Apakah Ibu Menyusui Boleh Puasa? Begini Ma, Penjelasan dari Dokter!
Ketahui penjelasannya yuk, Ma!
23 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat memasuki bulan Ramadan, umat Islam di dunia diwajibkan untuk berpuasa sebagai sebuah ibadah. Tak jarang, ibu hamil dan ibu menyusui pun tidak mau ketinggalan untuk berpuasa walau terhalang oleh keadaan.
Namun, jika sedang menyusui secara eksklusif dan ingin tetap menjalankan ibadah puasa berarti memerlukan energi ekstra. Apalagi saat ASI eksklusif menjadi satu-satunya nutrisi bergizi untuk si Kecil yang masih bayi.
Jika Mama masih bertanya-tanya ketika ingin berpuasa saat sedang memberikan ASI, kali ini Popmama.comsudah mewawancarai secara eksklusif dr. Sylvia Haryeny, IBCLC, konsultan laktasi dari Brawijaya Hospital Antasari.
Penasaran seperti apa? Disimak artikel tentang apakah ibu menyusui boleh puasa dari Popmama.com kali ini ya, Ma!
Editors' Pick
1. Bolehkah ibu menyusui puasa?
Ma, perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Saat berniat untuk menjalankan ibadah puasa ketika sedang menyusui, pastikan kalau kondisi kesehatan tubuh benar-benar mampu.
Untuk mengetahui bolehkah ibu menyusui puasa lebih akurat, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Tujuannya agar dokter pun mengetahui kesiapan mama dalam menjalankan puasa.
dr. Sylvia Haryeny, IBCLC, mengingatkan bahwa selama tidak merugikan diri sendiri dan bayinya karena puasa, maka Mama berhak menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan.
Selain itu, Mama selama puasa juga perlu memerhatikan bahwa perubahan urine dapat mengindikasikan kondisi kesehatan sebagai tanda dehidrasi. Kondisi ini perlu diperhatikan karena sangat memengaruhi jalannya puasa.
Jika asupan cairan selama bulan puasa tidak optimal dan mencukupi, tubuh akan terasa haus, lelah hingga pusing. Perlu diketahui bahwa inilah yang menjadi tanda awal-awal dehidrasi.
Untuk itu, harus bijak dan mengetahui tabel warna urine yang bisa didapatkan informasinya dari berbagai sumber. Melalui tabel warna urine tersebut, Mama dapat mengetahui beberapa tanda dehidrasi selama bulan puasa seperti dehidrasi ringan, dehidrasi berat, atau bahkan tidak mengalami dehidrasi sama sekali.
2. Efek apa yang terjadi ketika puasa saat sedang menyusui?
Perlu Mama ketahui bahwa dr. Sylvia menjelaskan bahwa pada prinsipnya tidak ada efek langsung ketika harus berpuasa sekaligus menyusui. Baik dalam segi kualitas, maupun kuantitas terhadap produksi Air Susu Ibu untuk si Kecil.
Pernyataan ini pun diperkuat dengan sebuah penelitian yang mengatakan bahwa suplai ASI tidak akan menurun ketika harus melakukan puasa jangka pendek yaitu saat berpuasa makan dan minum kurang dari 24 jam. Kondisi ini dianggap aman, asalkan Mama tetap menjaga diri serta memenuhi cairan tubuh.
Tetap menjaga kesehatan diri sendiri ketika menyusui di bulan puasa memang harus dilakukan.
Mama perlu terhindar dari dehidrasi parah, sehingga dapat menurunkan suplai ASI. Harus disadari juga kalau puasa cukup memengaruhi kandungan biokimia atau nutrisi ASI sampai batas tertentu hingga waktu berbuka.
Saat pertama kali memulai puasa sekaligus memberikan ASI eksklusif tentunya akan ada adaptasi metabolik untuk memastikan produksi ASI tidak terpengaruh. Sebagaimana yang Mama ketahui bahwa banyaknya jumlah ASI yang dihasilkan saat memberikan ASI juga dipengaruhi oleh isapan bayi dan frekuensi ketika menyusui.
Mama yang sedang berpuasa perlu memastikan kecukupan cairan selama menjalankan ibadah di bulan Ramadan. Untuk itu, disarankan untuk mengonsumsi cairan ektra setelah berbuka puasa sebelum kembali melanjutkan berpuasa keesokan harinya.