut dengan perasaan ini.
Editors' Pick
3. Manfaat psikologis menyusui
Freepik/jcomp
Menyusui bermanfaat bagi kesehatan mental Mama dan si Kecil. Manfaat psikologis bagi Mama diantaranya meningkatkan perasaan kasih sayang, ikatan dengan si Kecil, dan mengurangi stres.
Sedangkan untuk si Kecil, manfaat psikologis diantaranya meningkatkan kinerja kognitif, mengurangi rewel selama masa bayi, menurunkan tingkat stres dan perilaku menghindar, meminimalkan risiko depresi berat yang lebih rendah di masa dewasa.
4. Hubungan menyusui dan depresi
Freepik/Drazen Zigic
Ma, mungkin tugas menyusui si Kecil seringkali menguras tenaga. Bahkan bagi beberapa ibu menyusui ada yang mengalami gangguan psikologis. Namun, apakah menyusui dapat memicu depresi?
Beberapa ibu menyusui, menyusui mungkin dapat berpengaruh pada perasaan seperti murung, kewalahan, dan gelisah. Jika hal tersebut Mama rasakan, perlu diketahui bahwa perasaan ini tidak membuat Mama menjadi orang tua yang buruk.
Depresi Pascapersalinan (PPD) dan Menyusui
Mungkin ada hubungan yang kompleks antara menyusui dan depresi pascamelahirkan (PPD). Sebuah studi tahun 2014 menghubungkan depresi pascapersalinan dengan kemampuan untuk menyusui. Peneliti menemukan bahwa orang tua yang ingin menyusui dan mampu memiliki tingkat PPD terendah, tetapi mereka yang ingin menyusui tetapi tidak mampu memiliki tingkat PPD tertinggi.
Studi lain di tahun 2016 menjelaskan bagaimana depresi pascapersalinan dapat berkontribusi pada seseorang yang memutuskan untuk berhenti menyusui lebih awal. Beberapa faktor dapat menyebabkan stres dan depresi bagi orang tua yang menyusui.
Kurangnya produksi ASI juga dapat menyebabkan stres bahkan depresi pada ibu menyusui. Beberapa ibu menyusui berusaha meningkatkan produksi ASI. Kurangnya jam tidur karena menyusui si kecil secara eksklusif juga dapat memicu stres pada Mama.
5. Hubungan penyapihan dan kesehatan mental ibu menyusui
Freepik/freepik
Saat menyapih si kecil, Mama mungkin mengalami perubahan kesehatan mental. Hal tersebut dikarenakan perubahan kadar hormon yang mungkin saja dialami seorang ibu menyusui saat berhenti menyusui. Perubahan kadar hormon tersebut dapat memicu kecemasan, depresi, perubahan suasana hati, dan kesedihan.
Lalu, bagaimana hal tersebut memengaruhi si Kecil?
Menyusui memberikan dukungan emosional kepada si Kecil. Saat menyusui, sentuhan dan pelukan Mama membuat si Kecil merasa aman dan terlindungi.
Saat Mama menyapih, mungkin si Kecil mengalami stres karena mereka tidak lagi mendapatkan banyak waktu berpelukan.
Nah, ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk membantu meringankan stres pada bayi saat mulai disapih, diantaranya:
Sering menggendong dan bermain dengan bayi
Memberikan dot
Melakukan kontak kulit atau skin to skin
Membiasakan rutinitas waktu tidur yang baru
Memberikan cincin tumbuh gigi
Mengalihkan perhatian si Kecil saat mereka ingin menyusui
6. Cara mengatasi efek psikologis saat menyusui
Freepik/freepik
Menyusui dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, peningkatan stres.
Jika Mama merasakan hal tersebut, ada beberapa tips yang bisa Mama lakukan diantaranya:
Cobalah untuk mengabaikan kritik
Mama mungkin sering mendapat kritik dari keluarga maupun orang terdekat dalam cara menyusui. Jika sering dikritik karena menyusui, cobalah untuk mengabaikannya. Seorang Mama pasti tahu cara menyusui dan memilih makanan untuk si Kecil, jadi jangan terbawa komentar negatif dari orang lain ya, Ma!
Mengelola stres
Ada beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk mengelola stres diantaranya istirahat, berolahraga, melakukan latihan pernapasan dalam, berbicara dengan teman atau keluarga.
Memperbaiki waktu tidur
Kurang tidur menjadi masalah yang sering dialami seorang ibu menyusui, terlebih saat usia bayi 0 hingga 6 bulan. Untuk memperbaiki waktu tidur, Mama bisa melakukan tidur ketika si Kecil telah terlelap, menunda beberapa pekerjaan rumah dan beristirahat dahulu, meminta bantuan dari pasangan, keluarga, atau teman jika merasa kewalahan.