5 Cara Memotong Tali Pusat Bayi Baru Lahir yang Wajib Diperhatikan
Pemotongan tali pusat bayi baru lahir tidak bisa dilakukan secara asal
20 Januari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memotong tali pusat menjadi momen yang sangat penting untuk kehidupan seorang bayi. Hal ini dikarenakan si Kecil pernah hidup bersama dengan tali pusat karena ia mendapatkan suplai makanan dan oksigen dari tubuh sang Mama, lalu diberikan kepada bayi.
Secara tidak langsung selama sembilan bulan di dalam perut, kehidupannya bersama tali pusat tentu sangat berarti. Pemotongan tali pusat ini dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang bisa terjadi setelah proses persalinan selesai, namun tak jarang sang Papa memiliki kesempatan juga untuk memotong tali pusat sendiri.
Royal College of Obstetricians and Gynecologist (RCOG) menyatakan bahwa terlalu lama membiarkan tali pusat tak terpotong selama berhari-hari dapat memicu berbagai risiko seperti infeksi pada plasenta, sehingga menyebar ke bayi melalui tali pusat.
Tak hanya itu, tali pusat yang biarkan begitu saja hingga berhari-hari dapat meningkatkan risiko bayi mengalami kelebihan bilirubin dan berisiko menyebabkan bayi menjadi kuning.
Perlu Mama ketahui bahwa kondisi ini dapat disebabkan karena adanya pasokan darah ekstra yang dapat diperoleh bayi melalui tali pusat.
Terkait tali pusatkali ini Popmama.com akan merangkum beberapa cara memotong tali pusat bayi baru lahir secara medis.
Penasaran seperti apa? Simak informasi di bawah ini ya, Ma!
1. Melakukan berbagai persiapan termasuk peralatan untuk memotong tali pusat
Ketika ingin melakukan pemotongan tali pusat tentu prosesnya tidak bisa sembarangan ya, Ma. Sama seperti tindakan medis lainnya, maka ada berbagai peralatan yang perlu dipersiapkan oleh dokter maupun bidan untuk memotong tali pusat yaitu:
- Klem penjepit
- Kapas pembersih
- Cairan antibakteri
- Alkohol sekitar 70 persen
- Kain kasa yang masih steril
- Pisau atau gunting untuk memotong tali pusat si Kecil
- Sarung tangan agar selama pemotongan tetap dalam keadaan steril
Semua peralatan yang telah dipersiapkan ini perlu dipastikan untuk selalu steril, sehingga meminimalisir terkena bahaya infeksi untuk mencegah si Kecil terkena infeksi.
Lalu usahakan tidak memotong tali pusat sebelum denyut dan sirkulasi darah terhenti dengan sendirinya. Secara umum, ini bisa terlihat dan bisa dipastikan sekitar 10 menit setelah bayi dilahirkan.
Pastikan aliran darah pada plasenta yang melalui tali pusat benar-benar terhenti sebelum dipotong.
Editors' Pick
2. Penggunaan klem untuk menjepit sisa tali pusat
Usai denyut dan sirkulasi darah terhenti, maka segera siapkan klem penjepit yang aman untuk bayi. Ini dapat digunakan untuk menjepit sisa tali pusat setelah melakukan proses pemotongan.
Sebelum dilakukan penjepitan menggunakan klem, pastikan tali pusat sudah terikat terlebih dahulu menggunakan kain. Ikatlah tali pusat dengan kencang, namun perlahan dan penuh hati-hati. Penjepitan atau pengikatan klem pertama ini bisa dilakukan dengan mengingkat tali pusat sekitar 6 cm.
Pastikan penggunaan klem harus dilakukan dengan hati-hati agar bayi pun tetap nyaman dan aman. Jangan sampai membuat tali pusat terpecah selama proses ini.
Lalu siapkan cincin tali pusat yang nanti akan diikatkan pada bagian ujung tali pusat serta ditempelkan nantinya.
3. Melakukan pengikatan kedua dengan aman dan hati-hati
Setelah dilakukan pengikatan tali pusat yang pertama, maka pengikatan kedua bisa dilakukan. Namun, ini perlu diperhatikan agar jarak dengan ikatan pertama tidak terlalu berdekatan.
Usahakan untuk buat jarak sekitar 5 hingga 6 cm dari ikatan pertama agar tidak terlalu menempel.
Kemungkinan adanya pendarahan saat tali pusat bisa terjadi selama proses pengikatan, sehingga perlu diperhatikan dan harus hati-hati meski sudah dilakukan pengikatan.
Baca juga: 5 Kelainan Tali Pusat Ini Berbahaya untuk Janin dalam Kandungan
4. Menggunakan cairan antibakteri untuk mencegah bakteri mengenai tali pusat
Cairan antibakteri seperti alkohol sangat diperlukan dalam proses pemotongan tali pusat ini. Tujuannya penggunaan cairan bakteri ini untuk dioleskan di antara klem dan tali pusat agar mencegah berbagai bakteri masuk atau bahkan mengenai tali pusat.
Setidaknya pemakaian antibakteri ini dapat membantu agar tali pusat pada bayi tetap dalam keadaan steril. Bahkan ini bisa membantu kondisi bayi terhindari dari ancaman infeksi kulit.
Baca juga:
5. Pemotongan harus tetap steril dan tidak boleh asal
Gunting atau pisau yang sudah disiapkan sebelumnya perlu direndam terlebih dahulu sekitar 5 menit. Gunakanlah cairan alkohol dengan kadar 70 persen sebelum benar-benar akan digunakan.
Penggunaan alat pemotong seperti gunting atau pisau juga perlu diperhatikan ketajamannya karena tali pusat memilik tekstur layaknya karet, sehingga jika kurang tajam akan mempersulit proses pemotongan. Ketika ingin memotong, cobalah menggunakan satu tangan dengan bantuan kain kasa karena tali pusat licin dan mudah sekali terlepas dari genggaman.
Penggunaan kain kasa ketika sedang memegang pun akan semakin memudahkan ketika ingin memotong tali pusat. Dilansir dari Very Well Family, perlu diingat bahwa tekstur atau kondisi tali pusat bayi berbeda sehingga usahakan tidak terlalu panik ketika selama proses pemotongan terasa sulit karena tali cukup tebal dan sulit dipotong
Selain itu, pemotongan tidak boleh asal karena tetap harus rapi di tengah-tengah ikatan serta jepitan yang telah dilakukan diproses sebelumnya. Perhatikan juga kebersihan dan cara memotong secara benar.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memotong tali pusat bayi baru lahir dengan ketentuan medis.
Baca juga:
- Menunda Pemotongan Tali Pusar, Selamatkan Ribuan Nyawa Bayi Prematur
- 7 Fakta Kesehatan Tentang Tali Pusar yang Wajib Diketahui
- 5 Keistimewaan Bayi yang Terlilit Tali Pusar, Percaya?